Kamis, 24 Juni 2010


A. Pelayanan Kebidanan di Belanda
Pelayanan kebidanan di Belanda memiliki keunikan tersendiri, karena merupakan gabungan dari budaya dan sistem. Keunikan ini membuat bidan mampu melakukan pendekatan kepada ibu dengan tidak meninggalkan profesionalismenya. Selain itu, sistem ini mempertahankan bidan yang memiliki otonomi penuh dari penyimpangan-penyimpangan yang mungkin terjadi. Sistem ini juga mendukung terhadap peningkatan kualitas tenaga bidan di Belanda.

Sejarah Singkat
Awal tahun 1970-an, angka persalinan di rumah berkisar 70%, dan pada masa ini pekerjaan tenaga bidan sangat berat dan pendapatannya rendah. Pada masa ini terdapat peraturan bahwa medis dan bidan harus mampu mengobservasi 15 persalinan selama pelatihan. Peraturan ini menimbulkan masalah, karena tidak mencukupinya jumlah persalinan yang ada di rumah sakit. Untuk mengatasinya, dibuatlah keputusan bagi bidan untuk mendapatkan akses ke rumah sakit dengan membawa ibu yang akan ditolong persalinannya. Situasi ini memberikan dampak yang menguntungkan bagi bidan, yaitu dapat meningkatkan statusnya serta pendapatannya. Akhir tahun 70-an, angka persalinan di rumah menurun drastis sampai dengan 35%.

Saat upacara kelulusan pada calon bidan, Prof. Kloosterman berpidato mengenai ”5 menit menuju tengah malam” yang artinya bahwa bidan di Belanda harus mampu mempertahankan statusnya dengan cara :
Mengikuti komunitas Internasional tentang kesehatan kelahiran dengan metode hospitalisasi untuk kelahiran
Memilih mempertahankan sistem kebidanan
Memperkuat sistem skrening dari prenatal yang menjamin kekuatan otonomi dari bidan mandiri

Pidato Prof. Kloosterman memberikan dampak yang besar bagi seluruh bidan dan menjadi inspirasi bagi bidan untuk menurunkan kelahiran di rumah. Bidan-bidan menjadi sadar, bahwa persentase kelahiran di rumah akan mempengaruhi seluruh sistem. Skrening yang berkesinambungan dan seleksi ibu hamil, serta bekerja dalam kelompok wanita sehat untuk mempertahankan status kesehatannya. Hal ini menyebabkan angka kelahiran tetap baik, bukan hanya karena penurunan persentase kelahiran di rumah saja tetapi didukung oleh skrening masalah pada wanita dan angka kejadian persalinan induksi dan operatif rendah. Inilah yang menjadi kekuatan dari sistem kebidanan Belanda.

Tahun1980-an merupakan masa kebangkitan bidan di Belanda. Bidan menjadi sangat militan, karena harus mempertahankan persalinan di rumah. Bidan-bidan banyak menghasilkan buku-buku dan video pengajaran yang dipublikasikan. Bidan-bidan ingin mengubah image ”pekerja keras, yang tidak mampu meningkatkan mutu ketrampilan dan pendapatan, serta tidak melakukan penelitian yang perlu”. Bidan mulai merambah area politik untuk meningkatkan pendapatannya dan memperoleh pengakuan terhadap pelayanan yang diberikan. Masa ini, The Active Birth berpindah di United Kingdom (UK) dan Michel Odent membantu memberikan ide dan bekerjasama dengan bidan, sehingga bidan dapat menunjukkan aspirasinya. Salah satu aspirasi bidan adalah posisi menolong persalinan dari posisi tidur menjadi posisi duduk. Selain itu, diperlukan sebuah penelitian besar untuk mendukung praktek kebidanan. Selama ini, penelitian banyak dilakukan oleh dokter obstetri saja, karena 100% persalinan di rumah sakit. Umumnya penelitian yang dilakukan merujuk terhadap berbahayanya persalinan di rumah.

Tahun 1990-an, merupakan masa pencerahan bagi profesi bidan dan membawa cara berfikir yang baru. Penelitian menunjukkan bahwa kelahiran di rumah sakit sangat rendah kualitasnya, oleh karena kelahiran di rumah sakit menunjukkan angka kematian perinatal yang sangat tinggi. Data-data nasional menunjukkan fakta yang merupakan pengumpulan data selama 15 tahun terakhir yang tidak dapat dipungkiri badan pengawasan berupa komite dokter obstetri dan komite bidan. Pada masa ini, kelahiran di rumah sakit mengalami penghentian.

Tahun 1990-an, angka persalinan di rumah meningkat kembali, tetapi persalinan yang ditolong oleh bidan mengalami penurunan. Penurunan pertolongan kelahiran oleh bidan mendapatkan kompetisi dengan dokter umum (general practisionaire). Pertolongan persalinan di rumah yang ditolong oleh dokter umum sekitar 17-19%, sedangkan persalinan yang ditolong bidan pada awal 1990-an hanya sekitar 6%. Keuntungan bagi para bidan, saat ini pemerintah lebih mendukung pelayanan yang diberikan oleh bidan dibandingkan pelayanan yang diberikan dokter umum. Hal ini tampak pada pemberian pendapatan yang lebih tinggi pada bidan yang melakukan pelayanan dibandingkan kepada dokter umum, dan adanya kebijakan bila dr.umum melakukan pertolongan sendiri maka jasanya akan dibayar penuh oleh ibu ( tidak ditanggung oleh pemerintah). Dampak keputusan pemerintah ini menyebabkan peningkatan pertolongan persalinan di rumah oleh bidan. Tahun 1943, pengakuan dikeluarkan pemerintah untuk mendukung bidan dan peraturan yang ditetapkan sejak tahun ini menjamin masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan yang terjamin baik.

Kelahiran di Belanda
Populasi Belanda adalah 15 juta, dan tiap tahun angka kelahiran sekitar 74.500. Total dari angka kelahiran, 46% ditolong oleh bidan, 8% oleh dokter umum dan 46% dibantu oleh dokter obstetri. Ada 1422 bidan yang telah terdaftar, 70% merupakan praktek mandiri, 15% bekerja sebagai bidan yang berpindah-pindah (for those on holiday or leave etc) dan 15% bekerja di kinik rumah sakit. Sebagian besar terlibat sebagai supervisi mahasiswa dalam pelatihan sebagai bidan atau dokter. Beberapa bidan memutuskan tidak mengambil spesialis dalam risiko tinggi pelayanan dan mereka bekerja secara tertutup dengan ahli obstetri.

Rata-rata kelahiran di rumah mangalami turun naik. Pada tahun 1997 adalah 31% dari semua kelahiran di rumah dan tahun 1998 keadaan ini meningkat menjadi 32,4%. Di Amsterdam, rata-rata mengalami kenaikan dari 18% pada 1995; menjadi 26% pada 1998. di Rotterdam, rata-rata mengalami kenaikan dari 19% pada 1995; menjadi 25% pada 1998.

Secara nasional rata-rata persalinan operatif mengalami kenaikan dari 8,5% pada 1993 ; menjadi 9,5% pada 1997. Forceps atau vacum rata-rata tetap sekitar 7,7% pada 1993; dan 78% pada 1997. Rata-rata kejadian epidural adalah 6% dengan keadaan nyeri hanya dengan pertolongan persalinan operatif. Kematian perinatal rata-rata pada 1997 adalah 8,1 per 1000 kelahiran hidup.

Perbedaan Budaya di Belanda
Di Belanda bidan termasuk juga profesi kesehatan sejak 1972, bersama dengan dr.umum, dokter gigi, farmakolog dan dokter obtetri . Bidan melakukan pelatihan selalu memiliki standar yang tinggi, dengan kriteria sangat ketat untuk masuk universitas, termasuk akademi tinggi dan mencapai karakter dan perilaku yang baik. Kriteria ini ditimbulkan dari seorang ibu yang memiliki kekuatan dan intelegensi dan ini digambarkan pada bahasa Belanda untuk "midwife" yang artinya "wise woman".

Tidak ada tradisi dari perjalanan kebidanan di Belanda dan ini berpengaruh besar pada ketetapan dan perkembangan dari pelayanan kebidanan. Adanya peraturan jika seorang klien tidak senang dengan pelayanan yang diberikan dari dokter dan bidan, dia dapat menyelesaikan pada komite khusus. Komite khusus ini terdiri dari bidan, ahli obstetri dan dokter umum yang melihat kembali kasus dan penelitian kesehatan. Kompensasi finansial tidak menjadi perhatian dan biasanya jika kesalahan dibuat yang diakui sebagai sesuatu yang biasanya terjadi maka bidan dan dokter akan menerima peringatan. Setelah tiga kali peringatan proses peradilan mungkin dimulai.

Pendekatan ini mungkin dilakukan karena dukungan sistem sosial di Belanda, yang mendukung penuh orang tua yang memiliki anak cacat terus memperoleh sistem asuransi nasional dan fasilitas masyarakat. Tidak ada kebutuhan yang menuntut dokter atau bidan untuk memperoleh gaji dari pelayanan ini. Ini merupakan pendekatan etis untuk ketetapan dari pelayanan kebidanan dan membawa yang terbaik pada pelayanan profesional yang diberikan pada masyarakat secara keseluruhan.

Kehidupan di Belanda berpusat di sekitar rumah. Rumah adalah istana dan keluarga adalah penting. Rata-rata ibu mempunyai anak pertama pada usia 29 tahun. Ibu mengurus karirnya akan berubah untuk menjadi ibu rumah tangga. Sebagian besar ibu mengambil paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Keadaan ini menunjukkan tingkat emansipasi di Belanda. Umumnya ibu lebih memilih mengusrus anaknya yang masih kecil dibandingkan dengan karirnya. Ibu akan kembali bekerja pada usia 40-an mempunyai keuntungan mendapatkan keterampilan dari keluarga dan masih ada waktu untuk mencapai posisi puncak di tempat kerjanya. Banyak anak mempunyai hadiah saat kelahiran dan ini membantu untuk menjalin keluarga bersama dan menurunkan ketakutan saat kelahiran.

Pusat Kelahiran Amsterdam
Pusat kelahiran didirikan tahun 1992. Ini terdiri dari dua grup dari empat bidan, mengerjakan bisnisnya dan membawa sekitar 800 ibu tiap tahun (pada 1998 bidan merawat 795 ibu : 495 primi dan 300 multi). Berdasarkan kehamilan sekitar 20% adalah menghubungi dokter dan lebih lanjut 15% menghubungi dokter selama kelahiran. Alasan utama untuk menghubungi dokter selama kehamilan adalah tekanan darah tinggi, postmatur (lebih dari 42 minggu), sungsang, kelahiran multi, kelahiran prematur, IUGR dan perdarahan. Selama persalinan alasan utama untuk menghubungi adalah tidak ada kemajuan pada kala dua, kemajuan yang lambat pada kala satu, cairan mekonium dan ruptur pada membran tanpa kontraksi.

Di negara ini, penggantian bidan selama mengobservasi suatu persalinan merupakan hal yang ditentang. Kecuali bila harus ada penggantian selama masa observasi ini karena adanya alasan sosial atau alasan pribadi. Penggantian ini dapat dengan sesama bidan, dokter umum atau dokter obstetri. Oleh sebab itu, banyak dokter obstetri bekerjasama dengan bidan dan terkesan tunduk dengan nasehatnya bidan. Suasana di Perguruan Tinggi mendukung dialog seperti ini dan mempertajam praktek dari keduanya. Dokter dan bidan sangat kontras dan sering terlihat interaksi yang berlawanan di negara-negara lain.

Salah satu hasil dari pendekatan ini adalah jika dokter yang tidak merawat wanita secara "woman friendly" akan dikesampingkan oleh bidan. Dokter-dokter yang bersikap tidak "woman friendly" akan dimasukkan dalam daftar hitam. Hal ini berdampak pada institusi rumah sakit yang harus mengeluarkan biaya lebih banyak untuk mengatasi klaim/keluhan pasien, klaim/keluhan dari bidan dan pelatihan yang ditujukan untuk perubahan prilaku tenaga medis.

Salah satu pendekatan pelayanan yang berfokus kepada pemberian pelayanan yang berkualitas kepada klien/wanita, maka dibentuklah sistem ambulans. Sistem ini ditujukan untuk keamanan dari kelahiran di rumah (not bom out by the facts). Jika ada kelahiran, maka ambulans akan dihubungi dan tiba dalam hitungan beberapa menit, sehingga bidan tidak repot membawa banyak peralatan.

Peran pemerintah yang lain adalah bidan tidak melakukan pelayanan pada ibu yang tidak termasuk wilayah kerjanya. Wilayah kerja bidan yang dimaksudkan adalah bahwa saat pelayanan di butuhkan oleh ibu di komunitas, bidan dapat segera datang dan tidak lebih dari 30 menit. Ini ditujukan agar pelayanan kebidanan dapat diberikan sesegera mungkin.

Woman Centre Care
“Persalinan yang aman adalah persalinan dengan intervensi yang seminimal mungkin baik bagi ibu dan bayinya”, ini merupakan pesan yang senatiasa ditekankan oleh para bidan. Oleh karena itu tempat kelahiran baik di rumah ataupun di rumah sakit bukanlah menjadi fokus utama. Hal ini dimengerti oleh para ibu dan memberikan kebebasan bagi ibu untuk menentukan pilihannya dalam pelayanan yang diberikan kepadanya.
Selama kehamilan, pemberian informasi secara mendetail mengenai kehamilan tidak dilakukan bidan, kecuali bila ibu ingin mengetahui jika bayi bertumbuh dengan baik, apakah ibu dalam keadaan sehat atau hal-hal lain yang perlu diperhatikan selama kehamilan .

Pada usia kehamila 36 minggu, terdapat komunikasi mengenai isu pratikal tentang kelahiran, bagaimana persalinan akan didiskusikan. Bidan yang dihubungi akan segera melakukan penilaian situasi dan memonitor keadaan bayi, memberikan kenyamanan, dan jika bidan akan pergi, mengarahkan ibu dan kembali pada pembukaan 8 cm.

Bidan melalui grup yang diseleksi oleh ibu berdasarkan pengetahuannya bahwa bidan ini memiliki kompetensi perawatan yang baik selama kehamilan. Tugas utama bidan selama persalinan adalah menjamin wanita menjalani persalinan sealami mungkin. Perlakuan individu adalah vital dan ibu membutuhkan bidan berada disampingnya selama persalinan berlangsung.

Pesan lain yang penting adalah tentang nyeri selama persalinan. Bidan tahu jika ibu dapat mengatasi nyeri dan mereka menginginkan nyeri. Hal ini dapat mengukur dari kebenaran dan kepercayaan diri pada bidan jika nyeri tidak normal, petidin akan diberikan. Petidin bukan sebagai "pain relief" tetapi lebih sebagai "labour de-inhibitor" yang memungkinkan ibu tidur sebentar sehingga mereka dapat mengatasi nyeri lebih baik. Bidan tidak dapat memberikan petidin dan mengirim ke rumah sakit akan diperlukan jika hal itu dapat diberikan oleh dokter. Ini akan mengecilkan hati jika digunakan.

Sikap terhadap nyeri ini sangat menentukan cara kelahiran diatasi di Belanda oleh bidan dan ahli obstetri. Lebih baik dimengerti jika obat diberikan untuk nyeri akan membahayakan bayi dan bidan mengatakan pada ibu dengan jelas. Ini berbeda cara berpikir, khususnya untuk ibu dari latar belakang budaya yan berbeda, digambarkan dalam cerita berikut ini :

Banyak ibu Amerika datang ke Belanda untuk melahirkan, khususnya mereka yang mempunyai rekan di Belanda. Satu bidan (Astrid Limburg) yang mendampingi ibu Amerika, pada 36 minggu, datang untuk tinggal di hotel di Amsterdam untuk menuggu kelahiran bayinya. Ibu mengatakan "Saya ingin melahirkan dengan cara seperti di Belanda, jadi tolong aku Astrid, khususnya jika saya mengalami nyeri maka saya ingin diperlakukan seperti ibu disini". Astrid menjawab jika mereka akan "go Dutch" seperti dia harapkan.

Persalinan dimulai dan dia menghubungi bidan untuk datang. Meskipun dia berteriak dengan keras (seluruh hotel akan terlibat) dia hanya 1 cm meluas. Dia berkata "Maaf, saya membuat kesalahan tentang semua di Belanda ini, saya ingin epidural!". Astrid memindahkannya ke air dan membuat beberapa saran tentang bagaimana menjadi lebih nyaman. Keluarga ibu juga mohon maaf untuk dirinya sendiri. Setelah itu, Astrid berkata "Saya akan pergi sekarang" dan ibu merasa terkejut, dia berteriak "Ini kejahatan bila meninggalkan saya!". Bagaimanapun, sebaliknya "Kita pergi ke Belanda sekarang dan saya selalu pergi pada saat demikian. Anda dapat melakukan dengan baik, segalanya adalah baik. Ini adalah jutaan dari ibu Belanda melakukannya dan anda juga begitu". Dia juga menyarankan jika suami seharusnya pergi untuk berjalan ke taman.

Empat jam kemudian keluarga menghubungi bidan dan ketika Astrid datang dia menemukan ibu penuh keleluasaan. Dia mengalami kelahiran setengah jam kemudian dengan seorang bayi laki-laki yang cakep. Keesokan harinya selama kunjungan postnatal, ibu menjelaskan kelahiran merupakan pengalaman yang luar biasa, Astrid mengatakan jika setelah dia dan keluarga harus tinggal, dia tetap di air dan mengatakan sejak bidan pergi dia merasa baik. Ini memberinya percaya diri sangat besar, jadi dia melupakan bidan dan fokus pada persalinan. Dia merasa lengkap dengan kejutan ketika dia ingin meneran.

Cerita ini menggambarkan filosofi dasar bidan untuk nyeri dan peran bidan selama kelahiran. Ini sangat penting untuk memberi pesan kuat pada ibu dan tentu saja, sistem di Belanda secara total mendukung program ini.
Cara lain dalam mempromosikan kelahiran di rumah ini adalah mengatakan jika persalinan di rumah ibu akan merasa lebih baik dan dan keputusan bila tinggal disana atau pergi ke rumah sakit persalinan akan menjadi berkembang. Dengan cara ini ibu menjadi lebih baik keduanya ibu dan bayi dan jika dikirim ke rumah sakit bila perlu kemudian ahli obstetri datang secara khusus (dia tidak selalu ada di rumah sakit) jadi ibu menerima perhatian khusus dari dokter. Dia memberikan perlakuan bila perlu karena keahliannya adalah sangat diperlukan.

Bidan di Belanda juga bekerja dengan seorang asisten yang profesional, perawat pembantu kebidanan, yang bekerja sebagai seorang asisten untuk bidan selama persalinan dan tetap tinggal dengan keluarga dan kemudian merawat keluarga. Dia merencanakan observasi setiap hari pada ibu dan bayi, membantu ibu dengan cara menyusui dan membantu pekerjaa rumah tangga. Mereka dilatih selama 18 bulan, dan digaji oleh pemerintah. Bidan mengunjungi setiap dua hari sekali, sampai 5 atau 6 kali sesuai yang diperlukan., mengetahui jika ibu dan keluarga akan dirawat secara profesional selama minggu pertama oleh perawat pembantu bidan. Ini memberikan kombinasi yang baik dari pelayanan dan pelayanan kebidanan di Belanda.

B. PENDIDIKAN KEBIDANAN DI BELANDA
Kebidanan merupakan aplikasi dari ilmu medis. Bidan adalah tenaga profesional yang mengatur dan monitoring proses fisiologis, berbeda dengan profesi kesehatan lain yang berfokus pada patologi. Bidan memberi kontribusi dalam proses medis kedokteran (Crebas 1991: 25)
Perkembangan pendidikan kebidanan di Belanda adalah sbb :
1. Tahun 1779 : Didirikan sekolah kebidanan pertama di Maasticht
2. Tahun 1818 : Pemerintah mengeluarkan panduan untuk legislasi bidan
3. Tahun 1861 : Didirikan pendidikan kebidanan kedua di Amsterdam , Pada abad 18 ini masyarakat mengenal bidan sebagai praktisi mandiri Tugas dan tanggung jawab bidan sudah teridentifikasi dengan jelas dan didukung oleh undang-undang oleh pemerintah.
4. Tahun 1865 : Pemerintah memberikan kewenangan kepada bidan sebagai praktisi medis untuk memberikan pendidikan kesehatan dan mendampingi ibu selama proses kelahiran normal .
5. Tahun 1878 : Pemerintah belanda mengeluarkan keputusan untuk pemberian gelar kepada yang telah lulus misalnya dr, drg, farmasi, bidan dan asisten parmasi diberikan Dengan gelar ini seorang bidan diberi kewenangan izin praktek bila sudah melakukan ujian dan dianggap lulus.
6. Tahun 1941 : Sistem pembayaran pelayanan kebidanan dengan asuransi medis yang masih tetap ada sampai dengan sekarang.
a. Wanita dengan kehamilan dan persalinan yang fisiologis berada dibawah pengawasan bidan, sedang yang patologis dengan komplikasi berada dibawah pengawasan ahli obstetri .
b. Bidan atau dokter yang memberikan pelayanan diluar wilayah kerjanya tidak akan mendapat klaim penggantian biaya asuransi
c. Siswa bidan diberikan kesempatan yang banyak dalam menolong persalinan dirumah dibawah bimbingan bidan seniornya.
d. Pemerintah lebih menganjurkan persalinan dilakukan dirumah dan ada dukungan yang kuat dalam pendanaan bila melaukan persalinan dirumah. Hampir 1/3 bidan menolong persalinan dirumah , hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hingstman Mayoritas (80%) bidan di netherlands praktik mandiri dan memberikan pelayanan persalinan di rumah atau di unit kebidanan dengan masa rawat yang singkat (1994), presentasi persalinan di rumah dilakukan lebih banyak ditolong oleh bidan (Baker et al 1996)
7. Tahun 1991 : Peninjauan kembali kurikulum oleh suatu komite yang bekerjasama dengan departemen kesejahteraan, kesehatan dan kebudayaan di Netherland

A. Melakukan revisi kurikulum kebidanan dengan mengidentifikasi kebutuhan kebidanan yang harus berdasarkan :
1. Perubahan area obstetrik
2. Peningkatan penggunaan teknologi dalam persalinan dan kelahiran
3. Identifikasi kebutuhan untuk menyediakan pelatihan dalam USG
4. Pemikiran yang berarah pada pendidikan terutama yang berkenaan dengan penilaian mahasiswa
5. Kebutuhan bidan dalam mengembangkan kebutuhan riset (Commitee for the revision of the curiculum of midwifery school in nehterlands 1991

B. Profil bidan yang di buat oleh Netherlands terfokus pada 3 komponen yaitu ; ANC, INC dan PNC, pada tahun 1991 ada penambahan lain yang termasuk pada kategorinya antara lain :
1. Prosedur obstetric
2. Pencegahan
3. Management pada kehamilan / keterampilan berkomunikasi
4. Melaksanakan praktek
5. Meningkatkan dan memelihara keterampilan professional

C. Mengacu pada Commitee for the revision of the curiculum of midwifery school in nehterlands 1991
menyatakan bahwa keahlian seorang bidan memiliki 5 komponen :
1. Keahlian formal yang didapat selama pelatihan dari salah satu institusi pendidikan bidan
2. Memiliki sikap yang tepat untuk seorang bidan yang professional
3. Keahlian yang profesional yang diperoleh harus selalu dipelihara secara teratur dengan mengikuti
pelatihan.
4. Mampu dalam memberikan pendidikan kesehatan
5. Ahli dalam ultrasonic scanning

Pada tahun 1992 bidan komunitas mensupervisi dari 45 % semua persalinan di netherland, lebih dari setengahnya persalinan terjadi di rumah (netherland biro pusat statistik 1994).
Sekolah kebidanan adalah universitas mandiri meskipun pelatihan atau training di pertimbangkan dapat menyeimbangkan pendidikan pada tingkat pendidikan vokasi yang lebih tinggi.
8. Tahun 1993 kurikulum di kembangkan menjadi 4 tahun dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan bidan dalam mendapatkan pengalaman, dan pemahaman mengenai riset dan untuk menyeimbangkan kualitas program yang dirasakan bahwa standart akademik dapat dicapai dengan memungkinkan setiap lulusan untuk melanjutkan studi doktor.
a. Lama pendidikan bidan di belanda ditempuh dalam waktu 1.680 jam, di dalamnya termasuk waktu kontak program dan pembelajaran di rumah yang dibagi kedalam 40 minggu dan tiap minggu terdiri dari 40 jam. Penempatannya antara lain ; di klinik, ruang bersalin, ruang demo dan unit ginekologi yang nantinya diharapkan outcome seperti sebaik bidan praktek mandiri dapat belajar mengatur dan menjalani praktik dan persalinan di rumah.
b. Adapun target yang harus dicapai oleh seorang calon bidan adalah lebih dari 40 persalinan seperti yang dibutuhkan oleh peraturan dari organisasi EEC. Dan setiap tahun mahasiswa ini harus mencapai objek pembelajaran yang spesifik. Program pembelajaran terselenggara melalui modul dengan tema utama menggabungkan teori dan keterampilan, serta pada tahun ketiga mereka diharuskan meningkatkan kemampuan keterampilannya.
c. Pemerintah menanggung semua biaya pendidikan dan mahasiswa akan menerima dana pada saat mereka berada pada tahun ke 4.

C. MENGHUBUNGKAN PELAJARAN MASTER DAN KEBIDANAN DI BELANDA
Pendidikan untuk Master di dalam ilmu keperawatan dan kebidanan diorganisir oleh agen bekerjasama dengan Arteveldehogeschool, Hogeschool Gent dan Hogeschool Vlaanderen Barat. Master ini menawarkan suatu tingkatan atas untuk Sarjana Muda professional dalam ilmu perawatan dan ilmu kebidanan.

Jenjang Pendidikan ini membentuk sumber daya manusia yang dapat disalurkan dalam berbagai pekerjaan, dan penelitian di dalam ilmu pengetahuan keperawatan dan ilmu pengetahuan kebidanan yang menjadi :
1. Spesialis klinis
2. Manajer kasus
3. Kepala ahli perawatan/bidan
4. Fungsionaris staf
5. Koordinator perawatan
6. Anggota kader menengah
7. Direksi departemen ilmu perawatan dan kebidanan di dalam sector kesehatan.

Kurikulum Susunan Global
Ditengah-tengah pendidikan terdapat :
1. Pengembangan ke arah evidenbased dan bekerja secara akademis
2. Mengarah pada belajar tetap dan belajar di dalam praktek.
3. Pendidikan diarahkan pada pemikiran terarah dan berwawasan luas , menggunakan metode dan mampu memecahkan masalah dengan baik.
4. Fleksibilitas
5. Keterbukaan bagi para mahasiswa yang bekerja.

Tekanan disini terletak pada pola fikir yang kritis terhadap pengenalan ilmu pengetahuan, kemampuan dankreativitas menganalisis yang mendalam, didorong pengenalan teoritis dan ilmu pengetahuan.Pengenalan ilmu pengetahuan yang lebih luas dan lebih mendalam dari Master adalah menelaah situasi perawatan yang lebih kompleks, menganalisis strategi perawatan yang sesuai dengan kebutuhan untuk dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan yang aktual.

Setelah mengikuti pendidikan Master, diharapkan tingkat kemandirian lebih tinggi di dalam pengembangan, pemerolehan dan penerapan ilmu/pengenalan. Juga tingkat pengertian kritis dan kreativitas di dalam memutuskan, menginterpretasi dan menerapkan penelitian ilmiah yang berbeda sekali terhadap kemampuan akhir pendidikan sarjana muda professional.

D. Tujuan Pendidikan Master di Belanda
Master di dalam ilmu keperawatan dan kebidanan adalah orang yang berpendidikan universitas dengan pola fikir berkembang dan melakukan penelitian ilmiah dibidang ilmu keperawatan dan kebidanan.
Dengan adanya pendidikan ini antara lain mencoba untuk mewujudkan tujuan :
1. Menyumbangkan ilmu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan keperawatan dan ilmu pengetahuan kebidanan.
2. Memberi bimbingan ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan dengan membentuk lingkungan kerja dengan pola fikir akademis
3. Mengembangkan keahlian untuk bukti yang didasarkan praktek untuk mewujudkan pemeliharaan kesehatan.
4. Membentuk mereka yang berijazah universitas untuk mendidik para mahasiswa – sarjana muda yang professional dalam ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan di dalam pendidikan sekunder (menengah).
5. Menyumbangkan fikiran terhadap pengembangan penelitian ilmiah.

E. Kejuruan Awal dan Akhir
Adanya pengembangan yang terus dilakukan untuk kejuruan akhir dari pendidikan sarjana muda ilmu keperawatan dan kebidanan. Kejujuran/pendidikan akhir ini juga membentuk kejuruan awal dari pendidikan untuk mencapai Master di dalam keperawatan dan kebidanan.
Seorang Master di dalam ilmu keperawatan dan kebidanan harus :
1. Mampu membaca literatur ilmu pengetahuan keperawatan dan kebidanan secara kritis, dapat memutuskan permasalahan dan harapannya, mensintesis dan menyimpulkan implikasinya untuk praktek.
2. Dapat mengkonsultasikan literatur medis yang relevan, melekasanakannya dan menyimpulkan implikasi ilmu keperawatan dan kebidanan.
3. Mampu melihat kemungkinan dan memanfaatkannya untuk memperluas mutu perawatan.
4. Mampu secara adekuat/memadai dan bertanggung jawab secara ilmiah menerima perubahan-perubahan di masyarakat dan evolusi yang kontinyu di dalam perawatan/pemeliharaan kesehatan.
5. Cara-cara ilmiah untuk digunakan dengan cara yang benar di dalam fungsi-fungsi yang mereka pegang untuk menopang keputusan dan pertimbangan-pertimbangan secara empiris
6. Dapat memenuhi fungsi spesialis klinis setelah pendalaman yang disesuaikan dibidangnya, dimana belajar sendiri mengambil tempat yang penting, tetapi bukan satu-satunya tempat;
7. Mampu melakukan konsultasi dengan para pakar perawatan lainnya, para pakar kebidanan dan para pekerja kesehatan lainnya mengenai masalah perawatan.
8. Mampu menganalisis pemeliharaan keperawatan/kebidanan sebagaimana dilaksanakan, menemukan kekurangan dan mengembangkan dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan pengenalan pengalaman dengan cara kreatif.
9. Mampu berperan serta di dalam pengembangan program perawatan, jalan-jalan klinis dan proyek-proyek mutu.
10. Mampu menafsirkan implikasi pembaharuan medis untuk kebijakan ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan mereka yang membutuhkan perawatan dan merumuskan jawaban yang tepat;
11. Mampu membuat keputusan yang bertanggung jawab mengenai perkembangan-perkembangan yang ditawarkan dari luar negeri atau dalam negeri yang sangat berharga bagi ilmu keperawatan dan ilmu kebidanan;
12. Dapat memotivasi para pakar keperawatan dan kebidanan untuk bertindak sesuai dengan pendapat-pendapat penelitian dan implementasi-implementasi yang diperlukan dapat menciptakan dan melanjutkan, yang dikendalikan dari kader teoritis.
13. Dapat mengevaluasi pengaruh perubahan di dalam ilmu keperawatan/kebidanan.
14. Mampu memimpin para pakar perawatan dan kebidanan dalam pemeliharaan langsung.
15. Mampu memenuhi fungsi kepala keperawatan/kebidanan;
16. Mampu memenuhi fungsi di dalam kader menengah dan direksi keperawatan rumah sakit-rumah sakit dan organisasi-organisasi lainnya di dalam pemeliharaan kesehatan;
17. Mampu membuat dan melaksanakan rencana kebijakan untuk pemeliharaan keperawatan/kebidanan, sesuai tingkat pengenalan dibidang ilmu pengetahuan keperawatan;
18. Ahli dalam Ilmu pengetahuan kebidanan/pakar kebidanan dan manajemen perawatan;
19. Menyusun anggaran dan menguasainya, dengan dukungan orang yang bertanggung jawab secara ekonomis
20. Dapat melaksanakan kebijakan personalia dengan bermusyawarah dan dengan dukungan orang yang bertanggung jawab secara personalia.
21. Mampu mengajar para siswa keperawatan dan kebidanan baik di dalam praktek maupun dalam hubungan pelajaran;
22. Dapat merencanakan dan melaksanakan penelitian ilmiah di bawah pengawasan untuk menjelaskan/menguraikan lebih lanjut masalah keperawatan, atau untuk meneliti efektivitas intervensi pakar perawatan dan kebinanan;
23. Dapat mengevaluasi pemeliharaan kesehatan dan tindakan yang diambil dengan dibeda-bedakan dari perspektif ilmu pengetahuan/ilmiah dan secara etis.

Sumber
Berbagai sumber/tugas magbid
http://www.midirs.org/development/MIDIRSEssence.nsf/essence_no_image_lrg.gif

Read More......

Senin, 08 Maret 2010


Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Osteoporosis
SATUAN ACARA PENYULUHAN
OSTEOPOROSIS

Pokok bahasan : Kesehatan Tulang
Sub pokok bahasan : Osteoporosis
Penyuluh : Mahasiswa Jurusan Kebidanan semester VI
Hari/tanggal : Rabu, 4 Juni 2008
Waktu : 08.00 WIB - selesai
Tempat : Di Balai desa Wonoboyo
Sasaran : Para Lansia

I. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )
Peserta dapat memahami tentang Osteoporosis

II. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian osteoporosis
2. Peserta dapat menjelaskan tentang macan-macam osteoporosis
3. Peserta dapat menjelaskan tentang faktor penyebab dari osreoporosis
4. Peserta dapat menyebutkan beberapa gejala dari osteoporosis
5. Peserta dapat mengetahui sedikit diagnosda sementara setelah tahu akan gejala osteoporosis
6. Peserta dapat menyebutkan cara pencegahan dan pengobatan osteoporosis

III. Media
1. LCD
2. Laptop
3. Leaflet osteoporosis

IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

V. Pelaksanaan
No. Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
1. Pembukaan 5mnt • Mengucap salam dan terimakasih atas kedatangan para peserta.
• Memperkenalkan diri dan apresiasi. Menjawab salam, mendengarkan dengan seksama.
2. Inti 15 mnt • Menyampaikan materi tentang pengertian ostreoporosis
• Menyebutkan tentang macam-macam osteoporosis.
• Menjelaskan tentang faktor pentebab osteoporosis
• Mengetahui diagnosa setelah tinbul gejala
• Menyebutkan tentang pencegahan dan pengobatab osteoporosis Mendengarkan dan memperhatikan.
3. Diskusi 25 mnt Meminta peserta untuk mengajukan pertanyaan jika belum jelas. Peserta mengajukan pertanyaan.
4. Penutup 5 mnt • Menyimpulkan hasil penyuluhan.
• Memberi saran-saran.
• Memberi salam dan meminta maaf bila ada kesalahan.
• Mengucapkan terima kasih atas perhatian dan mengucapkan salam. Peserta menjawab salam.



VI. Materi

OSTEOPOROSIS
A. Pengertian
Osteoporosis adalah penyakit tulang yang mempunyai sifat-sifat khas berupa massa tulang yang rendah, disertai mikro arsitektur tulang dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat akhirnya menimbulkan kerapuhan tulang.
B. Macam-macam
1. Osteoporosis primer
Osteoporosis primer sering menyerang wanita paska menopause dan juga pada pria usia lanjut dengan penyebab yang belum diketahui.
2. Osteoporosis sekunder
Sedangkan osteoporosis sekunder disebabkan oleh penyakit yang berhubungan dengan :
a Kelainan hepar
b Kegagalan ginjal kronis
c Kurang gerak
d Kebiasaan minum alkohol
e Pemakai obat-obatan/corticosteroid
f Kelebihan kafein
g Merokok

C. Faktor penyebab
1. Osteoporosis postmenopausal terjadi karena kekurangan estrogen (hormon utama pada wanita), yang membantu mengatur pengangkutan kalsium ke dalam tulang pada wanita. Biasanya gejala timbul pada wanita yang berusia diantara 51-75 tahun, tetapi bisa mulai muncul lebih cepat ataupun lebih lambat. Tidak semua wanita memiliki resiko yang sama untuk menderita osteoporosis postmenopausal, wanita kulit putih dan daerah timur lebih mudah menderita penyakit ini daripada wanita kulit hitam.
2. Osteoporosis senilis kemungkinan merupakan akibat dari kekurangan kalsium yang berhubungan dengan usia dan ketidakseimbangan diantara kecepatan hancurnya tulang dan pembentukan tulang yang baru. Senilis berarti bahwa keadaan ini hanya terjadi pada usia lanjut. Penyakit ini biasanya terjadi pada usia diatas 70 tahun dan 2 kali lebih sering menyerang wanita. Wanita seringkali menderita osteoporosis senilis dan postmenopausal.
3. Kurang dari 5% penderita osteoporosis juga mengalami osteoporosis sekunder, yang disebabkan oleh keadaan medis lainnya atau oleh obat-obatan. Penyakit ini bisa disebabkan oleh gagal ginjal kronis dan kelainan hormonal (terutama tiroid, paratiroid dan adrenal) dan obat-obatan (misalnya kortikosteroid, barbiturat, anti-kejang dan hormon tiroid yang berlebihan). Pemakaian alkohol yang berlebihan dan merokok bisa memperburuk keadaan ini.
4. Osteoporosis juvenil idiopatik merupakan jenis osteoporosis yang penyebabnya tidak diketahui. Hal ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari rapuhnya tulang.

D. Gejala
Kepadatan tulang berkurang secara perlahan (terutama pada penderita osteoporosis senilis), sehingga pada awalnya osteoporosis tidak menimbulkan gejala. Beberapa penderita tidak memiliki gejala. Jika kepadatan tulang sangat berkurang sehingga tulang menjadi kolaps atau hancur, maka akan timbul nyeri tulang dan kelainan bentuk.
Kolaps tulang belakang menyebabkan nyeri punggung menahun. Tulang belakang yang rapuh bisa mengalami kolaps secara spontan atau karena cedera ringan. Biasanya nyeri timbul secara tiba-tiba dan dirasakan di daerah tertentu dari punggung, yang akan bertambah nyeri jika penderita berdiri atau berjalan. Jika disentuh, daerah tersebut akan terasa sakit, tetapi biasanya rasa sakit ini akan menghilang secara bertahap setelah beberapa minggu atau beberapa bulan. Jika beberapa tulang belakang hancur, maka akan terbentuk kelengkungan yang abnormal dari tulang belakang (punuk Dowager), yang menyebabkan ketegangan otot dan sakit.
Tulang lainnya bisa patah, yang seringkali disebabkan oleh tekanan yang ringan atau karena jatuh. Salah satu patah tulang yang paling serius adalah patah tulang panggul. Yang juga sering terjadi adalah patah tulang lengan (radius) di daerah persambungannya dengan pergelangan tangan, yang disebut fraktur Colles. Selain itu, pada penderita osteoporosis, patah tulang cenderung menyembuh secara perlahan
E. Diagnosa
Pada seseorang yang mengalami patah tulang, diagnosis osteoporosis ditegakkan berdasarkan gejala, pemeriksaan fisik dan rontgen tulang. Pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan untuk menyingkirkan keadaan lainnya yang bisa diatasi, yang bisa menyebabkan osteoporosis.
Untuk mendiagnosis osteoporosis sebelum terjadinya patah tulang dilakukan pemeriksaan yang menilai kepadatan tulang. Pemeriksaan yang paling akurat adalah DXA (dual-energy x-ray absorptiometry). Pemeriksaan ini aman dan tidak menimbulkan nyeri, bisa dilakukan dalam waktu 5-15 menit. DXA sangat berguna untuk: - wanita yang memiliki resiko tinggi menderita osteoporosis - penderita yang diagnosisnya belum pasti - penderita yang hasil pengobatannya harus dinilai secara akurat.

F. Pencegahan
Pencegahan osteoporosi meliputi: - Mempertahankan atau meningkatkan kepadatan tulang dengan mengkonsumsi kalsium yang cukup - Melakukan olah raga dengan beban - Mengkonsumsi obat (untuk beberapa orang tertentu).
Mengkonsumsi kalsium dalam jumlah yang cukup sangat efektif, terutama sebelum tercapainya kepadatan tulang maksimal (sekitar umur 30 tahun). Minum 2 gelas susu dan tambahan vitamin D setiap hari, bisa meningkatkan kepadatan tulang pada wanita setengah baya yang sebelumnya tidak mendapatkan cukup kalsium. Sebaiknya semua wanita minum tablet kalsium setiap hari, dosis harian yang dianjurkan adalah 1,5 gram kalsium.
Olah raga beban (misalnya berjalan dan menaiki tangga) akan meningkatkan kepadatan tulang. Berenang tidak meningkatkan kepadatan tulang. Estrogen membantu mempertahankan kepadatan tulang pada wanita dan sering diminum bersamaan dengan progesteron. Terapi sulih estrogen paling efektif dimulai dalam 4-6 tahun setelah menopause; tetapi jika baru dimulai lebih dari 6 tahun setelah menopause, masih bisa memperlambat kerapuhan tulang dan mengurangi resiko patah tulang. Raloksifen merupakan obat menyerupai estrogen yang baru, yang mungkin kurang efektif daripada estrogen dalam mencegah kerapuhan tulang, tetapi tidak memiliki efek terhadap payudara atau rahim. Untuk mencegah osteroporosis, bisfosfonat (contohnya alendronat), bisa digunakan sendiri atau bersamaan dengan terapi sulih hormon.
G. Pengobatan
Tujuan pengobatan adalah meningkatkan kepadatan tulang. Semua wanita, terutama yang menderita osteoporosis, harus mengkonsumsi kalsium dan vitamin D dalam jumlah yang mencukupi. Wanita pasca menopause yang menderita osteoporosis juga bisa mendapatkan estrogen (biasanya bersama dengan progesteron) atau alendronat, yang bisa memperlambat atau menghentikan penyakitnya.
Bifosfonat juga digunakan untuk mengobati osteoporosis. Alendronat berfungsi: - mengurangi kecepatan penyerapan tulang pada wanita pasca menopause - meningkatakan massa tulang di tulang belakang dan tulang panggul - mengurangi angka kejadian patah tulang. Supaya diserap dengan baik, alendronat harus diminum dengan segelas penuh air pada pagi hari dan dalam waktu 30 menit sesudahnya tidak boleh makan atau minum yang lain. Alendronat bisa mengiritasi lapisan saluran pencernaan bagian atas, sehingga setelah meminumnya tidak boleh berbaring, minimal selama 30 menit sesudahnya. Obat ini tidak boleh diberikan kepada orang yang memiliki kesulitan menelan atau penyakit kerongkongan dan lambung tertentu.
Kalsitonin dianjurkan untuk diberikan kepada orang yang menderita patah tulang belakang yang disertai nyeri. Obat ini bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau semprot hidung. Tambahan fluorida bisa meningkatkan kepadatan tulang. Tetapi tulang bisa mengalami kelainan dan menjadi rapuh, sehingga pemakaiannya tidak dianjurkan.
Pria yang menderita osteoporosis biasanya mendapatkan kalsium dan tambahan vitamin D, terutama jika hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa tubuhnya tidak menyerap kalsium dalam jumlah yang mencukupi. Jika kadar testosteronnya rendah, bisa diberikan testosteron.
Patah tulang karena osteoporosis harus diobati. Patah tulang panggul biasanya diatasi dengan tindakan pembedahan. Patah tulang pergelangan biasanya digips atau diperbaiki dengan pembedahan. Pada kolaps tulang belakang disertai nyeri punggung yang hebat, diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan terapi fisik.
http://lorenatazo.blogspot.com/2009/12/satuan-acara-penyuluhan-sap.html 8 maret 2010

ember 04, 2009
Satuan Acara Penyuluhan (SAP) Kespro remaja
SATUAN ACARA PENYULUHAN
KESEHATAN REPRODUKSI

Pokok bahasan : Kesehatan Reproduksi
Sub pokok bahasan : Remaja dan seks pra nikah
Penyuluh : Mahasiswa Jurusan Kebidanan semester VI
Hari/tanggal : Sabtu, 23 Mei 2009
Waktu : pukul 19.00 s.d 20.00 WIB
Tempat : Ruang pertemuan balai desa
Sasaran : Remaja RW 05 dukuh Pacalan

I. Tujuan Intruksional Umum ( TIU )
Setelah mendapatkan penyuluhan tentang remaja dan seks pra nikah pada remaja selama 60 menit, diharapkan remaja di wilayah Rw 05 dukuh pacalan dapat mengetahui dan memahami tentang bahaya seks pra nikah

II. Tujuan Intruksional Khusus ( TIK )
1. Peserta dapat menjelaskan pengertian remaja dan seks pra nikah
2. Peserta dapat menjelaskan cirri-ciri remaja
3. Peserta dapat menjelaskan factor-faktor yang mendorong seks pra nikah
4. Peserta dapat menjelaskan cara mengendalikan dorongan seks
5. Peserta dapat menjelaskan akibat seks pra nikah
6. peserta dapat menjelaskan macam macam penyakit menular seks

III. Media
1. OHP
2. Leaflet

IV. Metode
1. Ceramah
2. Diskusi

V. Pelaksanaan
No. Acara Waktu Kegiatan Penyuluhan Evaluasi
1. Pembukaan 5mnt • Mengucap salam dan terimakasih atas kedatangan para peserta.
• Memperkenalkan diri dan apresiasi. Menjawab salam, mendengarkan dengan seksama.
2. Inti 15 mnt • Menyampaikan materi tentang pengertian remaja dan seks pra nikah
• Menjelaskan pengertian remaja.
• Menjelaskan tentang factor factor yang mendorong seks pra nikah
• Menjelaskan tentang cara mengendalikan dorongan seks pra nikah
• Menjelaskan akibat seks pra nikah
• Menjelaskan macam-macam PMS
Mendengarkan dan memperhatikan.
3. Diskusi 25 mnt Meminta peserta untuk mengajukan pertanyaan jika belum jelas. Peserta mengajukan pertanyaan.

4. Penutup 5 mnt • Menyimpulkan hasil penyuluhan.
• Memberi saran-saran.
• Memberi salam dan meminta maaf bila ada kesalahan.
• Mengucapkan terima kasih atas perhatian dan mengucapkan salam. Peserta menjawab salam.


VI. Materi
REMAJA DAN SEKS PRA NIKAH
A. REMAJA
1. Pengertian :
- Kelompok 10-19 tahun, belum menikah
- Masa peralihan dari masa kanak-kanank menjelang dewasa
- Masa rawan dan kritis karena perkembangan emosi dan perilaku masih belum stabil
2. Ciri-ciri psikis:
- Cenderung ingin bebas
- Ingin coba-coba
- Lebih suka berkelompok
- Mudah terpengaruhi
Ciri-ciri fisik :
Pada remaja putri : Payudara membesar, Panggul melebar, Mengalami menstruasi
Pada remaja putra : Suara berubah, Jakun membesar, mimpi basah


3. Faktor- faktor yang mempengaruhi dorongan seksual :
- Dorongan seksual adalah normal, juga dialami remaja
- Factor-faktor yang mempengaruhi dorongan seksual:
• Menonton gambar porno
• Melihat gambar porno
• Mendengar cerita porno
• Berduaan ditempat sepi
• Berkhayal tentang seksual
• Menggunakan zat perangsang (narkoba)

Cara mengendalikan dorongan seks
- Taat beribadah
- Remaja memahamu tugasnya, misalnya belajar/ bekerja
- Mengisi waktu dengan bakat, minat, dan kemampuan misalnya: olahraga, kesenian, dan berorganisasi.

B. SEKS PRA NIKAH
1. Pengertian
Seks pranikah adalah hubungan seksual yang dilakukan remaja semelum menikah

2. Akibatnya:
- Kehilangan keperawanan dan keperjakaan
- Tertular Penyalit Menular Seksual (PMS)
- Kehamilan tidak diinginkan
- Kawin paksa
3. Faktor yang mempengaruhi:
Tidak bisa mengendalikan dorongan seksual pada masa remaja
4. Cara menghindari :
- Mampu menahan dorongan seksual pada masa remaja
- Memahami bahwa remaja tidak boleh melakukan hubungan seks sebelum nikah
5. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Adalah penyakit yang diularkan melalui hubungan seks dengan penderita penyakit kelamin
Jenis-jenis:
- silis (raja singa)
- gonore(kencing nanah)
- Jengger ayam (kutil kelamin)
Akibat:
- Infeksi saliran reproduksi
- Kemandulan
- Keguguran kandungan
- Kanker mulur rahim
- Cacat janin
http://lorenatazo.blogspot.com/2009/12/satuan-acara-penyuluhan-sap-kespro.html



Kesehatan Reproduksi Remaja
Filed Under: aseli karya sendiri by drhandri — 44 Comments
May 14, 2008
Oleh : dr. Sri Rejeki
PUSKESMAS KEMBIRITAN KECAMATAN GENTENG
PENGERTIAN
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
TUMBUH KEMBANG REMAJA.
Masa remaja dibedakan dalam :
1.Masa remaja awal, 10 – 13 tahun.
2.Masa remaja tengah, 14 – 16 tahun.
3.Masa remaja akhir, 17 – 19 tahun.
Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan :
1.Mulai menstruasi.
2.Payudara dan pantat membesar.
3.Indung telur membesar.
4.Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
5.Vagina mengeluarkan cairan.
6.Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
7.Tubuh bertambah tinggi.
Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki :
1.Terjadi perubahan suara mejadi besar dan mantap.
2.Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
3.Tumbuh kumis.
4.Mengalami mimpi basah.
5.Tumbuh jakun.
6.Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
7.Penis dan buah zakar membesar.
Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab, yaitu :
1.Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.
2.Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
3.Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
4.Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada kelompoknya.
Hal tersebut diatas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan barunya.
MENSTRUASI ATAU HAID.
Bila menstruasi baru mulai periodenya mungkin tidak teratur dan dapat terjadi sebulan dua kali menstruasi kemudian beberapa bulan tidak menstruasi lagi. Hal ini memakan waktu kira-kira 3 tahun sampai menstruasi mempunyai pola yang teratur dan akan berjalan terus secara teratur sampai usia 50 tahun. Bila seorang wanita berhenti menstruasi disebut menopause. Siklus menstruasi meliputi :
1.Indung telur mengeluarkan telur (ovulasi) kurang lebih 14 hari sebelum menstruasi yang akan datang.
2.Telur berada dalam saluran telur, selaput lendir rahim menebal.
3.Telur berada dalam rahim, selaput lendir rahim menebal dan siap menerima hasil pembuahan.
4.Bila tidak ada pembuahan, selaput rahim akan lepas dari dinding rahim dan terjadi perdarahan. Telur akan keluar dari rahim bersama darah.
Panjang siklus menstruasi berbeda-beda setiap perempuan. Ada yang 26 hari, 28 hari, 30 hari, atau bahkan ada yang 40 hari. Lama menstruasi pada umumnya 5 hari, namun kadang-kadang ada yang lebih cepat 2 hari atau bahkan sampai 5 hari. Jumlah seluruh darah yang dikeluarkan biasanya antara 30 – 80 ml. Selama masa haid, yang perlu diperhatikan adalah kebersihan daerah kewanitaan dengan mengganti pembalut sesering mungkin.
MIMPI BASAH, BAGAIMANA BISA TERJADI ?
Ketika seseorang laki-laki memasuki masa pubertas, terjadi pematangan sperma didalam testis. Sperma yang telah diproduksi ini akan dikeluarkan melalui Vas Deferens kemudian berada dalam cairang mani yang diproduksi oleh kelenjar prostat. Air mani yang telah mengandung sperma ini akan keluar yang disebut ejakulasi. Ejakulasi yang tanpa rangsangan yang nyata disebut mimpi basah. Masturbasi adalah memberikan rangsangan pada penis dengan gerakan tangan sendiri sehingga timbul ereksi yang disusul dengan ejakulasi, atau disebut juga onani.
KEHAMILAN.
Merupakan akibat utama dari hubungan seksual. Kehamilan dapat terjadi bila dalam berhubungan seksual terjadi pertemuan antara sel telur (ovum) dengan sel sperma. Proses kehamilan dapat diilustrasikan sebagai berikut :
1.Sel telur yang keluar dari indung telur pada saat ovulasi akan masuk kedalam sel telur.
2.Sperma yang tumpah didalam saluran vagina waktu senggama akan bergerak masuk kedalam rahim dan selanjutnya ke saluran telur.
3.Di saluran telur ini, sperma akan bertemu dengan sel telur dan langsung membuahi.
Tanda-tanda kehamilan :
1.Sering mual-mual, muntah dan pusing pada saat bangun tidur (morning sickness) atau sepanjang hari.
2.Mengantuk, lemas, letih dan lesu.
3.Amenorhea (tidak mengalami haid).
4.Nafsu makan menurun, namun pada saat tertentu menghendaki makanan tertentu (nyidam).
5.Dibuktikan melalui tes laboratorium yaitu HCG Test dan USG.
6.Perubahan fisik seperti payudara membesar dan sering mengeras, daerah sekitar Aerola Mammae (sekitar puting) membesar.
Kehamilan dibawah usia 20 tahun Organ reproduksi belum sempurna sehingga pada saat persalinan akan mengalami kesulitan.
Belum siap mental sebagai ibu.
Bila tidak diinginkan akan
Dilakukan abortus : suatu kejadian keluarnya hasil kehamilan sebelum janin dapat hidup diluar kandungan.
Abortus Spontan (tidak disengaja)
Provokatus (disengaja)

PENYAKIT MENULAR SEKSUAL (PENYAKIT KELAMIN).
Adalah infeksi yang ditularkan melalui hubungan seksual. Akan beresiko tinggi apabila dilakukan dengan berganti-ganti pasangan. Baik laki-laki maupun perempuan bisa beresiko tertular penyakit kelamin. Perempuan beresiko lebih besar tertular karena bentuk alat reproduksinya lebih rentan terhadap PMS. Sayangnya, 50% dari perempuan yang tertular PMS tidak tahu bahwa ia sudah tertular. PMS tidak dapat dicegah hanya dengan :
1.Membersihkan alat kelamin setelah berhubungan seksual.
2.Minum jamu tradisional.
3.Minum obat antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan seksual.
PMS yang umum terdapat di Indonesia adalah :
1.Gonorrea.
2.Clamidia.
3.Sifilis.
4.Herpes genital.
5.Trikonomiasis.
6.Ulkul mole (chancroid).
7.Kutil kelamin.
8.HIV-AIDS.
GONORREA (GO)
Kuman penyebabnya : Neisseria gonnorrhoeae.
Masa inkubasi atau penyebaran kuman : 2 – 10 hari setelah hubungan seks.
Tanda-tanda : nyeri pada saat kencing, merah, bengkak dan bernanah pada alat kelamin.
Komplikasi yang timbul : infeksi radang panggunl, mandul, menimbulkan kebutaan pada bayi yang dilahirkan.
Pemeriksaan : pewarnaan gram dan biakan agar.
SIFILIS (RAJA SINGA)
Kuman penyebab : Trepanema palidum.
Masa inkubasi : tanpa gejala berlangsung 3 – 13 minggu, lalu timbul benjolan sekitar alat kelamin, disertai pusing, nyeri tulang, akan hilang sementara. 6 – 12 minggu setelah hubungan seks muncul bercak merah pada tubuh yang dapat hilang sendiri tanpa disadari. 5 – 10 tahun penyakit ini akan menyerang susunan syaraf otak, pembuluh darah dan jantung.
Komplikasi pada wanita hamil : dapat melahirkan dengan kecacatan fisik seperti kerusakan kulit, limpa, hati dan keterbelakangan mental.
Pemeriksaan : tes laboratorium untuk mendeteksi RPR (Rapid Plasma Reagent) dan TPHA (Trepanema Palidum Hemagglutination Assay).
TRIKONOMIASIS
Disebabkan oleh protozoa Trichomonas vaginalis.
Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : Keluar cairan vagina encer berwarna kuning kehijauan, berbusa dan berbau busuk; Sekitar kemaluan bengkak, kemerahan, gatal dan terasa tidak nyaman.
Komplikasi yang bisa terjadi : lecet sekitar kemaluan, bayi lahir prematur, memudahkan penularan infeksi HIV.
Tes laboratorium untuk mendeteksi sediaan basah KOH.
ULKUS MOLE (Chancroid)
Disebabkan oleh bakteri Hemophilus ducreyi.
Gejala-gejala yang mungkin ditimbulkan antara lain : Luka lebih dari diameter 2 cm, cekung, pinggirnya tidak teratur, keluar nanah dan rasa nyeri; Biasanya hanya pada salah satu sisi alat kelamin. Sering (50%) disertai pembengkakan kelenjar getah bening di lipat paha berwarna kemerahan (bubo) yang bila pecah akan bernanah dan nyeri.
Komplikasi yang mungkin terjadi : kematian janin pada ibu hamil yang tertular, memudahkan penularan infeksi HIV.
Tes laboratorium untuk mendeteksinya dengan pewarnaag Gram dan Biakan agar selama seminggu.
KLAMIDIA
Disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Infeksi ini biasanya kronis, karena sebanyak 70% perempuan pada awalnya tidak merasakan gejala apapun sehingga tidak memeriksakan diri.
Gejala yang ditimbulkan : Cairan vagina encer berwarna putih kekuningan; Nyeri di rongga panggul; Perdarahan setelah hubungan seksual.
Komplikasi yang mungkin terjadi : Biasanya menyertai gonore; Penyakit radang panggul; Kemandulan akibat perlekatan pada saluran falopian; Infeksi mata pada bayi baru lahir; Memudahkan penularan infeksi HIV.
Tes laboratorium yang dilakukan untuk mendeteksi adalah Elisa, Rapid Test dan Giemsa.
KUTIL KELAMIN
Disebabkan oleh Human Papiloma Virus.
Gejala yang ditimbulkan : tonjolan kulit seperti kutil besar disekitar alat kelamin (seperti jengger ayam).
Komplikasi yang mungkin terjadi : kutil dapat membesar seperti tumor; bisa berubah menjadi kanker mulut rahim; meningkatkan resiko tertular HIV-AIDS.
Tidak perlu mendeteksi laboratorium karena langsung dapat terlihat oleh mata biasa.

HIV-AIDS
HIV atau Human Immunodeficiency Virus adalah sejenis virus yang menyebabkan AIDS. Virus ini menyerang sel darah putih manusia yang merupakan bagian paling penting dalam system kekebalan tubuh.
AIDS atau Acquired Immuno Deficiency Syndrome adalah kumpulan gejala-gejala akibat menurunnya sistem kekebalan tubuh.
Seseorang yang terinfeksi HIV secara fisik tidak ada bedanya dengan orang yang tidak terinfeksi. Hampir tidak ada gejala yang muncul pada awal terinfeksi HIV. Tetapi ketika berkembang menjadi AIDS, maka orang tersebut perlahan-lahan akan kehilangan kekebalan tubuhnya sehingga mudah terserang penyakit dan tubuh akan melemah.
Obat-obatan yang ada pada saat ini, belum mampu untuk menjanjikan suatu kesembuhan yang pasti.
Tes HIV (ELISA dua kali) perlu disertai konseling sebelum dan sesudah tes dilakukan.
Setiap orang beresiko tertular HIV-AIDS, baik tua maupun muda, kaya atau miskin, heteroseksual maupun homoseksual, terkenal maupun tidak terkenal. Resiko tertular HIV tidak berkaitan dengan siapa kita, tetapi apa yang kita lakukan.
HIV dapat ditularkan dengan cara :
1.Hubungan seksual tanpa pelindung dengan Orang Dengan HIV-AIDS (ODHA).
2.Menggunakan benda tajam yang terkontaminasi oleh virus HIV, misalnya jarum suntik pada pengguna dan pecandu narkoba, alat pembuat tatto dan alat tindik.
3.Mendapatkan transfusi darah yang mengandung virus HIV.
4.Dari ibu ODHA kepada bayi yang dikandung dan disusuinya.
HIV tidak dapat ditularkan kepada orang lain melalui :
1.Bersalaman atau berpelukan.
2.Makanan dari piring yang pernah digunakan ODHA.
3.Batuk atau bersin ODHA.
4.Gigitan nyamuk.
5.Berenang ditempat berenang yang sama dengan ODHA.
6.Mengunjungi ODHA dirumah atau dirumah sakit.

ASPEK KESEHATAN YANG PERLU DIPERHATIKAN OLEH REMAJA PUTRI.
ANEMIA.
Anemia terjadi karena kurangnya zat besi dan asam folat dalam tubuh. Penderita anemia berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan yang rendah serta kematian pada proses persalinan.
Tanda-tanda anemia :
1.Mudah lelah, mengantuk.
2.Pusing, muka pucat.
3.Tidak bersemangat.
Mengapa perempuan lebih rentan anemia dibandingkan laki-laki?
Kebutuhan zat besi perempuan 3 kali lipat lebih banyak dibandingkan laki-laki. Perempuan setiap bulan mengalami haid, jadi perlu zat besi untuk mengembalikan kondisi tubuhnya. Demikian pula pada saat hamil, butuh zat besi untuk kebutuhan perkembangan janin.
Apa yang perlu dilakukan agar terhindar dari anemia?
1.Mengkonsumsi makanan bergizi.
2.Mengkonsumsi tablet penambah darah.
TANDA-TANDA ANEMIA
1. LETIH
2.
5 L
LESU
3. LELAH
4. LEMAS
5. LALAI
http://drhandri.wordpress.com/2008/05/14/kesehatan-reproduksi-remaja/
http://drhandri.wordpress.com/2008/05/14/kesehatan-reproduksi-remaja/




Seksualitas dan kesehatan reproduksi remaja didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik dan psikis seorang remaja, termasuk keadaan terbebas dari kehamilan yang tak dikehendaki, aborsi yang tidak aman, penyakit menular seksual (PMS) ter-masuk HIV/AIDS, serta semua bentuk kekerasan dan pemaksaan seksual (FCI, 2000).

Mengapa Kesehatan Reproduksi Remaja Sangat Penting?

Masa remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dengan dewasa dan relatif belum mencapai tahap kematangan mental dan sosial sehingga mereka harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan. Banyak sekali life events yang akan terjadi yang tidak saja akan menentukan kehidupan masa dewasa tetapi juga kualitas hidup generasi berikutnya sehingga menempatkan masa ini sebagai masa kritis.

Di negera-negara berkembang masa transisi ini berlangsung sangat cepat. Bahkan usia saat berhubungan seks pertama ternyata selalu lebih muda daripada usia ideal menikah (Kiragu, 1995:10, dikutip dari Iskandar, 1997).

Pengaruh informasi global (paparan media audio-visual) yang semakin mudah diakses justru memancing anak dan remaja untuk mengadaptasi kebiasaan-kebiaasaan tidak sehat seperti merokok, minum minuman berakohol, penyalahgunaan obat dan suntikan terlarang, perkelahian antar-remaja atau tawuran (Iskandar, 1997). Pada akhirnya, secara kumulatif kebiasaan-kebiasaan tersebut akan mempercepat usia awal seksual aktif serta mengantarkan mereka pada kebiasaan berperilaku seksual yang berisiko tinggi, karena

kebanyakan remaja tidak memiliki pengetahuan yang akurat mengenai kesehatan reproduksi dan seksualitas serta tidak memiliki akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan reproduksi, termasuk kontrasepsi.

Kebutuhan dan jenis risiko kesehatan reproduksi yang dihadapi remaja mempunyai ciri yang berbeda dari anak-anak ataupun orang dewasa. Jenis risiko kesehatan reproduksi yang harus dihadapi remaja antara lain adalah kehamilan, aborsi, penyakit menular seksual (PMS), ke-kerasan seksual, serta masalah keterbatasan akses terhadap informasi dan pelayanan kesehatan. Risiko ini dipe-ngaruhi oleh berbagai faktor yang saling

berhubungan, yaitu tuntutan untuk kawin muda dan hubungan seksual, akses terhadap pendidikan dan pekerjaan, ketidaksetaraan jender, kekerasan seksual dan pengaruh media massa maupun gaya hidup.

Khusus bagi remaja putri, mereka kekurangan informasi dasar mengenai keterampilan menegosiasikan hubungan seksual dengan pasangannya. Mereka juga memiliki kesempatan yang lebih kecil untuk mendapatkan pendidikan formal dan pekerjaan yang pada akhirnya akan mempengaruhi kemampuan pengambilan keputusan dan pemberdayaan mereka untuk menunda perkawinan dan kehamilan serta mencegah kehamilan yang tidak dikehendaki (FCI, 2000). Bahkan pada remaja putri di pedesaan, haid

pertama biasanya akan segera diikuti dengan perkawinan yang menempatkan mereka pada risiko kehamilan dan persalinan dini (Hanum, 1997:2-3).

Kadangkala pencetus perilaku atau kebiasaan tidak sehat pada remaja justru adalah akibat

ketidak-harmonisan hubungan ayah-ibu, sikap orangtua yang menabukan pertanyaan anak/remaja tentang fungsi/proses reproduksi dan penyebab rangsangan seksualitas (libido), serta frekuensi tindak kekerasan anak (child physical abuse).

Mereka cenderung merasa risih dan tidak mampu untuk memberikan informasi yang memadai mengenai alat reproduksi dan proses reproduksi tersebut. Karenanya, mudah timbul rasa takut di kalangan orangtua dan guru, bahwa pendidikan yang menyentuh isu perkembangan organ reproduksi dan fungsinya justru malah mendorong remaja untuk melakukan hubungan seks pranikah (Iskandar, 1997).

Kondisi lingkungan sekolah, pengaruh teman, ketidaksiapan guru untuk memberikan pendidikan kesehatan reproduksi, dan kondisi tindak kekerasan sekitar rumah tempat tinggal juga berpengaruh (O’Keefe, 1997: 368-376).

Remaja yang tidak mempu-nyai tempat tinggal tetap dan tidak mendapatkan perlin-dungan dan kasih sayang orang tua, memiliki lebih banyak lagi faktor-faktor yang berkontribusi, seperti: rasa kekuatiran dan ketakutan yang terus menerus, paparan ancaman sesama remaja jalanan, pemerasan, penganiayaan serta tindak kekerasan lainnya, pelecehan seksual dan perkosaan (Kipke et al., 1997:360-367). Para remaja ini berisiko terpapar pengaruh lingkungan yang tidak sehat, termasuk penyalahgunaan obat, minuman

beralkohol, tindakan kriminalitas, serta prostitusi (Iskandar, 1997).

Pelayanan Kesehatan Reproduksi bagi Remaja

Pilihan dan keputusan yang diambil seorang remaja sangat tergantung kepada kualitas dan kuantitas informasi yang mereka miliki, serta ketersediaan pelayanan dan kebijakan yang spesifik untuk mereka, baik formal maupun informal (Pachauri, 1997).

Sebagai langkah awal pencegahan, peningkatan pengetahuan remaja mengenai kesehatan reproduksi harus ditunjang dengan materi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) yang tegas tentang penyebab dan konsekuensi perilaku seksual, apa yang harus dilakukan dan dilengkapi dengan informasi mengenai saranan pelayanan yang bersedia menolong seandainya telah terjadi kehamilan yang tidak diinginkan atau tertular ISR/PMS. Hingga saat ini, informasi tentang kesehatan reproduksi disebarluaskan dengan pesan-pesan yang samar dan tidak fokus, terutama bila mengarah pada perilaku seksual (Iskandar, 1997).

Di segi pelayanan kesehatan, pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana di Indonesia hanya dirancang untuk perempuan yang telah menikah, tidak untuk remaja. Petugas kesehatan pun belum dibekali dengan kete-rampilan untuk melayani kebutuhan kesehatan reproduksi para remaja (Iskandar, 1997).

Jumlah fasilitas kesehatan reproduksi yang menyeluruh untuk remaja sangat terbatas. Kalaupun ada, pemanfaatannya relatif terbatas pada remaja dengan masalah kehamilan atau persalinan tidak direncanakan. Keprihatinan akan jaminan kerahasiaan (privacy) atau kemampuan membayar, dan kenyataan atau persepsi remaja terhadap sikap tidak senang yang ditunjukkan oleh pihak petugas kesehatan, semakin membatasi akses pelayanan lebih jauh, meski pelayanan itu ada. Di samping itu, terdapat pula hambatan legal yang berkaitan dengan pemberian pelayanan dan informasi kepada kelompok remaja (Outlook, 2000).

Karena kondisinya, remaja merupakan kelompok sasaran pelayanan yang mengutamakan privacy dan confidentiality (Senderowitz, 1997a:10). Hal ini menjadi penyulit, mengingat sistem pelayanan kesehatan dasar di Indonesia masih belum menempatkan kedua hal ini sebagai prioritas dalam upaya perbaikan kualitas pelayanan yang berorientasi pada klien
http://askep-askeb-kita.blogspot.com/

Read more: http://askep-askeb.cz.cc/2010/01/tinjauan-umum-kesehatan-reproduksi.html#ixzz0hZtAX8YN

http://askep-askeb.cz.cc/2010/01/tinjauan-umum-kesehatan-reproduksi.html


ngambil dari dr. Sri Rejeki
Kesehatan reproduksi menurut WHO adalah suatu keadaan fisik, mental dan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya. Atau Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya serta mampu menjalankan fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.

TUMBUH KEMBANG REMAJA.

Masa remaja dibedakan dalam :

   1. Masa remaja awal, 10 – 13 tahun.
   2. Masa remaja tengah, 14 – 16 tahun.
   3. Masa remaja akhir, 17 – 19 tahun.

Pertumbuhan fisik pada remaja perempuan :

   1. Mulai menstruasi.
   2. Payudara dan pantat membesar.
   3. Indung telur membesar.
   4. Kulit dan rambut berminyak dan tumbuh jerawat.
   5. Vagina mengeluarkan cairan.
   6. Mulai tumbuh bulu di ketiak dan sekitar vagina.
   7. Tubuh bertambah tinggi.

Perubahan fisik yang terjadi pada remaja laki-laki :

   1. Terjadi perubahan suara mejadi besar dan mantap.
   2. Tumbuh bulu disekitar ketiak dan alat kelamin.
   3. Tumbuh kumis.
   4. Mengalami mimpi basah.
   5. Tumbuh jakun.
   6. Pundak dan dada bertambah besar dan bidang.
   7. Penis dan buah zakar membesar.

Perubahan psikis juga terjadi baik pada remaja perempuan maupun remaja laki-laki, mengalami perubahan emosi, pikiran, perasaan, lingkungan pergaulan dan tanggung jawab, yaitu :

   1. Remaja lebih senang berkumpul diluar rumah dengan kelompoknya.
   2. Remaja lebih sering membantah atau melanggar aturan orang tua.
   3. Remaja ingin menonjolkan diri atau bahkan menutup diri.
   4. Remaja kurang mempertimbangkan maupun menjadi sangat tergantung pada kelompoknya.

Hal tersebut diatas menyebabkan remaja menjadi lebih mudah terpengaruh oleh hal-hal yang negatif dari lingkungan barunya.
http://pelupa.com/forum_posts.asp?TID=2654

Remaja pada umumnya menghadapi permasalahan yang sama untuk memahami tentang
seksualitas, yaitu minimnya pengetahuan tentang seksualitas dan kesehatan reproduksi yang
disebabkan oleh terbatasnya akses informasi dan advokasi remaja, tidak adanya akses
pelayanan yang ramah terhadap remaja, belum adanya kurikulum kesehatan reproduksi remaja
di sekolah, serta masih terbatasnya institusi di pemerintah yang menangani remaja secara
khusus dan belum ada undang-undang yang mengakomodir hak-hak remaja
Regulasi perundangan dan budaya juga menyebabkan remaja semakin kesulitan secara
terbuka mendapatkan pengetahuan mengenai seksualitas dan reproduksi. Undang-Undang
masih membatasi dan menyebutkan melarang pemberian informasi seksual dan pelayanan
bagi orang yang belum menikah. Hal itu telah membatasi ruang pendidikan dan sosial untuk
memberikan pengetahuan pada remaja mengenai seksualitas. Selain itu, budaya telah
menyebabkan remaja tabu untuk membicarakan masalah seksualitas dan kesehatan
reproduksinya. Ketika itu terjadi, akhirnya jalan lain yang berdampak negatif terhadap
perkembangan remaja di pilih. Dan yang terjadi akhirnya banyak remaja yang memuaskan rasa
keingintahuannya melalui berbagai macam sumber informasi mengenai seksualitas media mas
sa
dan internet.
Keingintahuan remaja mengenai seksualitas serta dorongan seksual telah menyebabkan
remaja untuk melakukan aktivitas seksual remaja, yang akhirnya menimbulkan persoalan pada
remaja yang berkaitan dengan aktivitas seksual. Seperti
kasus-kasus kekerasan seksual, kehamilan tidak diinginkan (KTD) pada remaja, aborsi remaja,
pernikahan usia muda dan lain sebagainya.
1 / 3
Remaja dan Kesehatan Reproduksi
Perilaku seksual remaja
Dari hasil survey yang dilakukan oleh LKTS (Lembaga Kajian untuk Trasformasi Sosial)
Boyolali mengenai Kekerasan dan Perilaku seksual pada kalangan pelajar di Klaten
menunjukkan hasil yang memprihatinkan, perilaku seks bebas sudah mulai berkembang di
kalangan remaja. Survey menunjukkan bahwa hambatan informasi tentang seks dan kesehatan
reproduksi berasal dari orang tua akibat minimnya pengetahuan mereka tentang kesehatan
reproduksi dan seksualitas. Kondisi ini tercermin dari tingkat pendidikan orang tua siswa,
terutama ibu yang berpendidikan rendah (SMP ke bawah) sebanyak 61%. Padahal ibu memiliki
peran penting dalam memberikan informasi tentang seks pada anak-anaknya. Sedangkan ayah
yang berpendidikan di bawah SMP sebanyak 49,6% dan di SMA ke atas sebanyak 50,5%. Hal
lain yang menjadi kendala adalah faktor budaya yang masih menabukan segala topik yang
berkaitan dengan seks dan seksualitas bagi mereka orang yang belum menikah.
Minimnya pengetahuan seks membuat remaja mencari sumber informasi di luar rumah.
Sayangnya, media yag diakses justru hanya mengarah pada pornografi dan bukan pendidikan
seks yang bertanggung jawab. Handphone merupakan sarana favorit remaja untuk bertukar
gambar porno (26%), internet juga menjadi media yang cukup banyak diakses oleh responden
(20%), peredaran blue film yang longgar juga menyebabkan responden bisa dengan bebas
mengaksesnya (13%).
Perilaku seksual responden dalam berpacaran telah menjurus pada hubungan seks bebas.
Aktifitas berpacaran responden dimulai dari ngobrol (24%), pegang tangan (16%), pelukan
(13%), cium pipi (12%). Sedangkan perilaku yang sudah menjurus pada hubungan seks awal
2 / 3
Remaja dan Kesehatan Reproduksi
(foreplay) adalah cium pipi (9%), necking (9%), meraba organ seksual (4%), petting (2 %) dan
hubungan seksual (1%). Kondisi ini menunjukkan betapa sudah sangat mengkhawatirkannya
perilaku remaja saat ini.
Dalam aktifitas pacaran, responden tidak segan melakukannya di sekolah (14%) meskipun
rumah masih merupakan tempat yang sering digunakan oleh responden untuk berpacaran
(26%). Tetapi berpacaran di tempat umum, tempat rekreasi bahkan hotel pun sudah bukan
barang baru bagi remaja (23%).
Arus informasi melalui media masa dengan segala perangkatnya, surat kabar, tabloid media
elektronik, televisi, dan internet telah menyebabkan mempercepat terjadinya perubahan.
Remaja merupakan salah satu kelompok yang mudah terpengaruh oleh arus informasi baik
yang negatif maupun yang positif. Sebagaimana tercermin dalam survey tersebut, Hal ini
mempengaruhi remaja untuk berperilaku berisiko antara lain menjalin hubungan seksual
pranikah, dan perilaku seksual lainya hingga kekerasan seksual yang dapat mengakibatkan
kehamilan tidak diinginkan, resiko reproduksi lainnya, serta tertular infeksi menular seksual
termasuk HIV/AIDS.
Untuk itu, hubungan sinergis pemerintah, lembaga-lembaga pendidikan dan masyarakat harus
dikuatkan untuk menanggulangi permasalahan tersebut, upaya penyadaran remaja mengenai
pendidikan seks dan kesehatan reproduksinya harus dilakukan. Harus dikembangkan
seluas-luasnya pusat informasi mengenai seksualitas dan kesehatan reproduksi, tersedianya
pelayanan remaja yang ramah pada remaja termasuk konsultasi remaja, mengembangkan
media informasi dan pendidikan, mengintegrasikan program remaja ke dalam program
pencegahan HIV/AIDS dan IMS, memperkuat jaringan dan sistem rujukan ke pusat pelayanan
kesehatan yang relevan, memperkuat pelayanan dan informasi bagi remaja termasuk
meningkatkan perlindungan bagi remaja untuk menghindari segala upaya eksploitasi dan
kekerasan pada remaja.
3 / 3
http://www.lkts.org/pelita-online/index.php?view=article&catid=100%3Aseptember-2008&id=59%3Aremaja-dan-kesehatan-reproduksi-&format=pdf&option=com_content&Itemid=68

Remaja, sopo iku….???

Masa peralihan dari anak-2 menuju dewasa

Umumnya antara usia
10-19 tahun

Merupakan periode kematangan seksual yang merubah anak secara biologi menjadi dewasa yang memiliki kemampuan bereproduksi

Merupakan perkembangan psikologi dan sosio-ekonomi.

Dengan kata lain merupakan periode transisi, tumbuh, kembang dan “kesempatan”
Cirinya yaapa ..?

Perkembangan biologis nyata (pubertas

kematangan seksual dan reproduksi)

Perkembangan psikologis nyata (kognitif dan emosional)

Peralihan status dari anak yang dependen \ tergantung secara sosial ekonomi

independen \ bebas

Thelarche (perkembangan payudara):

Terjadi paling awal kadang usia < 10 th (8-13 th)

the first physical sign of puberty.

Menurut tanner (1962) payudara matang dalam usia 14-14 th (12-18 th)

Adrenarche / pubarche (perkembangan rambut aksila / pubis):

Mulai sekitar usia 11 th (10-14 th)

Dapat lebih dulu dari payudara

Tanner

rambut pubis dewasa dicapai pada usia 14-15 th (12-18 th)

Pertumbuhan tinggi badan lebih cepat (maksimal growth)

Bisa terjadi 2 th setelah telarche atau 1 th sebelum menarche

Dipengaruhi growth hormon, estradiol, dan insulin-like growth factor (IGF-I) atau somatomedin-C

Pertumbuhan bisa mencapai 4-10 cm dalam 10 tahun

Menarche

Variasi normal antara usia 9-16 tahun dengan rata-2 12-13 tahun

Haid pertama umumnya anovulatoir, iregular, periodenya lama dan perdarahannya banyak

Siklus anovulatoir ini dapat terjadi selama 12 bulan

Semakin tua haid semakin teratur + ovulasi

Feedback positif esterogen terhadap hipotalamus-pituitari

cetusan LH (LH surge) yang menstimulasi ovulasi

Perubahan psikis

Perasaan menjadi lebih sensitif

Emosional

Ingin tahu >>

AMAT SANGAT RENTAN terhadap : pergaulan bebas, drug abuse dl
Pubertas Prekoks

Perubahan karakteristik pubertas (terutama fisik) yang terjadi < 8 th

Umumnya ditandai pertumbuhan tinggi badan maksimal sebagai first sign
So what gitu lhoo..???

Masa transisi

banyak masalah yang terjadi

Dampak terhadap fisik juga kesehatan mental, emosi, ekonomi, kesejahteraan sosial dalam jangka panjang

Pengaruh terhadap diri, keluarga, masyarakat dan bangsa
Kok bisa…???

Akibat pertumbuhan dan perkembangan seksual serta kejiwaan

Identitas diri??

Ingin kencan

Ingin tahu >>>

Ingin coba-2
Seks bebas Kan enaak..!Terus kenapa gak boleh???

Remaja:

Tidak perjaka / perawan

Risiko PMS >>>

Ancaman unwanted pregnancy, unwanted child

unsafe abortion

infeksi, perdarahan, mati.

Trauma kejiwaan(depresi, rendah diri, merasa berdosa, masa depan suram)

Kehilangan kesempatan sekolah, bekerja

Melahirkan bayi yang kurang sehat

Keluarga:

Aib keluarga

Beban ekonomi keluarga bertambah

Pengaruh Kejiwaan anak yang dilahirkan

tekanan masyarakat sekitar (ejekan dll)

Masyarakat:

Remaja putus sekolah >>

kualitas masyarakat menurun

AKI dan AKB meningkat

derajat kesehatan menurun

Beban ekonomi masyarakat bertambah

derajat kesejahteraan masyarakat menurun
Lha yaapa terus…???

Fokus : Peningkatan pengetahuan kespro

Pencegahan kehamilan pada usia muda.

Kegiatan : Pencatatan dan pelaporan kegiatan kespro remaja, KIE, gizi remaja putri
Pencegahan lebih baik dari pada pengobatan

Promosi kesehatan

Etika reproduksi

Pendidikan kesehatan reproduksi

Undang-undang / peraturan
Hak-hak Kespro
1.
Hak hidup
2.
Hak menikah
3.
Hak hamil atau tidak hamil
4.
Hak seksualitas
5.
Hak menggunakan kontrasepsi
6.
Hak terbebas dari PMS
7.
Mendapat informasi & pelayanan yang berkualitas
Hak Kespro Remaja
1.
Menjadi Diri Sendiri
2.
Mendapat Informasi
3.
Atas Sehat/Kesehatan
4.
Melindungi Diri dan Dilindungi
5.
Mendapatkan Layanan Kesehatan
6.
Dilibatkan dalam Keputusan
7.
Berbagi Informasi
http://www.scribd.com/doc/19074927/Kesehatan-Reproduksi-Remaja

Read More......

Senin, 01 Maret 2010


TINJAUAN KASUS Ibu HaMIL
Ny. A berumur 28 tahun datang ke Puskesmas untuk periksa hamil tanggal 7 Maret 2007. hamil ini adalah kehamilan yang kedua dan belum pernah abortus, HPHT : 28 Mei 2006. Ibu mengatakan pusing, lemas, pandangan berkunang-kunang. Dari hasil pemeriksaan ditemukan TD : 100/90 mmhg, S : 36 oC, M : 80 x / mnt, Rr “ 20 x / mnt, Hb : 8 gram%, kunjungtiva pucat dan DJJ 144 x / mnt teratur, terdengar di perut ibu sebelah kiri.

S = Subjek
Ny. A umur 28 tahun, periksa hamil tanggal 7 Maret 2007.
Dengan keluhan pusing, lemas, dan pandangan mata berkunang-kunang.
Diketahui HDHT : 28 Mei 2006.

O = Objektif
K/U ibu baik, kesadaran composmentis.
Pemeriksaan TTV
TD = 100 / 90 mmHg M = 80 x / mnt
S = 36 oC Rr = 20 x / mnt
Pemeriksaan fisik
Head to toe
Pemeriksaan Palpasi
Leopold I = TFU : 30 cm, teraba bagian bulat, lunak, tidak ada lentingan (bokong janin).
Leopold II = - Sebelah kanan ibu teraba bagan-bagian kecil janin (eksterminas
janin).
- Sebelah kiri ibu teraba bagian keras, panjang ada tahanan
(punggung janin).
Leopold III = Teraba bagian bulat, keras ada lentingan (kepala janin)
Leopold IV = Konvergen 5/5 bagian.
Pemeriksaan Auskultasi
DJJ : 144 x / mnt
PM : terdengar jelas, 2 jam dibawah pusat kiri ibu
Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 8 gram%

A = Assesment

G2P1AO hamil pada 32 minggu umur 28 tahun
Janin hidup tunggal intra uterin, letak memanjang, presentasi kepala, PUKL 5/5 bagian
Primuda dengan anemia ringan

P = Planning
Beritahu hasil pemeriksaan.
Anjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perkerjaan yang terlalu berat.
Anjurkan kepada ibu untuk makan makanan yang mengandung zat besi dan makan dilakukan lebih sering dalam jumlah lebih sedikit.
Anjurkan kepada ibu untuk tidak melakukan perjalanan jauh.
Anjurkan kepada ibu untuk melakukan konsumsi vitamin setiap hari 1 tablet.
Anjurkan kepada ibu untuk minum obat zat besi dan asam sulfat.
Anjurkan kepada ibu untuk olahraga ringan di pagi hari sebelum melakukan aktivitas.
Anjurkan kepada ibu untuk periksa laboratorium untuk mengetahui apakah Hbnya sudah naik atau belum.
Anjurkankepada ibu untuk kontrol ulang 2 minggu lagi.

E = Evaluasi
Ibu mengerti hasil pemeriksaan.
Ibu bersedia melaksanakan semua anjuran dari bidan.
ibu mau datang dan periksa 2 minggu lagi.
DI buat oleh Ayu MARthaSarI pada

Read More......



Asfiksia neonatorum

1. A. PENGERTIAN

Asfiksia neonatorum adalah bayi baru lahir tidak dapat bernafas secara spontan dan teratur segera setelah lahir. Keadaan ini biasanya disertai dengan keadaan Hipoksia serta sering berakhir dengan asidosis. Asfiksia akan bertambah buruk apabila penanganan bayi tak dilakukan secara sempurna sehingga tindakan perawatan dilaksanakan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan mengatasi gejala lanjut yang mungkin timbul. (Wiknjosastro, 1999).

1. B. ETIOLOGI

Pengembangan Paru BBL pada menit-menit pertama kelahiran dan kemudian disusul dengan pernafasan teratur. Bila terdapat pertukaran gas atau pengangkutan oksigen dari ibu ke janin, maka akan terjadi asfiksia janin atau neonatus. Towel (1996) mengajukan Penggolongan Penyebab Kegagalan Pernapasan Pada bayi yang terdiri dari :

1. Faktor Ibu
1. Hipoksia Ibu, hal ini akan menimbulkan hipoksia janin, hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat pemberian obat analgetik atau anastesi dalam
2. Gangguan aliran darah uterus

Mengurangnya aliran darah pada uterus akan menyebabkan berkurangnya penga,liran O2 ke plasenta dan kejanin. Hal ini sering ditemukan pada kasus-kasus.

a) Gangguan kontrasi uterus, misalnya : Hipertensi, Hipotoni / uterus akibat penyakit atau obat

b) Hipotensi mendadak pada ibu karena perdarahan

c) Hipertensi pada penyakit eklamsia.

1. Faktor Plasenta

Solusi plasenta. Perdarahan plasenta, dan lain-lain

1. Fator Fetus

Tali pusat menumbung lilitan tali pusat, kompresi tali pusat antara janin dan jalan lahir

1. Faktor Neonatus
1. Pemakaian obat anastesi / analgetika yang berlebihan pada itu secara langsung dapat menimbulkan depresi pusat pernapasan janin.
2. Trauma yang terjadi pada persalinan. Misalnya : Perdarahan Intra Cranial
3. Kelainan Kongenital. Misalnya : Hernia diafragmatika atresia saluran pernapasan hipoplasia paru dan lain-lain. (Wiknjosastro, 1999).

1. C. PERUBAHAN PATOFISIOLOGI DAN GANGGUAN KLINIS

Pernapasan Spontan BBL tergantung kepada kondisi janin pada masa kehamilan dan persalinan. Bila terdapat gangguan Pertukaran gas atau pengangkutan O2 selama kehamilan / persalinan akan terjadi asfiksia yang lebih berat. Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh dan bila tidak teratasi akan menyebabkan kematian asfiksia yang terjadi dimulai dengan suatu periode opnu (Primary Apnoe) disertai dengan penurunan frekuensi diikuti oleh pernapasan teratur. Pada penerita asfiksia berat. Usaha bernafas tidak tampak dan bayi selanjutnya berada dalam periode apnue kedua. Pada tingkat ini terjadi bradikardi dan penurunan TD.

Pada asfiksia terjadi pula gangguan metabolisme dan perubahan keseimbangan asam-asam pada tubuh bayi. Pada tingkat pertama hanya menimbulkan asidosis respiraktonik. Bila gangguan berlanjut dalam tubuh bayi akan terjadi proses metabolisme an acrobic yang berupa glikolisis gukogen tubuh. Sehingga glikogen tubuh terutama pada jantung dan hati akan berkurang. Pada tingkat selanjutnya akan terjadi perubahan kardio vaskuler yang disebabakan oleh beberapa keadaan diantarannya :

1. Hilangnya Sumber Glukogen dalam jantung akan mempengaruhi fungsi jantung
2. Terjadi asidosis metabolis akan menimbulkan kelemahan otot jantung
3. Pengisian udara alucolus yang kurang adekuat akan mengakibatkan tetap tingginya Resistensi Pembuluh darah Paru sehingga sirkulasi darah ke paru dan demikian pula kesistem sirkulasi tubuh lain akan mengalami gangguan. (Rustam, 1998)

Pada keadaan asfiksia yang perlu mendapat perhatian sebaiknya :

1. Menurunnya tekanan O2 darah (Pa O2)
2. Meningginya tekanan O2 darah (Pa O2)
3. Menurunya PH (akibat osidosis respirantorik dan metabolik)
4. Dipakainya sumber glukogen tubuh untuk metabolisme an-aerobic
5. Terjadinya perubahan sistem kardiovaskuler

Untuk menentukan tingkat asfiksia neonatorum digunakan kriteria penilaian yaitu yang disebut dengan skor APGAR. Skor APGAR biasanya dinilai 1 menit setelah bayi lahir lengkap pada skor APGAR menit 1 ini menunjukan beratnya ASFIKSIA yang diderita dan untuk menentukan pedoman resusitasi dan perlu juga dinilai setelah 5 menit bayi lahir karena hal ini mempunyai koralasi yang erat dengan morbiditas dan mertilitas neonatal.

1. D. TINDAKAN PADA ASFIKSIA NEONATORUM

Tindakan yang dikerjakan pada lazim disebut resusitasi BBL sebelum resusitasi dikerjakan perlu diperhatikan bahwa :

1. Faktor waktu sangat penting
2. Kerusakan yang timbul pada bayi akibat anoksia / hipoksia antenatal tidak dapat diperbaiki tetapi kerusakan yang akan terjadi karena anoksia / hipoksia pascanatal harus dicegah dan diatasi.
3. Riwayat kehamilan dan partus akan memberikan keterangan yang jelas tentang fakta penyebab terjadinya depresi pernapasan pada BBL
4. Penilaian BBL perlu dikenal baik, agar resusitasi yang dilakukan dapat dipilih dan ditentukan secara adekuat (Prawiroharjo, 2002).

1. E. PRINSIP DASAR RESUSITASI YANG PERLU DIINGAT IALAH :
1. Memberi lingkungan yang baik pada bayi dan mengusahakan saluran pernapasan tetes bebas serta merangsang timbulnya pernapasan
2. Memberi bantuan pernapasan secara efektif pada bayi yang menunjukan usaha pernapasan lemah
3. Melakukan koraksi terhadap asidosis yang terjadi
4. Menjaga agar sirkulasi tetap baik (Wiknjosastro, 1999)

1. F. CARA RESUSITASI
1. Letakkan bayi dilingkungan yang hangat keudian keringkan tubuh bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi
2. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang pada alas yang datar
3. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (sniffing positor)
4. Hisap lendir dengan menghisap lendir dec dari mulut apabila sudah bersih kemudian lanjutkan kehidung
5. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki bayi dan mengusap-usap punggung bayi.
6. Nilai Pernapasan
1. Jika nafas spontan lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10, denyut jantung > 100 x /menit. Nilai warna kulit jika merah / sianosis perifer lakukan observasi. Apabila baru diberikan O2. denyut jantung < 100% / menit lakukan ventilasi tekanan positif.
2. Jika pernapasan megap-megap lakukan ventilasi tekanan positif
3. Ventilasi tekanan Positif /PPV dengan memberikan O2 100% melalui anbubag atau masker.

masker harus menutupi hidung dan mulut tidak menutupi mata. jika tidak ada ambubag beri bantuan nafas mulut kemulut. Kecepatan PPV 40-60 x/menit.

1. Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik. Hasil kalikan 10
1. > 100 hentikan bantuan nafas, observasi nafas spontan
2. 60-100 ada peningkatan denyut jantung teruskan pemberian PPV
3. 60-100 dan tidak ada peningkatan denyut jantung, lakukan PPV disertai kompresi jantung
4. < 10 x/ menit, lakukan PPV disertai kompresi jantung
5. Kompresi jantung

Perbandingan kompresi jangtung dengan ventilasi ada 3:1 ada 2 cara kompresi jantung

1. Kedua ibu jari menekan stemum sedalam 1 cm dan tangan lain mengelilingi tubuh bayi
2. Jari tengah dan telunjuk menekan stemum dan tangan lain menahan belakang tubuh bayi
3. Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi ada
4. Denyut jantung 80 x / menit kompresi jantung dihentikan lakukan PPV sampai denyut jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas spontan
5. Jika denyut jantung 0 atau < 10x/menit. Lakukan pemberian obat epineprin

1 : 10.000 dosis 0,2 – 0,3 ml/ Kg BB IV

1. Lakukan penilaian denyut jantung janin jika > 100x/menit hentikan obat
2. Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian epineprin sesuai dosis tiap 3-5 menit
3. Lakukan penilaian denyut jantung jika denyut jantung tetap / tidak respon terhadap diatas dan tanpa ada hiporolemi beri natrikus dengan dosis 2 MEG / Kg BB secara IV selama 2 menit.(Wiknjosastro, 1999)


ASUHAN KEBIDANAN PATOLOGIS PADA BAYI BARU LAHIR

TERHADAP By. Ny. R DENGAN ASFIKSIA RINGAN

DI RUANG ANAK RSU A. YANI METRO

TAHUN 2008

1. A. PENGKAJIAN
1. 1. Identitas
1. Bayi

Nama bayi : By. Ny. R

Tanggal/ Jam lahir : 14 April 2008 / 15.00 WIB

Jenis kelamin : Laki-laki

1. Orangtua

Nama Ibu : Ny. R Nama Ayah : Tn. A

Umur : 25 th Umur : 30 th

Agama : Islam Agama : Islam

Suku /Bangsa :Jawa/Indonesia Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Ganjar Agung Alamat : Ganjar Agung

no. 23 Metro no. 23 Metro

1. B. RIWAYAT PERSALINAN

1. Keluhan Utama

Bayi Ny. R lahir spontan pervaginam dengan asfiksia ringan

Dasar :

1. Bayi lahir spontan pervaginam tanggal 14-04-2008
2. Suhu tubuh 360 C. APGAR 6/10. BB : 4000 gr, PB : 50 cm, DJJ : 100 x/menit , Lila : 9,5 cm ekstremitas biru
3. Persalinan ditolong oleh : Bidan
4. Jenis persalinan : Spontan pervaginam
5. Tempat Persalinan : Bidan

1. Riwayat persalinan

1. Lama Persalinan :

Kala I : 7 Jam 45 menit

Trimester II : 25 menit

Trimester III : 15 menit

1. Masalah yang terjadi selama persalinan

Tidak ada masalah selama persalinan

1. Keadaan air ketuban : Jernih
2. Keadaan Umum BBL

Kelahiran tunggal

Usia kehamilan saat melahirkan + 38 minggu

1. C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Nilai Apgar

No


Aspek Yang Dinilai


0


1


2


Waktu

1


5
1. Frekuensi denyut jantung Tidak ada Kurang dari 100 Lebih dari 100
2. Usaha Bernapas Tidak ada Lambat teratur Menangis kuat 1 1
3. Tonus otot Lumpuh Ekstremitas fleksi Gerakan aktif 1 1
4. Reaksi terhadap rangsangan Tidak ada Gerakan sedikit Menangis 2 2
5. Warna kulit Biru / pucat Tubuh kemerahan ekstermitas biru Seluruh tubuh kemerahan

1. Antropometri
1. Berat badan : 4000 gr
2. Panjang badan : 50 cm
3. Lingkar Kepala : 37 cm
4. Lila : 9,5 cm
5. Refleks
1. Moro/kaget : ada, lemah
2. Palmargraf /menggenggam : ada, lemah
3. Sucking/ menghisap : ada, lemah
4. Rooting Reflek / mencari : ada, lemah
5. swallowing / menelan : ada, lemah
6. Menangis : Menangis pada saat dirangsang
7. Tanda vital
1. Suhu : 360 C
2. Nadi : 110 x/menit
3. Pernapasan : 40 x/menit
8. Kepala
1. Simetris : Tidak ada kelainan yang dialami
2. ubun-ubun besar : Cembung
3. Ubun-ubun kecil : tidak ada
4. Caput succeederium : tidak ada
5. Cephal hematoma : Tidak ada
6. Sutura : Tidak Moulage
7. Luka di kepala : Tidak ada
8. Kelainan yang dijumpai : tidak ada kelainan
9. Mata
1. Posisi : Simetris mata kanan dan kiri
2. kotoran : tidak terdapat kotoran
3. Perdarahan : Tidak terdapat perdarahan
4. Bulu mata : ada
10. Hidung
1. Lubang Hidung : terdapat 2 lubang (kanan dan kiri)
2. Cuping Hidung : ada , kanan dan kiri simetris,

gerakan antara kanan dan kiri kembang

kempis secara bersamaan

1. Keluaran : Tidak ada
2. Mulut
1. Simetris : atas dan bawah
2. Palatum : tidak ada
3. Saliva : tidak ada hipersaliva
4. Bibir : tidak ada labio skizis
5. Gusi : merah tidak ada laserasi
6. Lidah bintik putih : tidak ada

10. Telinga

1. Simetris : Kanan dan kiri
2. Daun Telinga : ada kanan dan kiri
3. Lubang telinga : ada kanan dan kiri
4. Keluaran : tidak ada

11. Leher

1. Kelainan : tidak ada kelainan
2. Pergerakan : dapat bergerak kekanan dan kiri

12. Dada

1. Simetris : Simetris ada kelainan
2. Pergerakan : bergerak waktu bernafas
3. Bunyi nafas : napas cepat, lembut teratur, dangkal
4. Bunyi jantung : Lup- duk teratur

13. Perut

1. Bentuk : tidak ada kelainan
2. Bising usus : Teratur
3. Kelainan : tidak ada kelainan

14. Tali pusat

1. Pembuluh darah : 2 arteri dan 1 veria
2. Perdarahan : tidak ada perdarahan
3. Kelainan : tidak ada kelainan

15. Kulit

1. Warna : Kemerahan dan ekstremitas biru
2. Tunger : (+) ada
3. Lanugo : ada
4. Vernik caseosa : ada
5. Kelainan : tidak ada kelainan

16. Punggung

1. Bentuk : Lurus
2. Kelainan : tidak ada kelainan

17. Ekstremitas

1. Tnagan : Simetris kanan dan kiri
2. Kaki : Simetris kanan dan kiri
3. Gerakan : (+) ada
4. Kuku : lengkap
5. Bentuk kaki : lurus
6. Bentuk tangan : lurus
7. Kelainan : tidak ada kelainan

18. Genetalia

Pria

1. Scrotum : ada
2. Testis : sudah turun
3. Penis : tidak ada kelainan
4. Kelainan : tidak ada

I. IDENTIFIKASI MASALAH, DIAGNOSA DAN KEBUTUHAN

1. Diagnosa Medik

Bayi baru lahir spontan pervaginam cukup bulan, letak kepala diameter sub occipito Bregmatika lahir dengan asfiksia.

Dasar :

Ds : By. Ny. R Lahir spontan pervaginam tanggal 14-4-2008 dengan nafas

cepat, dangkal, dengan akral biru dan menangis lemah

Do : Suhu tubuh 360C, APGAR 6/10, BB : 4000 gr, PB : 50 cm

DJJ : 100 x/menit, Lila : 9,5 Ekstremitas biru

1. Masalah

Gangguan pemenuhan O2

Dasar : 1. Terdapat lendir pada jalan nafas

2. Nafas masih terdapat ronkhi

1. Kebutuhan

Memberikan jalan nafas, suhu Perawatan tali pusat, pemenuhan cairan dan

nutrisi

Dasar :

1. Apgar, pengaturan suhu

2. Tali pusat masih basah

3. Pemberian ASI eksklusif


1. II. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL ATAU DIAGNOSA LAIN
1. Asfiksia berat
2. Hipotermi berat / sedang
3. Infeksi tali pusat

Dasar :

1. Ekstremitas bayi terlihat
2. Suhu tubuh 360C
3. Tali pusat masih basah

III. EVALUASI KEBUTUHAN SEGERA

1. Bersihkan jalan nafas
2. Keringkan tubuh bayi
3. Melakukan rangsangan taktil

1. IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN DAN KOLABORASI

Pemantauan terhadap kemajuan kondisi By. Ny. R. Jika berlanjut menjadi Asfiksia sedang atau berat dapat melakukan kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain

1. V. PERENCANAAN
1. Cegah Kehilangan Panas
1. Bungkus bayi dengan handuk diatas perut ibu tali pusat
2. Hidupran radian warmer untuk menghangatkan bagian dada bayi
3. Lakukan pembebasan jalan nafas
1. Bebaskan jalan nafas
2. Letakkan bayi pada posisi yang benar
3. Lakukan Sum Zuinger
4. Lakukan rangasangan taktil
1. Usap-usap punggung bayi atau
2. Sentil
5. Lakukan penilaian bayi
1. Perhatikan dan nilai nafas bayi
2. Hitung frekuensi denyut jantung bayi
3. Nilai warna kulit bayi
6. Lakukan perawatan tali pusat
1. Jepit tali pusat dengan 2 buah klem
2. Potong tali pusat dengan gunting tali pusat
3. Bungkus tali pusat dengan kassa steril
4. Ajarkan pada itu untuk perawatan tali pusat
5. Anjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat secara teratur
6. Lakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang
7. Lakukan Langkah awal resusitasi
1. Jaga Bayi tetap hangat
2. Atur posisi bayi
3. Isap lendir
4. Keringkan dan rangsangan taktil
5. Reposisi
6. Penilaian apakah bayi menangis atau bernafas spontan dan teratur atau tidak
8. Jelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif
9. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran

1. VI. PELAKSANAAN

Pada tanggal 14 April 2008 Pukul 15.00 WIb

1. Mempertahankan suhu tubuh bayi
1. Membungkus bayi dengan handuk kering dan bersih yang ada diatas perut ibu bila tali pusat panjang.

Mengeringkan tubuh dan kepala bayi dengan handuk untuk menghilangkan air ketuban dan mencegah kehilangan suhu tubuh melalui

1. Menghidupkan radian warmer untuk menghangatkan bagian dari dada bayi dengan meletakan bayi terlentang dibawah alat pemancar panas. Alat pemancar panas, alat pemancar panas perlu disiapkan sebelum agar kasur tempat diletakan bayi juga hangat.
2. Melakukan pembebasan jalan nafas
1. Membebaskan jalan nafas dengan cara membersihkan mata, hidung dan mulut bayi secara Zig zag dengan Kassa Steril segera setelah lahir
2. Meletakan bayi telentang atau miring dengan leher agak ekstensi atau tengadah dengan meletakan selimut atau handuk yang digulung dibawah bahu sehingga bahu terangkat 2-3 cm
3. Membersihkan jalan nafas dengan menghisap cairan amnion dan lender mulut dari hidung menggunakan slim zungier. Bila air ketuban bercampur mekonium maka penghisapan dan trakea diperlukan untuk mencegah aspirasi mekonium. Hisap dari mulut terlebih dahulu kemudian hisap dari hidung.
4. Melakukan rangsangan taktil
1. Usap-usap punggung bayi kearah atas untuk melancarkan peredaran darah
2. Menyentil telapak kaki bayi untuk memberikan rangsangan yang dapat menimbulkan atau mempertahankan pernapasan
3. Melakukan penilaian bayi
1. Memperhatikan dan menilai pernafasan bayi
2. Menghitung frekuensi DJJ bayi
3. Menilai warna kulit bayi
4. Melakukan perawatan tali pusat
1. Menjepit tali pusat dengan 2 buah klem
2. Memotong tali pusat dengan gunting tali pusat
3. Membungkus tali pusat dengan kassa steril
4. Mengajarkan pada itu untuk perawatan tali pusat
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan perawatan tali pusat secara teratur
6. Melakukan evaluasi kemampuan ibu untuk mengulang

Perawatan tali pusat

1. Melakukan resusitasi
1. Menjaga bayi agar tetap hangat
2. Mengatur posisi bayi agar mempermudah jalan nafas
3. Menghisap lendir dengan menggunakan alat penghisap lendir deLee atau bola karet
4. Mengeringkan dan melakukan rangsangan taktil pada bayi
5. Mengatur kembali posisi kepala dan selimut bayi
6. Melakukan penilaian pada bayi setelah melakukan tindakan resusitasi
7. Menjelaskan pada ibu mengenai pentingnya ASI ekslusif

Menjelaskan pada ibu bahawa ASI eksklusif adalah pemberian ASI selama 6 bulan tanpa makanan tambahan

1. Menganjurkan pada ibu untuk mengkonsumsi sayur-sayuran hijau agar pengeluaran ASI baik.

Kandungan didalam ASI tersebut sudah mencukupi kebutuhan bayi untuk

perkembangan otaknya dan sudah mencukupi kebutuhan nutrisinya

1. VII. EVALUASI

Pada tanggal 14 April 2008, Pukul 15.00 Wib

1. Suhu tubuh bayi telah dipertahankan
1. Bsyi telah dibungkus dengan handuk kering dan bersih
2. Tubuh dan kepala bayi telah dikeringkan dengan handuk
3. Radian warmer telah melakukan pembebasan jalan nafas
4. Pembebasan Jalan nafas telah dilakukan
1. Mata, hidung, dan mulut telah dibersihkan
2. Bayit telah diposisikan dengan benar
3. Jalan nafas telah dibersihkan
4. Rangsangan taktil telah dilakukan

Punggung telah diusap kearah atas

1. Bayi bernafas spontan
2. Perawatan tali pusat telah dilakukan
1. Ibu mengerti mengenai pentingnya ASI ekslusif
1. Ibu mengerti dan bersedia untuk memberikan ASI eksklusif
2. Ibu mengerti dan bersedia untuk mengkonsumsi sayur-sayuran hijau


CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 15 April 2008 hari ke-II

S : 1. Ibu mengatakan bayinya dapat minum ASI dengan baik

2. Ibu mengatakan sudah melakukan yang dianjurkan

3. Ibu mengatakan anaknya BAB 3 x

4. Ibu mengatakan anaknya tampak sehat dan anak akan segera pulang

5. Ibu mengatakan anaknya sudah dimandikan dan dibedong

O : 1. Keadaan umum baik

2. Tanda-tanda vital

RR : 30 x/mnt BB : 4.000 gram

Suhu : 360C PB : 50 cm

Nadi : 110 x/mnt

Reflek :

a. Kaget : ada

b. Menghisap : ada

c. Menggenggam : ada

d. Mencari : ada

e. Menelan : ada

3. Warna kulit kemerahan

4. Tali pusat terawat baik dan masih basah

5. Perut bayi tidak kembung

6. Eliminasi :

BAB : 3x / sehari

BAK : 8 x / sehari

A : Diagnosa

Bayi baru lahir umur 1 hari

Dasar : bayi lahir spontan, Tanggal 14 April 2008 Pukul 15.00

Wib

Masalah : tidak ada

Kebutuhan : 1. Perawatan tali pusat

2. Perawatan pada ibu dan keluarga tentang :

a. Personal Hygiene bayi

b. Pemberian ASI eksklusif

c. Pertahankan suhu tubuh bayi

3. Perawatan bayi sehari-hari

P : 1. Mandikan bayi 2 x sehari

2. Merawat tali pusat

3. Berikan Penyuluhan pada ibu dan keluarga tentang :

a. Personal Hygiene bayi

b. Pemberian ASI Eksklusif

c. Pertahankan suhu tubuh bayi

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 17 April 2008 hari ke-IV

S : 1. Ibu mengatakan bayinya tidak rewel, bayi tidur + 16 jam

2. Ibu mengatakan bayinya BAK + 6-8 kali sehari BAB 2x sehari

3. Ibu mengatakan bayinya hanya minum ASI saja

O : 1. Keadaan umum bayi baik

2. Tanda-tanda vital

RR : 50 x/mnt BB : 4.000 gram

Suhu : 370C PB : 50 cm

Nadi : 130 x/mnt

Reflek :

a. Kaget : ada

b. Menghisap : ada

c. Menggenggam : ada

d. Mencari : ada

e. Menelan : ada

3. Warna kulit kemerahan

4. Tali pusat masih basah

A : Diagnosa

Bayi baru lahir umur 4 hari

Dasar : bayi lahir spontan, pervaginamTanggal 14 April 2008

Masalah : tidak ada

Kebutuhan : 1. Perawatan bayi sehari-hari

2. Pemberian ASI Ekslusif

P : 1. Lakukan Perawatan Bayi sehari-hari

a. Memandikan bayi

b. Melakukan perawatan tali pusat

c. Pemenuhan nutrisi berupa ASI

2. Berikan ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi

CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal 18 April 2008 hari ke-V

S : 1. Ibu mengatakan bayinya dapat minum ASI dengan baik rewel,

2. Ibu mengatakan bayinya BAK dan BAB lancar

3. Ibu mengatakan bayinya tidur + 16 jam

O : 1. Keadaan umum bayi baik

2. Tanda-tanda vital

RR : 45 x/mnt BB : 4.000 gram

Suhu : 370C PB : 50 cm

Nadi : 128 x/mnt

Reflek :

a. Kaget : ada

b. Menghisap : ada

c. Menggenggam : ada

d. Mencari : ada

e. Menelan : ada

3. Warna kulit kemerahan

4. Tali pusat mulai kering

A : Diagnosa

Bayi baru lahir umur 5 hari

Dasar : bayi lahir spontan, pervaginamTanggal 14 April 2008

Masalah : tidak ada

Kebutuhan : 1. Perawatan bayi sehari-hari

2. Pemberian ASI Ekslusif

P : 1. Lakukan Perawatan Bayi sehari-hari

2. Berikan ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi

a. Personal Hygiene

b. Pertahankan suhu tubuh bayi

DAFTAR PUSTAKA

Sarwono Prawiro, 2002. Praktisi Pelayanan Kesehatan Material dan Neonatal

Jakarta : Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, Prof. Dr. dr. 1992 Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka

:Jakarta

Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis obstetric : Obstetric Fisiologis. Obstetric Patologi.

Editor. Delfi Lutan
http://www.thesisfull.com/asfiksia-neonatorum/#more-189 o2 maret 2010

Read More......

pemandangan

pemandangan
HIJAUKAN TANAH INI 01/24/2008

puisi

 

HIJAUKAN TANAH INI

Ketika pohon-pohon nan hijau bertumbangan
udara mulai memanas nan menyengat
Air dan lautan mulai keruh menghitam
Penghuni dalam lautan meratap sekarat tak berdaya
Tanah mulai meradang gersang dan berasap tebal
Binatang-binatang punah korban pembantaian brutal manusia
Dan terakhir manusia-manusia musnah korban pembantaian keserakahan
Bayangkan…, begitu seram masa depan tanah ini.

Aneh…, justru manusia-manusia saling menuding dan saling berkata benar
Nyatanya tanah ini merintih, merana, dan berdarah
Adakah suatu hukum yang adil ditanah ini ?
Atau suatu hukum sedang sembunyi ketakutan ?
Gara-gara kelompok manusia serakah yang kejam
Berakibat pembantaian masal hewan-hewan, pepohonan, dan manusia sendiri
Jika terlihat kelompok manusia sedang membantai keji hutan hijau
Tembak sajalah!

Hijaukan tanah ini !
Demi manusia-manusia , demi hewan-hewan, demi penghuni dalam lautan
demi pepohonan nan rindang, demi masa depan anak-anak bangsa

By Nenen Gunadi
Owen Sound, Juli,10-07

 


Comments

Tue, 28 Oct 2008 16:19:08

yuk hijaukan tanah ini
dan jangan biarkan poho2 tumbang..

 

Wed, 12 Nov 2008 08:20:17

 

Sky(*_*)

Wed, 18 Feb 2009 00:42:50

pesan yang memotivasi, its Good your poetry <_>

 



Leave a Reply

Name (required)
Email (not published)
Website


 

bunga

bunga