Senin, 26 Oktober 2009


RAWAT GABUNG ( ROOMING IN )


Siti Fadhilah,S.SiT

1. PENGERTIAN

Rawat gabung adalah suatu system perawatan ibu dan anak bersama-sama pada tempat yang berdekatan sehingga memungkinkan sewaktu-waktu, setiap saat ibu dapat menyusui anaknya.

Rawat gabung adalah satu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama 24 jam penuh seharinya.

Ada dua jenis rawat gabung :

a. RG kontinu : bayi tetap berada disamping ibu selama 24 jam

b. RG parsial : ibu dan bayi bersama - sama hanya dalam beberapa jam seharinya. Misalnya pagi bersama ibu sementara malam hari dirawat di kamar bayi.

Rawat gabung parsial saat ini tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi.

2. TUJUAN RAWAT GABUNG

a. Memberikan bantuan emosional

1). Ibu dapat memberikan kasi sayang sepenuhnya kepada bayi

2).Memberikan kesempatan kepada ibu dan keluarga untuk mendapatkan pengalaman dalam merawat bayi

b. Penggunaan ASI

1). Agar bayi dapat sesegera mungkin mendapatkan kolostrum/ASI

2). Produksi ASI akan makin cepat dan banyak jika diberikan sesering mungkin

c. Pencegahan infeksi

mencegah terjadinya infeksi silang

d. Pendidikan kesehatan

Dapat dimanfaatkan untuk memberikan pendidikan kesehatan pada ibu

e. Memberikan stimulasi mental dini tumbuh kembang pada bayi

3. MANFAAT RAWAT GABUNG

a. Bagi ibu

1). Aspek psikologi

Ø Antara ibu dan bayi akan segera terjalin proses lekat (early infant-mother bonding) dan lebih akrab akibat sentuhan badan antara ibu dan bayi

Ø Dapat memberikan kesempatan pada ibu untuk belajar merawat bayinya

Ø Memberikan rasa percaya kepada ibu untuk merawat bayinya. Ibu dapat memberikan ASI kapan saja bayi membutuhkan, sehingga akan memberikan rasa kepuasan pada ibu bahwa ia dapat berfungsi dengan baik sebagaimana seorang ibu memenuhi kebituhan nutrisi bagi bayinya. Ibu juga akan merasa sangat dibutuhkan oleh bayinya dan tidak dapat digantikan oleh orang lain. Hal ini akan memperlancar produksi ASI.

2). Aspek fisik

Ø Involusi uteri akan terjadi dengan baik karena dengan menyusui akan terjadi kontraksi rahim yang baik

Ø Ibu dapat merawat sendiri bayinya sehingga dapat mempercepat mobilisasi

b. Bagi bayi

1). Aspek psikologi

Ø Sentuhan badan antara ibu dan bayi akan berpengaruh terhadap perkembangan pskologi bayi selanjutnya, karena kehangatan tubuh ibu merupakan stimulasi mental yang mutlak dibutuhkan oleh bayi.

Ø Bayi akan mendapatkan rasa aman dan terlindung, dan ini merupakan dasar bagi terbentuknya rasa percaya pada diri anak

2). Aspek fisik

Ø Bayi segera mendapatkan colostrum atau ASI jolong yang dapat memberikan kekebalan/antibodi

Ø Bayi segera mendapatkan makanan sesuai pertumbuhannya

Ø Kemungkinan terjadi infeksi nosokomial kecil

Ø Bahaya aspirasi akibat susu botol dapat berkurang

Ø Penyakit sariawan pada bayi dapat dihindari/dikurangi

Ø Alergi terhadap susu buatan berkurang

c. Bagi keluarga

1). Aspek psikologi

Rawat gabung memberikan peluang bagi keluarga untuk memberikan support pada ibu untuk memberikan ASI pada bayi

2). Aspek ekonomi

Lama perawatan lebih pendek karena ibu cepat pulih kembali dan bayi tidak menjadi sakit sehingga biaya perawatan sedikit.

d. Bagi petugas

1). Aspek psikologi

Bayi jarang menangis sehingga petugas di ruang perawatan tenang dan dapat melakukan pekerjaan lainnya.

2). Aspek fisik

Pekerjaan petugas akan berkurang karena sebagian besar tugasnya diambil oleh ibu dan tidak perlu repot menyediakan dan memberikan susu buatan

4 PELAKSANAAN

a. Di poliklinik kebidanan

Ø Penyuluhan tentang ASI

Ø Memutar film

Ø Melayani konsultasi masalah ibu dan anak

b. Kamar persiapan

Ø Jika rumah sakit telah berfungsi sebagai RS sayang ibu, maka hampir semua ibu yang masuk kamar bersalin sudah mendapat penyuluhan manajemen laktasi sejak mereka berada di poliklinik.

Ø Kamar ini dipersiapkan bagi ibu yang tidak pernah melakukan ANC di RS dimana ia akan bersalin. Di dalam ruangan persiapan diperlukan gambar, poster, brosur dsb untuk membantu memberikan konseling ASI. Di ruangan ini tidak boleh terdapat botol susu, dot atau kempengan apalagi iklan susu formula yang semuanya akan mengganggu keberhasilan ibu menyusui.

c. Kamar Persalinan

Ø Di ruangan ini dapat dipasang gambar, poster tentang menyusui yang baik dan benar. Serta menyusui segera setelah lahir.

Ø Dalam waktu 30 menit setelah lahir bayi segera disusukan. Rangsangan pada puting susu akan merangsang hormon prolaktin dan oksitosin untuk segera memproduksi ASI

d. Kamar perawatan

Ø Bayi diletakkan dekat dengan ibunya

Ø Awasi KU dan kenali keadaan-keadaan yang tidak normal

Ø Ibu dibantu untuk dapat menyusui dengan baik dan cara merawat payudara

Ø Mencatat keadaan bayi sehari-hari

Ø KIE tentang perawatan tali pusat, perawatan bayi, perawatan payudara, cara memandikan bayi, immunisasi dan penanggulangan diare

Ø Jika bayi sakit pindahkan ke ruang khusus

4. SASARAN DAN SYARAT

a. Bayi lahir dengan spontan , baik presentasi kepala atau bokong

b. Jika bayi lahir dengan tindakan maka rawat gabung dapat dilakukan setelah bayi cukup sehat, reflek hisap baik, tidak ada tanda-tanda infeksi dsb

c. Bayi yang lahir dengan Sectio Cesarea dengan anestesi umum, RG dilakukan segera stelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk)misalnya 4-6 jam setelah operasi.

d. Bayi tidak asfiksia setelah 5 menit pertama (nilai apgar minimal 7)

e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih

f. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih

g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum

h. Bayi dan ibu sehat

5. KONTRA INDIKASI

Rawat gabung tidak dianjurkan pada keadaan :

a. Ibu

Ø Penyakit jantung derajat III

Ø Pasca eklamsi

Ø Penyakit infeksi akut, TBC

Ø Hepatitis, terinfeksi HIV, sitimegalovirus, herpes simplek

Ø Karsinoma payudara

b. Bayi

Ø Bayi kejang

Ø Sakit berat pada jantung

Ø Bayi yang memerlukan pengawasan intensif

Ø Catat bawaan sehingga tidak mampu menyusu

6. PERSYRARATAN RAWAT GABUNG YANG IDEAL

a. Bayi

Ø Ranjang bayi tersendiri yang mudah terjangkau dan dilihat oleh ibu

Ø Bagi yang memerlukan tersedia rak bayi

Ø Ukuran tempat tidur anak 40 x 60 cm

b. Ibu

Ø Ukuran tempat tidur 90 x 200 cm

Ø Tinggi 90 cm

c. Ruang

Ø Ukuran ruang untuk satu tempat tidur 1,5 x 3 m

Ø Ruang dekat dengan ruang petugas (bagi yang masih memerlukan perawatan)

d. Sarana

Ø Lemari pakaian

Ø Tempat mandi bayi dan perlengkapannya

Ø Tempat cuci tangan ibu

Ø Setiap kamar mempunyai kamar mandi ibu sendiri

Ø Ada sarana penghubung

Ø Petunjuk/sarana perawatan payudara, bayi dan nifas, pemberian makanan pada bayi dengan bahasa yang sederhana

Ø Perlengkapan perawatan bayi

e. Petugas

Ø Rasio petugas dengan pasien 1 : 6

Ø Mempunyai kemampuan dan ketrampilan dalam pelaksanaan RG

7. MODEL PENGATURAN RUANGAN RAWAT GABUNG

a. satu kamar dengan satu ibu dan anaknya

b. empat sampai lima orang ibu dalam 1 kamar dengan bayi pada kamar yang lain bersebelahan dan bayi dapat diambil tanpa ibu harus meninggalkan tempat tidurnya

c. beberapa ibu dalam 1 kamar dan bayi dipisahkan dalam 1 ruangan kaca yang kedap udara

d. model dimana ibu dan bayi tidur di atas tempat tidur yang sama

e. bayi di tempat tidur yang letaknya disamping ibu

8. KEUNTUNGAN & KERUGIAN

a. Keuntungan

Ø Menggalakkan penggunaan ASI

Ø Kontak emosi ibu dan bayi lebih dini dan lebih erat

Ø Ibu segera dapat melaporkan keadaan-keadaanbayi yang aneh

Ø Ibu dapat belajar merawat bayi

Ø Mengurangi ketergantungan ibu pada bidan

Ø Membangkitkan kepercayaan diri yang lebih besar dalam merawat bayi

Ø Berkurangnya infeksi silang

Ø Mengurangi beban perawatan terutama dalam pengawasan

2. Kerugian

Ø Ibu kurang istirahat

Ø Dapat terjadi kesalahan dalam pemberian makanan karena oengaruh orang lain

Ø Bayi bisa mendapatkan infeksi dari pengunjung

Ø Pada pelaksanaan ada hambatan tekhnis/fasilitas

Daftar Pustaka

Cakul obsgyn, FKUI , Kamar bersalin dan rawat gabung

Sutjiningsih, Petunjuk ASI

Read More......

Minggu, 25 Oktober 2009


KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS DAN MENYUSUI

Ahlil Bait a.s dalam banyak riwayat menyebutan daftar makanan yang baik untuk pertumbuhan dan kesehatan. Di antaranya adalah roti untuk mencegah datangnya penyakit, bubur gandum untuk menumbuhkan daging, menguatkan tulang dan memudahkan percernaan, bubur kacang adas untuk menurunkan darah tinggi dan mengurangi temperatur badan, daging untuk mengurangi rasa amarah, bubur daging untuk menyegarkan badan dan membuatnya penuh energi, buah zaitun untuk mengeluarkan angin dari tubuh, anggur untuk mengurangi amarah, dan buah pir untuk menguatkan jantung. Selain itu Ahlul Bait a.s. menekankan pentingnya madu, telur, susu, dan semua jenis buah-buahan.
Imam Ja’far Shadiq a.s. menganjurkan untuk memakan satu jenis kurma, yaitu kurma Barni. Beliau mengatakan yang artinya: Berilah isteri kalian yang baru melahirkan kurma Barni karena dapat membuat anak kalian berhati lembut.

Riwayat yang lain menyebutkan bahwa beliau berkata, yang artinya: Berilah isteri kalian yang baru melahirkan kurma Barni karena dapat mempercantik paras anak kalian. Semua faedah yang dihasilkan makanan-makanan di atas juga akan didapatkan oleh bayi melalui air susu yang ia minum.

Nutrisi yang terpenting untuk pemulihan tubuh pasca-persalinan, cadangan tenaga, kesehatan yang optimum, dan menyusui, diet juga diperlukan untuk menjaga kecukupan ASI. Berikut ini zat-zat yang dibutuhkan dalam diet ibu pasca-persalinan

a. Kalori

Anda harus makan dengan kalori sesuai dengan kebutuhan anda agar anda tidak kelebihan berat badan. Jika anda menyusui tambahkan 400 hingga 500 kalori dari jumlah kalori yang anda lakukan. Jika kebutuhan wanita dewasa memerlukan 1800 kalori perhari, maka anda membutuhkan 2300 kalori. Anda juga harus melipatkan jumlah kalori jika anda menyusui bayi kembar. Jangan pernah sekali-kali Anda mencoba untuk mengurangi pasokan kalori secara drastis, karena hal ini akan mengganggu proses metabolisme tubuh anda dan menyebabkan ASI rusak.

b. Protein

Dalam kondisi menyusui, anda membutuhkan 3 porsi protein perhari. Satu protein sama dengan tiga gelas susu, dua butir telur, lima putih telur, 120 gram keju, 1 ¾ gelas yogurt, 120-140 gram ikan (seafood)/daging (sapi, domba)/unggas, 200-240 gram tahu, atau 5-6 sendok selai kacang.

c. Kalsium dan Vitamin D

Berguna untuk pembentukan tulang dan gigi. Vitamin D dan Kalsium terserap masuk ke dalam ASI. Untuk mengatasi asupan vitamin D dan kalsium tersebut, atasilah dengan minum susu rendah kalori atau berjemur di pagi dan sore hari. Sebaiknya tingkatkan konsumsi kalsium Anda menjasi 5 porsi perhari.

Selama menyusui anda membutuhkan 5 porsi kalsium perhari. Satu porsi setara dengan 50-60 gram keju, satu cangkir susu krim, 11/2 – 13/4 brokoli, 160 gram ikan salmon, 120 gram ikan sarden, atau 280 gram tahu kalsium.

d. Magnesium
Dibutuhkan dalam setiap sel tubuh untuk membantu gerak otot, fungsi syaraf dan

memperkuat tulang. Terdapat dalam gandum dan kacang-kacangan

e. Sayuran hijau dan buah

Sedikitnya tiga porsi perhari, satu porsi setara dengan 1/8 semangka, ¼ mangga, ¾ cangkir brokoli, ½ wortel, ¼ - ½ cangkir sayuran hijauyang telah dimasak (tanpa kuah), satu tomat, atau ½ paprika merah.

f. Bijian utuh dan karbohidrat kompleks

Anda butuh enam porsi perhari selama anda menyusui. Satu porsi setara dengan ½ cangkir nasi, ¼ cangkir jagung pipil, satu porsi sereal atau oat, satu iris roti dari bijian utuh, ½ kue muffin dari bijian utuh, 2-6 biskuit kering atau crackers, ½ ankir kacang-kacangan, 2/3 cangkir kacang koro, atau 40 gram mi/pasta dari bijian utuh.

g. Lemak

Hanya butuh sedikit lemak dan anda harus berhati-hati memilih jenis lemak khususnya bila anda mempunyai resiko terkena penyakit jantung. Rata-rata kebutuhan lemak wanita dewasa adalah 41/2 porsi lemak (14 gram perporsi) perharinya. Satu porsi lemak sama dengan 80 gram keju, tiga sendok makan kacang tanah atau kenari, empat sendok makan krim, secangkir es krim, ½ buah alpukat, dua sendok makan selai kacang, 120-140 gram daging tanpa lemak, sembilan kentang goreng, dua iris cake, satu sendok makan mayones atau mentega, atau dua sendok makan saus salad.

h. Garam

Batasilah konsumsi garam anda. Hindari makanan yang dibubuhi garam seperti kacang asin, keripik kentang atau acar.

i. Cairan

Sedikitnya 8 gelas cairan harus anda konsumsi. Minum sedikitnya 3 liter tiap hari, akan menjadi suatu hal yang sangat baik seandainya anda membiasakan diri segera mengkonsumsi cairan segera setelah anda menyusui bayi anda. Cairan ini bisa diperoleh dari air putih, sari buah, susu dan sup.

j. Vitamin

Selama menyusui anda tidak dilarang minum vitamin tambahan yang baik. Hal ini dilakukan bukan untuk memenuhi kebutuhan diet anda selama menyusui, melainkan hanya untuk berjaga-jaga saja, Anda dapat melanjutkan vitamin selama hamil setidaknya sampai 6 pulan pasca melahirkan. Selanjutnya anda cukup meminum mineral standar yang mengandung vitamin B12, vitamin D (ini diberikan karena selama nifas Anda jarang terkena sinar matahari), asam folik, zat besi dan seng jika diperlukan. Sebaiknya ada juga mengkonsumsi asam folik atau tablet tambah darah selama 40 hari setelah anda melahirkan. Karena itu akan lebih baik bagi anda.

Menjaga daya tahan tubuh, meningkatkan vitalitas dan produktivitas. Zat besi tersebut dapat anda dapatkan dalam daging berwarna merah, hati, makanan laut dan sayuran hijau. Sedangkan asam folik yang berguna dalam mencegah terjadinya anemia (kurang darah) dapat anda temui dalam hati ayam, bayam dan sayuran hijau.

k. Vitamin A

Vitamin A sangat penting bagi kesehatan kulit, kelenjar, serta fungsi mata. Sekalipun pada waktu lahir bayi memiliki simpanan vitamin A, ASI tetap menjadi sumber penting dari vitamin A dan karoten (zat gizi yang banyak terdapat secara alami dalam buah-buahan dan sayur-sayuran). Penyelidikian menunjukkan bahwa karoten dapat membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Wanita menyusui berusia 19 tahun keatas dianjurkan mengkonsumsi 1,300 mcg vitamin A per hari. Hati, telur, dan keju merupakan sumber-sumber vitamin A yang baik. Vitamin A juga terdapat dalam beta-karoten serta karotenoid lainnya.

l. Vitamin B6

Vitamin B6 membantu penyerapan protein dan meningkatkan fungsi syaraf. Oleh karena kebutuhan protein meningkat selama menyusui, anda memerlukan lebih banyak vitamin B6. Asupan vitamin B6 sebesar 2.0 mg per hari dianjurkan bagi wanita menyusui. Daging, hati, padi-padian, kacang polong, dan kentang adalah sumber-sumber vitamin B6 yang baik

m. Vitamin E

Berfungsi sebagai antioksidan yang melindungi dari radikal bebas, meningkatkan stamina dan daya tahan tubuh. Terdapat dalam makanan berserat, kacang-kacangan, minyak nabati dan gandum

n. Zinc (Seng)

Mendukung sistem kekebalan tubuh, penyembuhan luka dan mendukung pertumbuhan normal. Terdapat dalam daging, telur dan gandum.

Lebih dari 100 enzim yang terlibat dalam pencernaan dan metabolisme memerlukan seng. ASI rendah seng akan mengganggu selera makan dan pertumbuhan bayi. Asupan seng harian sebesar 12 mg dianjurkan bagi wanita menyusui berusia 19 tahun keatas. Seafood, hati, dan daging banyak mengandung seng.

o. DHA

Asam lemak dokosahexsaenoat (DHA) amat penting bagi perkembangan daya lihat dan mental bayi. Asupan DHA berpengaruh langsung pada kandungan DHA dalam air susu ibu. Para ahli riset telah menemukan hubungan erat antara kandungan DHA dalam ASI dengan daya lihat bayi. Para ahli menganjurkan asupan DHA bagi wanita hamil sebesar 300 mg perhari. Telur, otak, hati, dan ikan adalah bahan-bahan makanan kaya DHA.

B. ISTIRAHAT

Anda mungkin akan mendapatkan bahwa anda tidak dapat tidur dengan baik selama beberapa hari pertama setelah persalinan. Kegairahan dan ketegangan persalinan, pikiran mengenai bayi anda yang baru, dan perubahan yang terjadi di dalam tubuh anda semuanya menjadi satu dan mengganggu sistem tubuh anda. Laporkan pada bidan anda jika mengalami insomnia. Kurang istrahat akan menyebabkan: Mengurangi jumlah produki ASI; Memperlambat proses involusi uterus; Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan merawat bayinya.

Setelah kadar hormon yang tinggi bersirkulasi di dalam darah anda selama kehamilan, perpindahan besar ke kadar yang lebih rendah kerap mmbuat wanita menjadi lebih mudah mengeluarkan air mata, cemas, mudah marah, dan depresif (baby blues). Sekitar setengah dari jumlah ibu yang melahirkan dihinggapi depresi semacam ini dan itu tidak perlu di khawatirkan. Baby blues biasanya berlangsung tidak lebih dari seminggu. Jika ketidakbahagiaan atau kesedihan anda bertahan lebih lama, hubungi dokter segra karena makin lama depresi itu berlangsung, makin sulit diobati dengan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.

Jika depresi anda serius (ini jarang terjadi), brlangsug slama lebih dari dua minggu dan disertai sulit tidur dan berkurangnya nafsu makan, atau brawal beberapa minggu setelah persalinan, mintalah nasihat dari dokter atau bidan anda. Jangan biarkan perasaan itu berlarut-larut dengan harapan akan hilang dengan sendirinya.

Anda mungkin merasa sulit mengasuh bayi anda dan merasa terbebani denan tanggung jawab itu. Anda akan merasakan sangat klelahan dan sangat khawatir jika tidak akan bisa menyelesaikan smua perkerjaan tersebut. Otot anda tidak akan bekerja dengan efisien serta terasa lemah dan mudah lelah. Ingatlah bahwa anda membutuhkan waktu beberapa minggu untuk kembali ke keadaan normal. Untuk menghindari kehabisan tenaga, anda dapat mempraktikan beberapa hal dibawah ini :

· Usahakan agar selalu cukup istirahat. Berbaringlah dengan kaki diangkat. Dapat dibicarakan dengan suami dan keluarga tentang seorang teman untuk menginap menemani anda selama beberapa minggu pertama. Jangan mengabaikan tanda-tanda kelelahan, segra hentikan pekerjaan yang tengah anda kerjakan jika tidak terlampau penting dan segeralah berbaring dengan kaki diangkat

· Anda tidak perlu tidur untuk memperoleh kembali tenaga anda. Cukup dengan berbaring dan beristirahat anda telah memberi ksempatan pada jantung dan paru-paru untuk pulih kembali

· Baik di rumah maupun di rumah sakit, mintalah seseorang membantu anda menangani pekerjaan, tugas rumah tangga dan perawatan bayi baru pada hari-hari pertama shingga anda bisa beristirahat

· Jangan menerima tamu jika anda tidak sanggup. Utamakan diri anda dan bayi anda, dan mohon mereka untuk tidak mengganggu anda.

Oleh karena itu, merupakan ide yang baik bila anda membentengi diri dari ancaman depresi dengan ”bangkit” secepatnya setelah melahirkan. Mandilah sesegera anda bisa; keramasi rambut anda jika itu bisa membuat anda merasa lebih baik. Kenakan salah satu pakaian tidur yang cantik (jika menyusui, pakai yang berkancing depan) dan kenakan tata rias jika anda bisa memakainya. Agar ada kesibukan di rumah sakit, bawalah buku, radio, kaset favorit ada, atau bahkan televisi.

C. KEBERSIHAN DIRI

Jika anda menjalani episiotomi, yaitu jika bidan atau dokter memotog perineum agar tidak terjadi robekan selama persalinan, atau jika anda mengalami robekan, anda pasti mndapat jahitan. Tidak lama setelah melahirkan, efek bius akan berkurang dan jahitan akan mulai terasa nyeri. Ini karena jahitan menyusut dalam proses penyembuhan. Daerah luka membutuhkan waktu untuk sembuh, biasanya sekitar tujuh sampai sepuluh hari dan selama waktu itu bidan atau dokter akan memeriksa anda untuk memastikan tidak ada peradangan.

Ada baiknya anda membawa bantal pada lima hari pertama setelah melahirkan dan menaruhnya di mana pun anda duduk. Bantal tersebut akan membantu mengurangi peregangan pada kulit yang lecet di sekitar jahitan.

Untuk mencegah infeksi, ada baiknya anda mempraktikan cara menjaga kebersihan perineal paca melahirkan yang benar, pastikan anda senantiasa melakukan bberapa hal di bawah ini :

· Ganti pembalut wanita dengan yang masih bersih paling tidak setiap empat samapi enam jam sekali, tempatkan dengan tepat sehingga pembalut tidak berpindah atau bergeser maju mundur

· Lepaskan pembalut dengan arah dari depan ke belakang sehingga kuman dari daerah anus tidak terbawa ke vagina

· Tuangkan atau semprotkan air hangat, atau cairan antiseptik sesuai saran dokter atau bidan, pada daerah tersebut seriap kali setelah buang air kecil atau buang air besar. Keringkan area tersebut dengan tisu atau kain lembut dan menyerap dari arah depan ke belakang

· Jauhkan tangan anda dari daerah tersebut sampai luka sembuh sama sekali

· Gunakan bius setempat dalam bentuk semprotan, krim atau pembalut atau pereda nyeri ringan, jika diperbolehkan oleh dokter

· Berbaring sebaiknya miring. Hindari berdiri terlalu lama dan duduk pada posisi yang sama. Ini akan mengurangi ketegangan pada area itu. Duduk di atas bantal atau bantalan karet dapat membantu, seperti juga jika anda mengencangkan bokong sebelum duduk

· Lakukan senam panggul sesering mungkin untuk merangsang sirkulasi darah di daerah itu, mempercepat penyembuhan dan meningkatkan kekuatan otot. Anda mungkin tidak dapat langsung merasakan tekanan otot karena daerah ini akan kebas setelah persalinan. Perasaan akan keembali ke perineum secara bertahap beberapa minggu kemudian

D. ELIMINASI, BAB DAN BAK

Bius yang diberikan pada saat mlahirkan bisa mmpengaruhi kemampuan untuk mngosongkan kandung kemih, seperti halnya jahitan. Sering, anda jadi sama skali tidak bisa merasakan apakah kandung kemih anda penuh ataukah sudah kosong. Untuk menstimulasi pengluaran urin dan agar tidak perlu di kateter, kencangkan lalu kendurkan otot dasar panggul anda setiap 15 atau 20 menit (senam kegel).

Anda mungkin tidak buang air besar sampai beberapa hari setelah melahirkan terutama jika anda tidak makan banyak ketika proses persalinan mulai. Akan tetapi perlu disadari bahwa anda mungkin secara tidak sadar menghindari buang air jika anda menjalani episiotomi atau jahitan dan khawatir bahwqa hal itu akan membuat anda tidak nyaman. Agar tidak sulit buang air besar, minumlah sebanyak mungkin air dan makanlah banyak buah-buahan segar dan jika mungkin makanlah sereal serta sayur-sayuran. Jika terjadi wasir, sering-seringlah mandi air hangat dan gunakan salep bius atau kasa khusus.

E. SEKSUAL

Berbagai kecemasan dan kelelahan mengurus bayi baru terkadang membuat gairah bercinta suami-istri surut. Situasi demikian tentu tak bisa didiamkan. Perlu diupayakan jalan keluarnya. Adalah hal wajar jika seorang istri sering merasa enggan ketika sinyal bercinta dari sang suami tidak ditanggapinya.

Keengganan istri merupakan hal wajar yang dialami setiap ibu yang baru bersalin. Pada umumnya keengganan untuk berhubungan badan dengan pasangan berkisar antara satu hingga tiga bulan setelah melahirkan. Tentu saja berbagai alasan dikemukakan oleh para ibu yang selayaknya diketahui para suami, yaitu:

1. Gangguan fisik

Rasa sakit akibat episiotomy atau jahitan di sekitar vagina yang biasa didapat seorang ibu yang melahirkan normal, atau rasa sakit di sekitar jahitan caesar untuk ibu yang melahirkan secara bedah Caesar, biasanya merupakan alasan utama menolak bermesraan dengan suami. Kembali merasa nyaman setelah operasi biasanya baru benar-benar dirasakan setelah si kecil kurang-lebih berusia enam minggu. Namun, perkiraan ini tidak berlaku jika si ibu mengalami komplikasi setelah persalinan.

2. Kelelahan

Kehadiran bayi baru, selain menyenangkan juga sangat melelahkan. Si bayi membutuhkan banyak sekali perhatian dari kedua orang tuanya. Apalagi, biasanya, bayi-bayi yang masih amat muda ini memiliki jadwal mengkonsumsi ASI satu sampai dua jam sekali. Ini memaksa para ibu untuk bergadang semalaman demi terpenuhinya kebutuhan si buah hati akan ASI.

3. Ketidakseimbangan hormone

Seorang ibu biasanya mengalami ketidakseimbangan hormon setelah si kecil lahir, sebelum kembali pada kondisi hormonal seperti sebelum terjadi kehamilan. Ketidakseimbangan hormon ini dapat mengakibatkan perubahan emosi yang tidak seimbang pula. Para ibu muda ini akan sering merasa kesal, malas, ingin marah, namun juga senang berlebihan. Selain itu, ketidakseimbangan hormon biasanya membuat ibu tidak mudah tanggap secara seksual, sehingga ia kehilangan spontanitas untuk bercinta.

4. Kecemasan berlebihan

Ibu yang baru melahirkan kerap cemas akan keadaan tubuh yang tidak menarik, cemas akan kurangnya produksi ASI, cemas akan kesehatan si kecil, cemas akan kemungkinan hamil kembali sebelum waktu yang diinginkan, cemas akan kesehatan diri sendiri dan berbagai kecemasan lain yang sulit diungkapkan para ibu ini. Kecemasan-kecemasan ini membuat kondisi emosi ibu tidak stabil. Pada akhirnya, ini menjadi penghalang timbulnya hasrat untuk bercinta.

Butuh pemahaman

Berbagai halangan bagi pasangan yang baru memiliki anak memang seakan menjauhkan jarak antara suami dan istri. Untuk itu dibutuhkan kebesaran hati suami untuk memahami penyebab padamnya hasrat sang istri. Juga, kesabaran untuk menunggu istrinya kembali siap. Namun, para suami tak perlu berkecil hati. Berikut ini beberapa cara yang dapat dicoba untuk mengembalikan kemesraan diantara suami dan istri:

1. Hindari saling panggil dengan sebutan ayah-ibu

Terkadang panggilan “ayah” atau “ibu” saat berdua dapat memadamkan hasrat seorang suami atau istri untuk bercinta. Panggilan ini mengingatkan peran baru sebagai ayah atau ibu. Beban peran baru ini membuat seorang suami atau istri merasa tidak pantas untuk melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan peran mereka yang baru. Jadi, sebaiknya tidak diucapkan pada saat-saat intim berdua.

2. Mencari pengasuh bayi

Ada baiknya mencari pengasuh bayi, terutama untuk membantu Anda berdua merawat si kecil di saat kesehatan istri belum kembali prima. Bantuan seorang pengasuh bayi juga dapat mengurangi kelelahan istri. Karena, istri bisa cukup istirahat dalam upaya mengembalikan kondisi fisik. Dengan semakin bugar keadaan fisik istri, niscaya semua penghalang yang merintangi kemesraan dengan pasangan akan lenyap.

3. Membantu kesibukan istri

Jika pengasuh bayi sulit ditemukan, suami dan istri dapat bersama-sama mengasuh si kecil. Misalnya, ketika istri terpaksa harus bergadang karena kewajiban memberikan ASI, maka suami dapat membantu menyendawakan si kecil. Kerja sama yang kompak antara suami dan istri dalam menghadapi kerepotan dan kesulitan dapat menebalkan ikatan diantara keduanya. Ketulusan suami membantu meringankan beban istri membawa rasa nyaman yang semakin mendekatkan diri istri secara fisik dan mental pada pasangan.

4. Menyempatkan berkencan

Karena sibuk dengan hadirnya bayi, terkadang suami-istri tidak menyempatkan diri untuk berkencan. Padahal, berkencan sangat penting untuk memberi suasana baru yang dapat menyegarkan hubungan dengan pasangan. Selain itu, saat-saat bersama pasangan dapat memompakan energi baru untuk menjalani hari-hari melelahkan dalam merawat si kecil. Carilah seseorang yang dapat dipercaya untuk menjaga anak sementara Anda berkencan. Kesempatan berduaan dengan pasangan membantu memunculkan kembali kemesraan yang hampir pudar.

5. Menyakinkan diri

Terkadang keengganan untuk disentuh pasangan disebabkan oleh perasaan bahwa melahirkan membuat istri tak lagi cantik secara fisik. Yakinkan diri sendiri bahwa peristiwa kehamilan maupun melahirkan justru membuat diri semakin menarik. Suami juga bisa meyakinkan istri mengenai hal ini. Rasa nyaman terhadap penampilan diri membuat istri juga merasa nyaman berdekatan dengan pasangan.

6. Mencoba terbuka

Kecemasan memang dapat menghalangi keinginan suami atau istri untuk bercinta. Karenanya, cobalah saling terbuka membicarakan kecemasan yang dirasakan. Keterbukaan suami atau istri terhadap apa yang menjadi penyebab kecemasan masing-masing membuat pasangan merasa dihargai. Keterbukaan juga membuka peluang bagi pasangan untuk membantu, dan bersama-sama menghadapi kecemasan. Kebersamaan dalam menghadapi berbagai masalah bersama niscaya memperkuat ikatan diantara suami dan istri.

7. Konsultasi ke ahli

Konsultasikan kecemasan dalam melakukan hubungan intim dengan ahli, misalnya dokter kandungan yang selama ini merawat. Tanyakan kapan saat tepat memulai hubungan intim kembali, dan apa saja yang perlu diperhatikan. Jangan lupa merencanakan penggunaan alat kontrasepsi. Dengan cara ini kecemasan yang berhubungan dengan kesehatan dan kemungkinan untuk hamil kembali pada waktu yang berdekatan dapat dikurangi

F. TIPS SEHAT BAGI IBU SELAMA NIFAS DAN MENYUSUI

Lengkaplah kebahagiaan keluarga dengan kehadiran si Kecil yang sehat. tetap tampil menarik seusai masa bersalin merupakan keinginan wanita. Kami coba tampilkan tips singkat untuk diet sehat dan alami, serta apabila anda ingin berdioet menjadi salah satu langkah guna mengembalikan serta badan anda sebaiknya Anda mempertimbangkan beberapa hal berikut;

1. Diet sehat dan alami

a. ASI eksklusif

Menyusui bayi secara ekslusif selama 6 bulan, secara alami dapat membantu mengembalikan berat badan ideal Anda.

b. Pola Makan Seimbang

Produksi ASI ditentukan oleh faktor nutrisi, frekuensi pengisapan dan faktor emosi. Jadi tidak ada pantangan dalam memilih makanan. Terapkan pola makan seimbang dengan kombinasi Karbohidrat, Protein dan Lemak untuk produksi ASI. Jika Anda seorang vegetarian, lanjutkan penggunaan vitamin tambahan yang dianjurkan untuk kehamilan.

c. Perawatan Bayi Mandiri

Perhatian dan energi banyak tercurah dalam merawat si Kecil secara mandiri. Melelahkan memang, tapi tanpa disadari berat badan pun turun perlahan.

2. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan diet selepas melahirkan dan selama menyusui

a. Berdiet habis-habisan selalu tidakj tepat, apalagi apabila dilakukan segera setelah melahirkan.

b. Penurunan berat badan setelah melahirkan adalah suatu hal yang normal. Apabila anda melakukan pengaturan makanan secara tepat dan seimbang, kemungkinan berat badan seperti sebelum hamil akan tercapai dalam waktu 6 bulan setelah melahirkan.

c. Berkonsultasilah dengan ahli kesehatan apabila anda merasa perlu untuk melakukan diet guna menurunkan berat badan anda.

d. Olahraga merupakan suatu hal yang sangat baik guna dalam menurunkan berat badan dan menjaga kelenturan otot tubuh. Untuk itu mintalah rekomendasi dari ahli kesehatan.

e. Apabila ahli kesehatan menganjurkan anda untuk berolahraga maka mulailah dengan perlahan dan jagalah agar anda tidak terlampau kelelahan. Sebaiknya anda mempertimbangkan jenis olahraga yang bisa dimanfaatkan untuk wanita setelah melahirkan.

f. Sebaiknya anda selalu melakukan persiapan (pemanasan) sebelum melakukan olahraga, hal ini berguna untuk mempersiapkan otot-otot tubuh.

g. Percayalah bahwa olahraga seberat dan seburuk apapun tidak akan berpengaruh terhadap poduksi ASI anda

Read More......


KEBUTUHAN DASAR IBU NIFAS
Posted on 18:22 No Comments
Label: Kebidanan
[Produk SMART]
Produk SMART Telecom

Periode post partum adalah waktu penyembuhan dan perubahan, waktu kembali ke keadaan tidak hamil. Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka ibu nifas membutuhkan diet yang cukup kalori dan protein, membutuhkan istirahat yang cukup dsb. Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:
1. Kebutuhan nutrisi dan cairan
Ibu nifas membutuhkan nutrisi yang cukup, bergizi seimbang, terutama kebutuhan protein dan karbohidrat.
• Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari, (ibu harus mengkonsumsi 3 sampai 4 porsi setiap hari)
• Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk minum setiap kali menyusui)
• Pil zat besi harus diminum, untuk menambah zat gizi setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
• Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa memberikan vitamin A kepada bayinya melalui ASInya.

2. Kebutuhan Ambulasi
Sebagian besar pasien dapat melakukan ambulasi segera setelah persalinan usai. Aktifitas tersebut amat berguna bagi semua sistem tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih, sirkulasi dan paru-paru. Hal tersebut juga membantu mencegah trombosis pada pembuluh tungkai dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat. Aktivitas dapat dilakukan secara bertahap, memberikan jarak antara aktivitas dan istirahat.

3. Kebutuhan Eliminasi : BAB/BAK
Kebanyakan pasien dapat melakukan BAK secara spontan dalam 8 jam setelah melahirkan. Selama kehamilan terjadi peningkatan ektraseluler 50%. Setelah melahirkan cairan ini dieliminasi sebagai urine. Umumnya pada partus lama yang kemudian diakhiri dengan ektraksi vakum atau cunam, dapat mengakibatkan retensio urine. Bila perlu, sebaiknya dipasang dower catheter untuk memberi istirahat pada otot-otot kandung kencing. Dengan demikian, jika ada kerusakan-kerusakan pada otot-otot kandung kencing, otot-otot cepat pulih kembali sehingga fungsinya cepat pula kembali.
Buang air besar (BAB) biasanya tertunda selama 2 sampai 3 hari setelah melahirkan karena enema prapersalinan, diit cairan, obat-obatan analgesik selama persalinan dan perineum yang sakit. Memberikan asupan cairan yang cukup, diet yang tinggi serat serta ambulasi secara teratur dapat membantu untuk mencapai regulasi BAB.

4. Kebersihan diri/perineum
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari, mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal..
Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan, baru kenudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai, pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan disetrika.

5. Kebutuhan Istirahat
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada malam hari dan 1 jam pada siang hari.

6. Hubungan Seksual
Hubungan seksual dapat dilakukan dengan aman ketika luka episiotomi telah sembuh dan lokea telah berhenti. Hendaknya pula hubungan seksual dapat ditunda sedapat mungkin sampai 40 hari setelah persalinan, karena pada waktu itu diharapkan organ-organ tubuh telah pulih kembali. Ibu mengalami ovulasi dan mungkin mengalami kehamilan sebelum haid yang pertama timbul setelah persalinan. Untuk itu bila senggama tidak mungkin menunggu sampai hari ke-40, suami/istri perlu melakukan usaha untuk mencegah kehamilan. Pada saat inilah waktu yang tepat untuk memberikan konseling tentang pelayanan KB.

7. Latihan senam nifas
Pada saat hamil otot perut dan sekitar rahim serta vagina telah teregang dan melemah. Latihan senam nifas dilakukan untuk membantu mengencangkan otot-otot tersebut. Hal ini untuk mencegah terjadinya nyeri punggung dikemudian hari dan terjadinya kelemahan pada otot panggul sehingga dapat mengakibatkan ibu tidak bisa menahan BAK.
Latihan senam nifas yang dapat dilakukan antara lain :
1. Senam otot dasar panggul (dapat dilakukan setelah 3 hari pasca persalinan)
Langkah-langkah senam otot dasar panggul:
 Kerutkan/ kencangkan otot sekitar vagina, seperti kita menahan BAK selama 5 detik, kemudian kendorkan selama 3 detik, selanjutnya kencangkan lagi. Mulailah dengan 10 kali 5 detik pengencangan otot 3 kali sehari
 Secara bertahap lakukan senam ini sampai mencapai 30-50 kali 5 detik dalam sehari.

2. Senam otot perut ( dilakukan setelah 1 minggu nifas)
Senam ini dilakukan dengan posisi berbaring dan lutut ttertekuk pada alas yang datar dan keras. Mulailah dengan melakukan 5 kali per hari untuk setiap jenis senam di bawah ini. Setiap minggu tambahkan frekuensinya dengan 5 kali lagi, maka pada akhir masa nifas setiap jenis senam ini dilakukan 30 kali.
Langkah-langkah senam otot perut :
a. Menggerakkan panggul
 Ratakan bagian bawah punggung dengan alas tempat berbaring.
 Keraskan otot perut/panggul, tahan sampai 5 hitungan, bernafas biasa.
 Otot kembali relaksasi, bagian bawah ounggung kembali ke posisi semula.

b. Bernafas dalam
 Tariklah nafas dalam-dalam dengan tangan diatas perut.
 Perut dan tangan diatasnya akan tertarik keatas. Tahan selama 5 detik.
 Keluarkan nafas panjang.
 Perut dan tangan diatasnya akan terdorong kebawah.
 Kencangkan otot perut dan tahan selama 5 detik.
c. Menyilangkan tungkai
 Lakukan posisi seperti pada langkah A
 Pada posisi tersebut, letakkan tumit ke pantat.
 Bila hal ini tak dapat dilakukan, maka dekatkan tumit ke pantat sebisanya.
 Tahan selama 5 detik, pertahankan bagian bawah punggung tetap rata.

d. Menekukkan tubuh
 Lakukan posisi seperti langkah A
 Tarik nafas dengan menarik dagu dan mengangkat kepala.
 Keluarkan nafas dan angkat kedua bahu untuk mencapai kedua lutut.
 Tahan selama 5 detik.
 Tariklah nafas sambil kembali ke posisi dalam 5 hitungan.

e. Bila kekuatan tubuh semakin baik, lakukan sit-up yang lebih sulit.
 Dengan kedua lengan diatas dada
 Selanjutnya tangan di belakang kepala
 Ingatlah untuk tetap mengencangkan otot perut
 Bagian bawah punggung tetap menempel pada alas tempat berbaring.

Catatan :
Bila ibu merasa pusing, merasa sangat lelah atau darah nifas yang keluar bertambah banyak, ibu sebaiknya menghentikan latihan senam nifas. Mulai lagi beberapa hari kemudian dan membatasi pada latihan senam yang dirasakan tidak terlalu melelahkan.
(dikumpulkan dari berbagai sumber dan catatan kuliah)http://tutorialkuliah.blogspot.com/2009/05/kebutuhan-dasar-ibu-nifas.html

Read More......


Puerperium (masa nifas) atau periode pasca persalinan umumnya berlangsung selama 6 – 12 minggu.

Puerperium adalah periode pemulihan dari perubahan anatomis dan fisiologis yang terjadi selama kehamilan.

Puerperium dapat dibagi menjadi :

* Periode pasca persalinan : 24 jam pasca persalinan.
* Periode puerperium dini : minggu pertama pasca persalinan.
* Periode puerperium lanjut : sampai 6 minggu pasca persalinan.


PERUBAHAN FISIOLOGI dan ANATOMI

Perubahan endokrin yang terjadi selama kehamilan akan terjadi secara cepat Hpl- human Placental Lactogen serum tidak terdeteksi dalam waktu 2 hari dan hCG- Human Chorionic Gonadotropin tidak terdeteksi dalam waktu 10 hari pasca persalinan.

Kadar estrogen dan progesteron serum menurun sejak 3 hari pasca persalinan dan mencapai nilai pra-kehamilan pada hari ke 7. Nilai tersebut akan menetap bila pasien memberikan ASI ; bila tidak memberikan ASI estradiol akan mulai meningkat dan menyebabkan pertumbuhan folikel.

Pada pasien yang memberikan ASI, kadar human Prolactin-hPr akan meningkat.

Sistem kardiovaskular akan kembali pada nilai sebelum kehamilan dalam waktu 2 minggu pasca persalinan.

Pada 24 jam pertama terjadi “hypervolemic state” akibat adanya pergeseran cairan ekstravaskular kedalam ruang intravaskular. Volume darah dan plasma normal kembali pada minggu kedua.

Sampai pada 10 hari pertama pasca persalinan, peningkatan faktor pembekuan dalam kehamilan akan menetap dan diimbangi dengan kenaikan aktivitas fibrinolisis.


PERUBAHAN MORFOLOGIS PADA TRAKTUS GENITALIA

Dinding vagina edematous, kebiruan serta kendor dan tonus kembali kearah normal setelah 1 – 2 minggu.

Pada akhir kala III, besar uterus setara dengan ukuran kehamilan 20 minggu dengan berat 1000 gram. Pada akhir minggu pertama berat uterus mencapai 500 gram.

Pada hari ke 12, uterus sudah tidak dapat diraba melalui palpasi abdomen.

image

Perubahan involusi tinggi fundus uteri dan ukuran uterus selama 10 hari pasca persalinan

“placental site” mengecil dan dalam waktu 10 hari diameternya kira-kira 2.5 cm.

Lochia yang terjadi sampai 3 – 4 hari pasca persalinan terdiri dari darah, sisa trofoblas dan desidua coklat kemerahan yang disebut lochia rubra.

Selanjutnya berubah menjadi lochia serosa yang seromukopurulen dan berbau khas.

Selama minggu II dan III, lochia menjadi kental dan putih kekuningan yang disebut lochia alba terdiri dari leukosit dan sel desidua yang mengalami degenerasi. Setelah minggu 5 – 6, sekresi lochia menghilang yang menunjukkan bahwa proses penyembuhan endometrium sudah hampir sempurna.


PRINSIP PENATALAKSANAAN PUERPERIUM

Pasca persalinan, bila pasien menghendaki maka diperkenankan untuk berjalan-jalan, pergi ke kamar mandi bila perlu dan istirahat kembali bila merasa lelah.

Sebagian besar pasien menghendaki untuk beristirahat total ditempat tidur selama 24 jam terutama bila dia juga mengalami cedera perineum yang luas.

Fungsi perawatan medis adalah:

1. Memberikan fasilitas agar proses penyembuhan fisik dan psikis berlangsung dengan normal.
2. Mengamati jalannya proses involus uterus.
3. Membantu ibu untuk dapat memberikan ASI.
4. Membantu dan memberi petunjuk kepada ibu dalam merawat neonatus.

Tak ada waktu yang baku mengenai lama perawatan pasca persalinan, diperkirakan bahwa semakin lama tinggal di rumah sakit, proses laktasi menjadi semakin baik.


PERAWATAN PUERPERIUM DI RUMAH SAKIT

Ambulasi dini membuat perawatan nifas menjadi lebih sederhana.

Pemeriksaan meliputi :

* Pemeriksaan tekanan darah, nadi dan pernafasan secara teratur.
* Inspeksi perineum setiap hari untuk melihat proses penyembuhan.
* Pada pasien dengan cedera perineum luas perlu diberikan analgesik.
* Penilaian jumlah dan sifat lochia.
* Penilaian proses involusi dengan menentukan tinggi fundus uteri.
* Analgesik mungkin juga diperlukan bila ada keluhan nyeri akibat kontraksi uterus terutama saat laktasi.


MASALAH TRAKTUS URINARIUS

24 jam pasca persalinan, pasien umumnya menderita keluhan miksi akibat depresi pada reflek aktivitas detrussor yang disebabkan oleh tekanan dasar vesika urinaria saat persalinan.

Keluhan ini bertambah hebat oleh karena adanya fase diuresis pasca persalinan, bila perlu retensio urine dapat diatasi dengan melakukan kateterisasi.

Rortveit dkk (2003) menyatakan bahwa resiko inkontinensia urine pada pasien dengan persalinan pervaginam sekitar 70% lebih tinggi dibandingkan resiko serupa pada persalinan dengan Sectio Caesar.

10% pasien pasca persalinan menderita inkontinensia (biasanya stress inkontinensia) yang kadang-kadang menetap sampai beberapa minggu pasca persalinan. Untuk mempercepat penyembuhan keadaan ini dapat dilakukan latihan pada otot dasar panggul.

Retensio Urine

* Sensasi dan kemampuan pengosongan kandung kemih terganggu akibat anaestesi atau analgesi.
* Ching-chung dkk (2002) : angka kejadian retensio urine pasca persalinan 4%
* Bila wanita pasca persalinan tidak dapat berkemih dalam waktu 4 jam pasca persalinan mungkin ada masalah dan sebaiknya segera dipasang dauer catheter selama 24 jam
* Bila kemudian keluhan tak dapat berkemih dalam waktu 4 jam, lakukan kateterisasi dan bila jumlah residu > 200 ml maka nampaknya ada gangguan proses urinasinya. Maka kateter tetap terpasang dan dibuka 4jam kemudian , bila volume urine < 200 ml – kateter dibuka dan pasien diharapkan dapat berkemih seperti biasa

Retensio urine kemungkinan oleh karena hematoma atau edema daerah sekitar urtehra sehingga terapi meliputi : antibiotika dan obat anti inflamasi,


MASALAH PENCERNAAN

Sejumlah pasien pasca persalinan mengeluh konstipasi yang biasanya tidak memerlukan intervensi medis. Bila perlu dapat diberi obat pencahar supositoria ringan (dulcolax).

Haemorrhoid yang diderita selama kehamilan akan menyebabkan rasa sakit pasca persalinan dan keadaan ini memerlukan intervensi medis.


NYERI PUNGGUNG

Nyeri punggung sering dirasakan pada trimester ketiga dan menetap setelah persalinan dan pada masa nifas.

Kejadian ini terjadi pada 25% wanita dalam masa puerperium namun keluhan ini dirasakan oleh 50% dari mereka sejak sebelum kehamilan.

Keluhan ini menjadi semakin hebat bila mereka harus merawat anaknya sendiri.


KONTRASEPSI dan STERILISASI

Masa puerperium dini adalah saat terbaik untuk membahas mengenai kontrasepsi.

Masa infertilitas anovulatoar hanya berlangsung selama 5 minggu pada pasien yang tidak memberikan ASI dan 8 minggu pada yang memberikan ASI secara penuh.

Tubektomi dikerjakan saat SC atau maksimum 24 – 48 jam pasca persalinan normal.

Beberapa pasangan menghendaki agar tubektomi dilakukan 6 – 8 minggu pasca persalinan untuk memberikan kesempatan bagi kesehatan anak dan memahami sepenuhnya arti sterilisasi permanen bagi keluarganya.

Kontrasepsi alamiah dimulai segera setelah pasien mendapatkan haid. Perlindungan kontrasepsi alamiah pada pemberi ASI sekitar 98% sampai selama 6 bulan.

Pada pasien non laktasi, pemberian kontrasepsi oral kombinasi ( sediaan kombinasi estrogen < 35 µg dan progestin ) diberikan paling cepat 2 – 3 minggu pasca persalinan, jangan melakukan pemberian yang terlalu dini oleh karena pasien masih dalam “hypercoagulable state”

Pada pasien laktasi dapat diberikan kontrasepsi oral yang hanya mengandung progestin (norethindrone 0.35 mg) atau injeksi Depo-Provera® 150 mg setiap 3 bulan agar tidak terjadi penekanan proses laktasi.

Implan Levonorgestrel dapat diberikan setelah laktasi berlangsung dengan lancar (segera atau 6 minggu pasca persalinan), keberatan penggunaan metode ini adalah: perdarahan iregular, mahal dan kesulitan dalam pemasangan atau pengeluaran.

IUD ( copper containing T Cu Ag® , Paraguard t 380A® , Progesterone-releasing Progestasert ®, levonorgestrel-releasing Mirena ® ) sangat efektif dalam pencegahan kehamilan dan sebaiknya dipasang pada kunjungan post partum pertama atau segera setelah persalinan (kejadian ekspulsi sangat tinggi)

Jenis kontrasepsi bagi ibu pada masa laktasi

1. Kontrasepsi oral jenis ‘Progestine–only’ 2 - 3 minggu pasca persalinan
2. Depo Provera® 6 minggu pasca persalinan
3. Implan hormon 6 minggu pasca persalinan
4. Kontrasepsi oral kombinasi diberikan 6 minggu pasca persalinan dan hanya bila ASI sudah berlangsung dengan baik dan status gizi anak harus diawasi dengan baik


PEMERIKSAAN PASCA PERSALINAN

Kunjungan pasca persalinan pertama (4 – 6 minggu)

1. Anamnesa mengenai perdarahan pervaginam.
2. Tekanan darah dan berat badan.
3. Darah lengkap.
4. Pemeriksaan payudara:
1. Pemakaian BH yang sesuai atau memadai.
2. Kelainan puting dan masalah laktasi.
5. Pemeriksaan vagina, kondisi hipoestrogen yang menyebabkan kekeringan epitel vagina diatasi dengan pemberian krim estrogen menjelang tidur malam.
6. Inspeksi servik [ bila perlu dilakukan hapusan papaniculoau].
7. Pemeriksaan luka perineum.
8. Pemeriksaan bimanual pada uterus dan adneksa.
9. Konsultasi mengenai: pekerjaan profesional rutin, metode kontrasepsi, dan perencanaan kesejahteraan dalam keluarga.

Read More......


LAKTASI

Selama kehamilan terjadi perkembangan pada payudara. Estrogen menyebabkan bertambahnya ukuran dan jumlah duktus. Progesteron menyebabkan peningkatan jumlah alveolus.

hPL merangsang perkembangan alveolar dan diperkirakan terlibat dalam sintesa casein, lactalbumin dan lactoglobulin dalam sel alveolus.

Meskipun hPr selama kehamilan meningkat tapi tidak terjadi laktasi oleh karena kadar estrogen yang tinggi menyebabkan adanya penguasaan terhadap “binding site” pada alveolus sehingga aktivitas laktogenik dari hPr terhalang.

Pada akhir kehamilan, terjadi sekresi cairan jernih kekuningan yang disebut kolustrum yang mengandung imunoglobulin, produksi kolustrum terus meningkat pasca persalinan dan digantikan dengan produksi ASI.

Kadar estrogen menurun dengan cepat 48 jam pasca persalinan sehingga memungkinkan berlangsungnya aktivitas hPr terhadap sel alveolus untuk inisiasi dan mempertahankan proses laktasi.

Proses laktasi semakin meningkat dengan isapan pada payudara secara dini dan sering oleh karena secara reflektoar, isapan tersebut akan semakin meningkatkan kadar hPr

Emosi negatif [kecemasan ibu bila ASI tak dapat keluar] menyebabkan penurunan sekresi prolaktin melalui proses pelepasan prolactine-inhibiting factor (dopamin) dari hipotalamus.

Pada hari ke 2 dan ke 3 pasca persalinan, hPr merangsang alveolus untuk menghasilkan ASI. Pada awalnya, ASI menyebabkan distensi alveolus dan ductus kecil sehingga payudara menjadi tegang.

image

Reflek Prolaktin

REFLEK EJEKSI ASI

clip_image004

Sel mioepitelial sekitar villi yang sebagian berisi ASI

Keluarnya ASI terjadi akibat kontraksi sel mioepitelial dari alveolus dan ductuli (gambar atas) yang berlangsung akibat adanya reflek ejeksi ASI ( let-down reflex ).

clip_image006

Reflek ejeksi ASI

Reflek ejeksi ASI diawali hisapan oleh bayi → hipotalamus → hipofisis mengeluarkan oksitosin kedalam sirkulasi darah ibu ( gambar atas)

Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi sel mioepitelial dan ASI disalurkan kedalam alveoli dan ductuli → ductus yang lebih besar → penampungan subareolar.

Oksitosin mencegah keluarnya dopamin dari hipotalamus sehingga produksi ASI dapat berlanjut.

Emosi negatif dan faktor fisik dapat mengurangi reflek ejeksi ASI, tugas perawatan pasca persalinan antara lain meliputi usaha untuk meningkatkan keyakinan seorang ibu bahwa dia mampu untuk memberikan ASI kepada bayinya.

Pernyataan bersama antara WHO dan UNICEF yang dipublikaskan tahun 1989 dibawah memperlihatkan dukungan apa yang diperlukan bagi keberhasilan laktasi.

TEN STEPS TO SUCCESFUL BREASTFEEDING

clip_image008

KEBUTUHAN NUTRISI SELAMA LAKTASI

Energi laktasi perhari ± 2095 kJ, kebutuhan energi umumnya dapat terpenuhi dari cadangan lemak ibu.

Bila terdapat kcemasan pada ibu mengenai hal tersebut, dapat disarankan baginya untuk menambahkan asupan nutrisi secukupnya.

MEMPERTAHANKAN PROSES LAKTASI

Cara paling efektif dalam mempertahankan proses laktasi adalah isapan bayi yang reguler sehingga reflek prolaktin dan reflek ejeksi ASI dapat terus terjadi dan distensi alveolus dapat dicegah.

Distensi alveolus menyebabkan sekresi ASI alveolus menjadi tidak efisien dan rasa sakit pada payudara menyebabkan ibu enggan untuk menyusui bayinya.

Dengan demikian pencegahan reflek yang menghambat pengeluaran dopamin dari hipotalamus menghilang dan aktivitas alveolar menjadi berkurang pula.

KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI

Keberhasilan proses laktasi memerlukan beberapa hal :

1. Terjadi sekresi ASI dalam alveolus.
2. Reflek ejesi ASI efisien.
3. Ibu memiliki motivasi untuk memberikan ASI.

Seperti terlihat dalam “ Ten Steps to Succesful Breastfeeding” “ maka keberhasilan laktasi akan terjadi bila :

1. Bayi diberikan pada ibu untuk menyusui sedini mungkin dan Rooming-in.
2. Bayi diperkenankan untuk menyusui sesering mungkin.
3. Setelah ASI keluar, bayi mengisap ASI dengan frekuensi sesuai kebutuhannya termasuk di malam hari sekalipun.
4. Bayi tidak diberi air atau glukosa tanpa persetujuan dokter atau orang tuanya
5. Staf perawatan wajib membantu ibu untuk mendapatkan keberhasilan dalam proses laktasi.

TEHNIK MENYUSUI

Ibu perlu memperoleh petunjuk bagaimana mempertemukan mulut bayi dengan puting susu agar bayi membuka mulut dan mencari lokasi puting susu.

clip_image010

Posisi ideal puting susu dalam mulut bayi

(a) dan (b) puting susu dikulum bayi dan

(c) puting berada tempat yang benar dalam mulut bayi

Ibu kemudian menahan payudara dengan puting susu diantara jari telunjuk dan jari tengahnya sehingga puting menonjol dan bayi dapat menempatkan gusinya pada areola mammae dan bukan pada puting susu (gambar atas) . Cara ini memungkinkan bayi bernafas saat menyusu. (2 buah gambar di bawah)

clip_image012

Tehnik memberikan ASi

clip_image014

Melepaskan puting dari hisapan bayi

Pada gambar diatas terlihat bagaimana cara ibu melepaskan puting dari mulut bayi tanpa menimbulkan rasa sakit. Cara melepaskan dari isapan tersebut adalah dengan meletakkan jari kelingking kesudut mulut bayi untuk menghentikan isapan sebelum melepaskan mulut bayi dari puting susu.

Sebagian kecil bayi membutuhkan tambahan cairan selain ASI pada 4 hari pertama, bila bayi terlihat mengalami dehidrasi, dapat diberikan air dengan sendok setelah pemberian ASI. Pemberian dengan botol susu harus dihindarkan karena proses pembelajaran bayi untuk menyusu akan terhenti.

OBAT YANG TIDAK BOLEH DIBERIKAN PADA IBU LAKTASI

Tabel 1 Obat yang menimbulkan efek bermakna pada masa laktasi

Jenis Obat


Efek samping

Acebutolol


Hipotensi, bradikardia, takipnea

5-Amonosalicylic acid


Diarrhoea

Aspirin (salicylate)


Acidosis Metabolic

Atenolol


Sianosis, bradikardia

Bromocripitine


Supresi laktasi.

Clemastine


Drowsiness, iritabel, menolak pemberian ASI ,menjerit, kaku kuduk

Ergotamine


Muntah, diarrhoea, kejang

Lithium


A third to half therapeutic blood concentration in infatnts

Phenindione


Anticoagulant-increased prothromnine and partial thromboplastine time in one infant – not used in United States

Phenobarbital


Sedation: infantile spasmes after ewaning from milk containing phenobarbital; methemoglobinemia (one case)

Primidone


Sedasi, masalah nutrisi

Sulfasalazine


Diarea berdarah

Dari : American Academy of Pediatrics and The American College of Obstetrics and Gynecologists, 2002

MENCEGAH dan MENEKAN LAKTASI

Cara sederhana untuk menghentikan laktasi adalah dengan menghentikan laktasi dan menghindari rangsangan pada puting susu.

Meskipun terasa sakit, penumpukan air susu dalam sistem saluran akan dapat menekan produksi ASI dan terjadi reabsorbsi pada ASI.

Untuk mengurangi rasa sakit dapat diberikan analgesik.

Penekanan produksi ASI secara medis dengan estrogen atau bromokriptin tidak dianjurkan.

Read More......


Apa sih ASI itu ?

ASI adalah cairan dengan komposisi khas untuk menjamin pertumbuhan optimal pada tiap spesies

Mahluk yang menyusui seperti mamalia memproduksi susu untuk makanan anaknya

Manusia: memiliki kelenjar susu & sepasang payudara
terletak di bawah kulit, tertanam dalam jaringan
penunjang dan lemak di atas otot dada depan.

Pembentukan Payudara

1. Embryo: 18-19 minggu, calon duktus.

2. Pubertas:
premenses : karena pengaruh hormon estrogen dan growth hormon terjadi maturasi dan percabangan duktus
pascamenses : karena pengaruh estrogen dan progesteron terbentuk lah lobus, lobulus, duktulus, alveolus

3. Kehamilan: hormon yang berpengaruh progesteron, prolaktin
terjadi maturasi alveolus, mulai produksi susu
Akhir kehamilan: progestron menurun

4. Pada masa Laktasi/menyusui:
- hormon prolaktin : sekresi ASI
- hormon oksitosin : ekskresi ASI

5. Involusi:
penyapihan, tidak ada rangsangan prolaktin, sehingga produksi susu berhenti, terjadi Apoptosis alveoli, diikuti dg pembentukan
kembali seperti sebelum hamil (remodelling )

Siklus laktasi

a. Laktogenesis Stadium 1 (kehamilan) : penambahan & pembesaran lobulus-alveolus
b. Laktogenesis Stadium 2 (akhir kehamilan sampai 2-3 hari postpartum ) : produksi ASI
c. Laktogenesis Stadium 3 (galaktopoeisis) : sekresi ASI
d. Involusi (berkurangnya kelenjar mamae): mulai 40 hari setelah berhenti menyusui

Fisiologi Laktasi

Laktasi berarti suatu proses produksi dan pengeluaran ASI
Membutuhkan :
- Calon ibu : siap secara psikologis dan fisik
- Bayi : cukup sehat untuk menyusu
- Produksi ASI : disesuaikan dengan kebutuhan bayi
volume ASI 500 – 800 ml/hari ( bayangkan 3000 ml/hr !)

Refleks pada proses laktasi

Proses laktasi membutuhkan beberapa refleks untuk menunjang keluarnya ASI itu sendiri

1. Refleks Prolaktin : yaitu suatu stimuli atau perangsangan produksi ASI
membutuhkan Impuls saraf dari puting susu, hipotalamus, hipofisis anterior, prolaktin, alveolus, dan tentunya ASI itu sendiri

2. Refleks aliran ( let down reflex ) yaitu sekresi atau pengeluaran AS, Impuls saraf puting susu,hipofisisposterior, oksitosin, kontraksi otot polos supaya ASI keluar

Penghambat produksi ASI

1. Feedback inhibitor :
Suatu faktor lokal, bila saluran ASI penuh mengirim impuls untuk mengurangi produksi.
Cara mengatasi : saluran dikosongkan secara teratur (ASI eksklusif dan tanpa jadwal).
2. Stress / rasa sakit : akan menghambat atau inhibisi pengeluaran oksitosin. Misalnya pada saat Sinus laktiferus penuh/payudara sudah bengkak
3. Penyapihan

Mekanisme mengisap pada bayi

1. Refleks menangkap ( rooting )
Sentuhan pada bibir, bayi membuka mulut dan menangkap puting susu.
2. Refleks mengisap
Puting dalam mulut bayi : langit-langit /palatum molle tersentuh, bayi mengisap.
Areola masuk, lidah menekan sinus laktiferus, ASI terperas keluar.
3. Refleks menelan

Menyusu:
- lidah bayi “memerah” sinus laktiferus.
- otot pipi, lidah, langit-langit, rahang bawah semua aktif.

Jika bayi menyusui menggunakan Dot:
- otot yang bekerja terutama otot bibir dan pipi
dan keluarnya susu tergantung kemiringan botol dan besarnya lubang dot
- tidak perlu hisapan kuat, sehingga hati-hati bisa tersedak !

Mekanisme mengisap dot dan areola:
Sangat berbeda : ahal ini menyebabkan bayi mengalami kondisi yang disebut bingung puting.

Perbedaan komposisi air susu

Air susu setiap mamalia berbeda dan
adalah “species specific”

Variasi komposisi disebabkan oleh:

* Variasi ukuran dan bentuk fisik
* Lama masa kehamilan
* Kecepatan pertumbuhan
* Frekuensi pemberian minum
* Perbedaan tempat hidup (air, darat, kutub)

MANFAAT ASI BAGI BAYI

Komposisi sesuai kebutuhan
- Kolostrum
- ASI peralihan
- ASI matur
- ASI prematur

* Mudah dicerna dan diserap
* Mengandung enzim pencernaan (maka sering merasa lapar)
* Mengandung zat penangkal penyakit

- makrofag
- limfosit
- imunoglobulin
- laktoferin
- faktor bifidus : Lactobacilus bifidus

* selalu berada dalam suhu yang tepat
* tidak menyebabkan alergi mencegah maloklusi/ kerusakan gigi
* mengoptimalkan perkembangan
* meningkatkan hubungan ibu dan bayi
* menjadi orang yang percaya diri

mengurangi kemungkinan berbagai penyakit kronik dikemudian hari :

*diabetes melitus
*penyakit jantung
*penyakit keganasan

MANFAAT ASI BAGI IBU

* Mencegah perdarahan pasca persalinan
* Mempercepat involusi uterus
* Mengurangi anemia
* Mengurangi risiko kanker ovarium & payudara
* Memberikan rasa dibutuhkan
* Mempercepat kembali ke berat semula
* Sebagai metoda KB sementara

Bagaimana ASI bisa sebagai metoda KB sementara? kita menyebutnya metode amenore laktasi (MAL)

Syarat:
- Bayi berusia belum 6 bulan dan
- Ibu belum haid kembali dan
- Bayi diberi ASI eksklusif

Produksi hormon prolaktin akan menekan fungsi ovulasi dari folikel di ovarium, sehingga selama pemberian ASI eksklusif yang benar, akan tidak terjadi proses ovulasi sehingga saat itu ibu tidak mengalami masa subur, tidak mengalami haid.

MANFAAT ASI BAGI KELUARGA

* Mudah pemberiannya
* Menghemat biaya
* Anak sehat, jarang sakit

KERUGIAN SUSU FORMULA

* Komposisi tidak sesuai
* Tidak praktis
* Tidak ekonomis
* Menambah polusi
* Mudah terkontaminasiMudah terjadi salah pengenceran

ANJURAN PEMBERIAN ASI

0-6 bulan :
ASI eksklusif memenuhi 100% kebutuhan

6-12 bulan :
ASI memenuhi 60-70% kebutuhan, perlu makanan pendamping ASI yang adekwat

>12 bulan :
ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan, ASI tetap diberikan untuk keuntungan lainnya

Kondisi / Masalah Bayi

BAYI DENGAN BINGUNG PUTING

Penyebab:
- Menyusu bergantian dengan minum botol

Tanda:
- Bayi menolak menyusu dari ibu
- Menyusu dengan mulut mencucu
- Waktu menyusu terputus-putus

Pencegahan:
- Berikan ASI perah / Susu Formula dengan cangkir

BAYI ENGGAN MENYUSU

Penyebab:
- Bayi sakit : sariawan
- Bayi bingung puting
- Bayi telah diberi minum lain
- Teknik menyusui yang salah
- ASI kurang lancar atau terlalu deras

BAYI SERING MENANGIS

Menangis merupakan suatu cara bayi
berkomunikasi
- Penyebab : lapar, haus, basah, kotor, bosan, kesepian, rasa ASI berubah, sakit, kolik.
- Sering menangis :
bayi lelah menyebabkan menghisap kurang
ibu kesal menyebabkan proses laktasi terganggu

BAYI KEMBAR

Bila bersama berbagai posisi
Menyusu bergantian atau bersama
Setiap bayi disusukan pada payudara bergantian

Nah, ibu-ibu, selamat menyusui, jangan putus asa ya
Banyak klinik2 laktasi di Rumah Sakit jika merasa kurang berhasil dan perlu penjelasan yang lebih lengkap
http://botefilia.com/index.php/archives/2009/01/10/asi-laktasi/

Read More......

Sabtu, 24 Oktober 2009


PERUBAHAN FISIOLOGIS MASA NIFAS Oct 27, '08 6:25 AM
for everyone
Setelah kelahiran bayi dan pengeluaran plasenta, ibu mengalami suatu periode pemulihan kembali kondisi fisik dan psikologisnya. (Ball 1994, Hytten 1995)
Yang diharapkan pada periode 6 minggu setelah melahirkan adalah semua system dalam tubuh ibu akan pulih dari berbagai pengaruh kehamilan dan kembali pada keadaan sebelum hamil (Beischer dan Mackay 1986, Cunningham et al 1993)

A.PERUBAHAN SISTEM REPRODUKSI
1.Sistem Reproduksi pada Masa Kehamilan
a.Uterus
Tumbuh membesar primer, maupun sekunder akibat pertumbuhan isi konsepsi intrauterin. Estrogen menyebabkan hiperplasi jaringan, progesteron berperan untuk elastisitas / kelenturan uterus. Taksiran kasar perbesaran uterus pada perabaan tinggi fundus :
1)tidak hamil / normal : sebesar telur ayam (+ 30 g)
2)kehamilan 8 minggu : telur bebek
3)kehamilan 12 minggu : telur angsa
4)kehamilan 16 minggu : pertengahan simfisis-pusat
5)kehamilan 20 minggu : pinggir bawah pusat
6)kehamilan 24 minggu : pinggir atas pusat
7)kehamilan 28 minggu : sepertiga pusat-xyphoid
8)kehamilan 32 minggu : pertengahan pusat-xyphoid
9)36-42 minggu : 3 sampai 1 jari bawah xyphoid

Ismus uteri, bagian dari serviks, batas anatomik menjadi sulit ditentukan, pada kehamilan trimester I memanjang dan lebih kuat. Pada kehamilan 16 minggu menjadi satu bagian dengan korpus, dan pada kehamilan akhir di atas 32 minggu menjadi segmen bawah uterus. Serviks uteri mengalami hipervaskularisasi akibat stimulasi estrogen dan perlunakan akibat progesteron. Sekresi lendir serviks meningkat pada kehamilan memberikan gejala keputihan.
b.Vagina / vulva
Terjadi hipervaskularisasi akibat pengaruh estrogen dan progesteron, warna merah kebiruan.
c. Ovarium
Sejak kehamilan 16 minggu, fungsi diambil alih oleh plasenta, terutama fungsi produksi progesteron dan estrogen. Selama kehamilan ovarium tenang/beristirahat. Tidak terjadi pembentukan dan pematangan folikel baru, tidak terjadi ovulasi, tidak terjadi siklus hormonal menstruasi.

2.Sistem Reproduksi pada Masa Nifas
Walaupun istilah involusi saat ini telah digunakan untuk menunjukkan kemunduran yang terjadi pada setiap organ dan saluran reproduktif, kadang lebih banyak mengarah secara spesifik pada kemunduran uterus yang mengarah ke ukurannya. (Varney’s Midwivery)
Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan alat-alat genital ini dalam keseluruhannya disebut involusi.(Ilmu Kebidanan, Prof, Dr. dr. Sarwono Prawirohardjo, SpOG)
Perubahan yang terjadi di dalam tubuh seorang wanita sangatlah menakjubkan. Uterus atau rahim yang berbobot 60 gram sebelum kehamilan secara perlahan-lahan bertambah besarnya hingga 1 kg selama masa kehamilan dan setelah persalinan akan kembali ke keadaan sebelum hamil. Seorang bidan dapat membantu ibu untuk memahami perubahan-perubahan ini.

a.Involusi Uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses dimana uterus kembali ke kondisi sebelum hamil dengan bobot hanya 60 gram. Involusi uteri dapat juga dikatakan sebagai proses kembalinya uterus pada keadaan semula atau keadaan sebelum hamil.

Involusi uterus melibatkan reorganisasi dan penanggalan decidua/endometrium dan pengelupasan lapisan pada tempat implantasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochia.
Proses involusi uterus adalah sebagai berikut :
1)Iskemia Miometrium
Disebabkan oleh kontraksi dan retraksi yang terus menerus dari uterus setelah pengeluaran plasenta membuat uterus relative anemi dan menyebabkan serat otot atrofi
2)Autolysis
Autolysis merupakan proses penghancuran diri sendiri yang terjadi di dalam otot uterine. Enzim proteolitik akan memendekkan jaringan otot yang telah sempat mengendur hingga 10 kali panjangnya dari semula dan lima kali lebar dari semula selama kehamilan atau dapat juga dikatakan sebagai pengrusakan secara langsung jaringan hipertropi yang berlebihan hal ini disebabkan karena penurunan hormon estrogen dan progesteron.
3)Efek Oksitosin
Oksitosin menyebabkan terjadinya kontraksi dan retraksi otot uterin sehingga akan menekan pembuluh darah yang mengakibatkan berkurangnya suplai darah ke uterus. Proses ini membantu untuk mengurangi situs atau tempat implantasi plasenta serta mengurangi perdarahan.


Penurunan ukuran uterus yang cepat itu dicerminkan oleh perubahan lokasi uterus ketika turun keluar dari abdomen dan kembali menjadi organ pelviks. Segera setelah proses persalinan puncak fundus kira-kira dua pertiga hingga tiga perempat dari jalan atas diantara simfisis pubis dan umbilicus. Kemudian naik ke tingkat umbilicus dalam beberapa jam dan bertahan hingga satu atau dua hari dan kemudian secara berangsur-angsur turun ke pelviks yang secara abdominal tidak dapat terpalpasi di atas simfisis setelah sepuluh hari.
Perubahan uterus ini berhubungan erat dengan perubahan-perubahan pada miometrium. Pada miometrium terjadi perubahan-perubahan yang bersifat proteolisis. Hasil dari proses ini dialirkan melalui pembuluh getah bening.
Decidua tertinggal dalam uterus setelah separasi dan ekspulsinplasenta dan membrane yang terdiri dari lapisan zona basalis dan suatu bagian lapisan zona spongiosa pada decidua basalis (tempat implantasi plasenta) dan decidua parietalis (lapisan sisa uterus). Decidua yang tersisa ini menyusun kembali menjadi dua lapisan sebagai hasil invasi leukosit yaitu :
1)Suatu degenerasi nekrosis lapisan superficial yang akan terpakai lagi sebagai bagian dari pembuangan lochia dan lapisan dalam dekat miometrium.
2)Lapisan yang terdiri dari sisa-sisa endometrium di lapisan basalis.
Endometrium akan diperbaharui oleh proliferasi epithelium endometrium. Regenerasi endometrium diselesaikan selama pertengahan atau akhir dari postpartum minggu ketiga kecuali di tempat implantasi plasenta.
Dengan involusi uterus ini, maka lapisan luar dari decidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Decidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan, suatu campuran antara darah yang dinamakan lochia, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat. Pengeluaran Lochia ini biasanya berakhir dalam waktu 3 sampai 6 minggu.

b.Involusi tempat plasenta
Setelah persalinan, tempat plasenta merupakan tempat dengan permukaan kasar, tidak rata dan kira-kira sebesar telapak tangan. Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir minggu ke-2 hanya sebesar 3-4 cm dan pada akhir nifas 1-2 cm. Penyembuhan luka bekas plasenta khas sekali. Pada permulaan nifas bekas plasenta mengandung banyak pembuluh darah besar yang tersumbat oleh thrombus. Biasanya luka yang demikian sembuh dengan menjadi parut, tetapi luka bekas plasenta tidak meninggalkan parut. Hal ini disebabkan karena luka ini sembuh dengan cara dilepaskan dari dasarnya tetapi diikuti pertumbuhan endometrium baru di bawah permukaan luka. Endometrium ini tumbuh dari pinggir luka dan juga dari sisa-sisa kelenjar pada dasar luka.
Regenerasi endometrium terjadi di tempat implantasi plasenta selama sekitar 6 minggu. Epitelium berproliferasi meluas ke dalam dari sisi tempat ini dan dari lapisan sekitar uterus serta di bawah tempat implantasi plasenta dari sisa-sisa kelenjar basilar endometrial di dalam deciduas basalis. Pertumbuhan kelenjar endometrium ini berlangsung di dalam decidua basalis. Pertumbuhan kelenjar ini pada hakekatnya mengikis pembuluh darah yang meembeku pada tempat implantasi plasenta yang menyebabkannya menjadi terkelupas dan tak dipakai lagi pada pembuangan lochia.

c.Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi. Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.

d.Perubahan pada Serviks
Serviks mengalami involusi bersama-sama uterus. Perubahan-perubahan yang terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk serviks yang akan menganga seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena penuh pembuluh darah.
Beberapa hari setelah persalinan, ostium externum dapat dilalui oleh 2 jari, pinggir-pinggirnya tidak rata tetapi retak-retak karena robekan dalam persalinan. Pada akhir minggu pertama hanya dapat dilalui oleh 1 jari saja, dan lingkaran retraksi berhubungan dengan bagian atas dari canalis cervikallis.
Pada serviks terbentuk sel-sel otot baru yang mengakibatkan serviks memanjang seperti celah. Karena hyper palpasi ini dank arena retraksi dari serviks, robekan serviks menjadi sembuh. Walaupun begitu, setelah involusi selesai, ostium externum tidak serupa dengan keadaannya sebelum hamil, pada umumnya ostium externum lebih besar dan tetap ada retak-retak dan robekan-robekan pada pinggirnya, terutama pada pinggir sampingnya. Oleh robekan ke samping ini terbentuk bibir depan dan bibir belakang pada serviks.

e.Lochia
Dengan adanya involusi uterus, maka lapisan luar dari decidua yang mengelilingi situs plasenta akan menjadi nekrotik. Decidua yang mati akan keluar bersama dengan sisa cairan. Campuran antara darah dan decidua tersebut dinamakan Lochia, yang biasanya berwarna merah muda atau putih pucat.
Lochia adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas dan mempunyai reaksi basa/alkalis yang dapat membuat organisme berkembang lebih cepat dari pada kondisi asam yang ada pada vagina normal. Lochia mempunyai bau yang amis meskipun tidak terlalu menyengat dan volumenya berbeda-beda pada setiap wanita. Secret mikroskopik Lochia terdiri dari eritrosit, peluruhan deciduas, sel epitel dan bakteri. Lochia mengalami perubahan karena proses involusi. Pengeluaran Lochia dapat dibagi berdasarkan waktu dan warnanya diantaranya :
a.Lochia Rubra/ merah (kruenta)
Lochia ini muncul pada hari pertama sampai hari ketiga masa postpartum. Sesuai dengan namanya, warnanya biasanya merah dan mengandung darah dari perobekan/luka pada plasenta dans erabut dari deciduas dan chorion. Terdiri dari sel desidua, verniks caseosa, rambut lanugo, sisa mekoneum dan sisa darah.
b.Lochia Serosa
Lochia ini muncul pada hari kelima sampai kesembilan postpartum. Warnanya biasanya kekuningan atau kecoklatan. Lochia ini terdiri dari lebih sedikit darah dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan laserasi plasenta.
c.Lochia Alba
Lochia ini muncul lebih dari hari kesepuluh postpartum. Warnanya lebih pucat, putih kekuningan dan lebih banyak mengandung leukosit, selaput lendir serviks dan serabut jaringan yang mati.
Bila pengeluaran Lochia tidak lancar maka disebut Lochiastasis. Kalau Lochia tetap berwarna merah setelah 2 minggu ada kemungkinan tertinggalnya sisa plasenta atau karena involusi yang kurang sempurna yang sering disebabkan retroflexio uteri.
Lochia mempunyai suatu karakteristik bau yang idak sama dengan secret menstrual. Bau yang paling kuat pada Lochia Serosa dan harus dibedakan juga dengan bau yang menandakan infeksi.
Lochia disekresikan dengan jumlah banyak pada awal jam postpartum yang selanjutnya akan berkurang sejumlah besar sebagai lochia rubra, sejumlah kecil sebagai lochia serosa dan sejumlah lebih sedikit lagi lochia alba.
Umumnya jumlah lochia lebih sedikit bila wanita postpartum berada dalam posisi berbaring daripada berdiri. Hal ini terjadi akibat pembuangan bersatu di vagina bagian atas manakala wanita dalam posisi berbaring dan kemudian akan mengalir keluar manakala dia berdiri.
Total jumlah rata-rata pembuangan Lochia kira-kira 8 hingga 9 oz atau sekitar 240 hingga 270 ml. (Varney’s Midwifery)

f.Perubahan pada Vulva, Vagina dan Perineum
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara labia manjadi lebih menonjol.
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, perineum sudah mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur dari pada keadaan sebelum melahirkan.
Ukuran vagina akan selalu lebih besar dibandingkan keadaan saat sebelum persalinan pertama. Meskipun demikian, latihan otot perineum dapat mengembalikan tonus tersebut dan dapat mengencangkan vagina hingga tingkat tertentu. Hal ini dapat dilakukan pada akhir puerperium dengan latihan harian.

B.PERUBAHAN SISTEM PENCERNAAN
1.Sistem pencernaan pada masa kehamilan
Sistem gastrointestinal terpengaruh dalam beberapa hal karena kehamilan. Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun. Perbesaran uterus lebih menekan diafragma, lambung dan intestin.
Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita mengalami mual dan muntah. Sebagaimana kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung, melambatkan pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses tedapat dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan.
Gigi berlubang terjadi lebih mudah pada saliva yang bersifat asam selama masa kehamilan dan membutuhkan perawatan yang baik untuk mencegah karies gigi. Pada bulan-bulan terakhir, nyeri ulu hati dan regurgitasi (pencernaan asam) merupakan ketidaknyamanan yang disebabkan tekanan keatas dari perbesaran uterus. Pelebaran pembuluh darah rektum (haemoroid dapat terjadi). Pada persalinan, rektum dan otot-otot yang memberikan sokongan sangat teregang.

2. Sistem pencernaan pada masa nifas
a. Nafsu Makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan, sehingga ia boleh mengonsumsi makanan ringan. Ibu sering kali cepat lapar setelah melahirkan dan siap makan pada 1-2 jam post primordial, dan dapat ditoleransi dengan diet yang ringan. Setelah benar-benar pulih dari efek analgesia, anastesia, dan keletihan, kebanyakan ibu merasa sangat lapar. Permintaan untuk memperoleh makanan dua kali dari jumlah yang biasa dikonsumsi disertai konsumsi camilan yang sering ditemukan.
kerapkali untuk pemulihan nafsu makan, diperlukan waktu 3 – 4 hari sebelum faal usus kembali normal. Meskipun kadar progesteron menurun setelah melahirkan, namun asupan makanan juga mengalami penurunan selama satu atau dua hari, gerak tubuh berkurang dan usus bagian bawah sering kosong jika sebelum melahirkan diberikan enema.
b.Motilitas
Secara khas, penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anastesia bisa memperlambat pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal
c.Pengosongan Usus
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah ibu melahirkan. Keadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun selama proses persalinan dan pada awal masa pascapartum, diare sebelum persalinan, enema sebelum melahirkan, kurang makan atau dehidrasi. Ibu sering kali sudah menduga nyeri saat defekasi karena nyeri yang dirasakannya di perineum akibat episiotomi, laserasi atau hemoroid. Kebiasaan buang air yang teratur perlu dicapai kembali setelah tonus usus kembali normal.
Kebiasaan mengosongkan usus secara regular perlu dilatih kembali untuk merangsang pengosongan usus.
Sistem pencernaan pada masa nifas membutuhkan waktu yang berangsur-angsur untuk kembali normal. Pola makan ibu nifas tidak akan seperti biasa dalam beberapa hari dan perineum ibu akan terasa sakit untuk defekasi. Faktor-faktor tersebut mendukung konstipasi pada ibu nifas dalam minggu pertama. Suppositoria dibutuhkan untuk membantu eliminasi pada ibu nifas. Akan tetapi proses konstipasi juga dapat dipengaruhi oleh kurangnya pengetahuan ibu dan kekhawatiran lukanya akan terbuka bila ibu buang air besar.

C.PERUBAHAN SISTEM PERKEMIHAN
1.Fungsi Sistem Perkemihan
a.Mencapai hemostatis internal
1)Keseimbangan Cairan dan Elektrolit
Cairan yang terdapat dalam tubuh terdiri dari air dan unsur-unsur yang terlarut di dalamnya. 70 % dari air tubuh terletak di dalam sel-sel dan dikenal sebagai cairan intraselular. kandungan air sisanya disebut cairan ekstraselular. Cairan ekstraselular dibagi antara plasma darah, dan cairan yang langsung memberikan lingkungan segera untuk sel-sel yang disebut cairan interstisial (Cambridge, 1991 : 2)
-Edema adalah tertimbunnya cairan dalam jaringan akibat gangguan keseimbangan cairan dalam tubuh.
-Dehidrasi adalah kekurangan cairan atau volume air yang terjadi pada tubuh karena pengeluaran berlebihan dan tidak diganti.
b.Keseimbangan asam basa tubuh
-batas normal PH cairan tubuh adalah 7,35-7,40
Bila PH >7,4 disebut alkalosis dan jika PH < 7,35 disebut asidosis .
c.Mengeluarkan sisa metabolisme, racun dan zat toksin
ginjal mengekskresi hasil akhir metabolisme protein yang mengandung nitrogen terutama : urea, asam urat, dan kreatinin.

2.Keseimbangan dan keselarasan berbagai proses di dalam tubuh
a.Pengaturan Tekanan Darah
menurunkan volume darah dan serum sodium (Na) akan meningkatkan serum pottasium lalu merangsang pengeluaran renin yang dalam aliran darah diubah menjadi angiotensin yang akan mengekskresikan aldosteron sehingga mengakibatkan terjadinya retensi Na+ + H2O kemudian terjadi peningkatan volume darah yang meningkatkan tekanan darah.
Angiotensin juga dapat menjadikan vasokontriksi perifer yang mengakibatkan peningkatan tekanan darah.
b.Perangsangan produksi sel darah merah
Dalam pembentukan sel darah merah diperlukan hormon eritropoietin untuk merangsang sumsum tulang hormon ini dihasilkan oleh ginjal.
3.Sistem Urinarius
Perubahan hormonal pada masa hamil (kadar steroid yang tinggi) turut menyebabkan peningkatan fungsi ginjal, sedangkan penurunan kadar sterorid setelah wanita melahirkan sebagian menjelaskan sebab penurunan funngsi ginjal selama masa pasca partum. Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah wanita melahirkan. diperlukan kira-kira dua sampai 8 minggu supaya hipotonia pada kehamilan dan dilatasi ureter serta pelvis ginjal kembali ke keadaan sebelum hamil (Cunningham, dkk ; 1993). Pada sebagian kecil wanita, dilaktasi traktus urinarius bisa menetap selama tiga bulan.
4.Komponen Urine
Glikosuria ginjal diinduksikan oleh kehamilan menghilang. Laktosuria positif pada ibu meyusui merupakan hal yang normal. BUN (blood urea nitrogen), yang meningkat selama pasca partum, merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi, Pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot uterus juga menyebabkan proteinuria ringan (+1) selama satu sampai dua hari setelah wanita melahirkan. Hal ini terjadi pada sekitar 50% wanita. Asetonuria bisa terjadi pada wanita yang tidak mengalami komplikasi persalinan atau setelah suatu persalinan yang lama dan disertai dehidrasi.

5.Diuresis Postpartum
Dalam 12 jam pasca melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan yang tertimbun di jaringan selama ia hamil. salah satu mekanisme untuk mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil ialah diaforesis luas, terutama pada malam hari, selama dua sapai tiga hari pertema setelah melahirkan. Diuresis pascapartum, yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya peningkatan tekanan vena pada tingkat bawah, dan hilangnya peningkatan volume darah akibat kehamilan, merupakan mekanisme tubuh untuk mengatasi kelebihan cairan. Kehilangan cairan melalui keringat dan peningkatan jumlah urine menyebabkan penurunan berat badan sekitar 2,5 kg selama masa pasca partum. Pengeluaran kelebihan cairan yang tertimbun selama hamil kadang-kadang disebut kebalikan metabilisme air pada masa hamil (reversal of the water metabolisme of pregnancy)

6.Uretra dan Kandung Kemih
Trauma bila terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses melahirkan, yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih dapat mengalami hiperemesis dan edema, seringkali disertai di daerah-daerah kecil hemoragi. Kandung kemih yang oedema, terisi penuh dan hipotonik dapat mengakibatkan overdistensi, pengosongan yang tak sempurna dan urine residual kecuali jika dilakukan asuhan untuk mendorong terjadinya pengosongan kandung kemih bahkan saat tidak merasa untuk berkemih.
Pengambilan urine dengan cara bersih atau melalui kateter sering menunjukkan adanya trauma pada kandung kemih. Uretra dan meatus urinarius bisa juga mengalami edema.
Kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung kemih setelah bayi lahir, dan efek konduksi anestesi menyebabkan keinginan untuk berkemih menurun. Selain itu, rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat dorongan saat melahirkan, leserasi vagina, atau episiotomi menurunkan atau mengubah refleks berkemih. Penurunan berkemih, seiring diuresis pascapartum, bisa menyebabkan distensi kandung kemih. Distensi kandung kemih yang muncul segera setelah wanita melahirkan dapat menyebabkan perdarahan berlebih karena keadaan ini bisa menghambat uterus berkontraksi dengan baik. pada masa pascapartum tahap lanjut, distensi yang berlebihan ini dapat menyebabkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga mengganggu proses berkemih normal (Cinningham, dkk, 1993). Apabila terjadi distensi berlebih pada kandung kemih dalam mengalami kerusakan lebih lanjut (atoni). Dengan mengosongkan kandung kemih secara adekuat, tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam lima sampai tujuh hari setelah bayi lahir.

D. PERUBAHAN SISTEM MUSKULOSKELETAL / DIASTASIS RECTUS ABDOMINKUS
1.sistem muskuloskeletal pada masa kehamilan
a.gigi, tulang dan persendian
selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga lebih banyak kalsium dan fosfos. Dengan diit yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik. Karies gigi tidak disebabkan oleh dekalsifikasi, sejak kalsium gigi telah dibentuk. Terdapat bukti bahwa saliva yang asam pada saat hamil membantu aktivitas penghancuran bakteri email yang menyebabkan karies.
Di lain pihak, sendi pelvik pada saat kehamilan sedikit dapat bergerak. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen. Untuk mengkompensasi penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang belakang lebih melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dapat menyebabkan nyeri punggung pada beberapa wanita. Penggunaan bantal untuk menyokong punggung mungkin dianjurkan untuk kasus ini.
b.Otot
Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan. Penyebabnya tidak diketahui, tetapi mungkin berhubungan dengan metabolisme kalsium dan fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh beristirahat. Sedikit gerakan dan penggunaan kompres hangat dapat sedikit membantu. Aktivitas sehari-hari yang sedang dan lebih banyak waktu untuk istirahat dengan kaki dinaikan merupakan cara yang ada umumnya berhasil untuk mengurangi ketidaknyamanan ini.

2.sistem muskuloskeletel pada masa nifas
Adaptasi sistem muskuloskeletal ibu yang terjadi selama masa hamil berlangsung secara terbalik padsa masa pascapartum. Adaptasi ini mencakup hal-hal yang membantu relaksasi dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat gravitasi ibu akibat pembesaran rahim. Stabilisasi sendi lengkap pada minggu ke-6 sampai minggu ke-8 setelah wanita melahirkan. Akan tetapi, walaupun semua sendi lain kembali normal sebelum hamil, kaki wanita tidak mengalami perubahan setelah melahirkan.
a. Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan, dinding perut longgar karena diregang begitu lama, tetapi biasanya pulih kembali dalam 6 minggu. Kadang-kadang pada wanita yang asthenis terjadi diastasis dari otot-otot rectus abdominis sehingga sebagian dari dinding perut di garis tengah hanya terdiri dari peritoneum, fascia tipis dan kulit. Tempat yang lemah ini menonjol kalau berdiri atau mengejan.
b. Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan mengendur sampai berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan yang dinamakan strie. Melalui latihan postnatal, otot-otot dari dinding abdomen seharusnya dapat normal kembali dalam beberapa minggu.
c. Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan membentuk garis lurus yang samar. Ibu postpartum memiliki tingkat diastasis sehingga terjadi pemisahan muskulus rektus abdominishal tersebut dapat dilihat dari pengkajian keadaan umum, aktivitas, paritas, jarak kehamilan yang dapat menentukan berapa lama tonus otot kembali normal.
d. Perubahan Ligamen
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan partus, setelah janin lahir, berangsur-angsur menciut kembali seperti sediakala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi. Tidak jarang pula wanita mengeluh “kandungannya turun” setelah melahirkan oleh karena ligament, fasia, jaringan penunjang alat genetalia menjadi agak kendor.
e.simpisis pubis
Meskipun relatif jarang, tetapi simpisis pubis yang terpisah ini merupakan penyebab utama morbiditas maternal dan kadang-kadang penyebab ketidakmampuan jangka panjang. Hal ini biasanya ditandai oleh nyeri tekan signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak ditempat tidur atau saat berjalan. Pemisahan simpisis dapat dipalpasi. Sering kali klien tidak mampu berjalan tanpa bantuan. Sementara pada kebanyakan wanita gejala menghilang setelah beberapa minggu atau bulan, pada beberapa wanita lain gejala dapat menetap sehingga diperlukan kursi roda.


DAFTAR PUSTAKA
V. Ruth Bennet. Myles Textbook for Midwifery. 2001. Churcill Livingstone: London
Varney. Varney’s Midwifery.
Sweet, BR. Mayes Midwifery.1997.Bailliere Tindall:London
Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Obstetri Fisiologi. 1983. Eleman: Bandung
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan.2005.Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Jakarta
Bobak, dkk.Keperawatan Maternitas.1996EGC:Jakarta
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/05/04/masa-nifas/
http://ksuheimi.blogspot.com/2008/06/fisiologi-nifas-penanganannya.html
http://midwivesari.blogspot.com/
http://www.jevuska.com/2007/04/19/retensi-urine-post-partum/

Read More......


konsep dasar masa nifas

Masa Nifas

Masa nifas merupakan masa yang diawali dari beberapa jam setelah plasenta lahir dan berakhir setelah 6 minggu setelah melahirkan. Masa nifas tidak kalah penting dengan masa-masa ketika hamil, karena pada saat ini organ-organ reproduksi Anda sedang mengalami proses pemulihan setelah terjadinya proses kehamilan dan persalinan.

PERIODE NIFAS

* Immediate puerperium

Adalah keadaan yang terjadi segera setelah persalinan sampai 24 jam sesudah persalinan (0-24 jam sesudah melahirkan).

* Early puerperium

Adalah keadaan yang terjadi pada permulaan nifas. Waktu 1 hari sesudah melahirkan sampai 7 hari (1 minggu pertama).

* Late puerperium

Adalah 1 minggu sesudah melahirkan sampai dengan 6 minggu setelah melahirkan.

Pada masa nifas ini, terjadi banyak perubahan pada tubuh Anda, misalnya uterus (rahim) yang tadinya membesar karena pertumbuhan janin, pada saat ini kembali ke ukurannya seperti sebelum hamil. Selain itu juga jalan lahir yang tadinya melebar karena lewatnya bayi pada proses persalinan, kini mulai mengecil dan kembali seperti sebelum hamil. Dinding perut yang tadinya longgar kini mulai mengencang kembali, dan payudara yang semakin membesar karena adanya produksi ASI.

Masa nifas ini bersamaan dengan masa menyusui, karena saat ini saat-saat terpenting bagi keberhasilan Anda memberikan ASI eksklusif kepada buah hati Anda. ASI pertama (colostrum) yang kaya akan nutrisi penting bagi system immune dan kecerdasan bayi Anda, sangat disayangkan apabila terlewatkan diberikan pada bayi Anda. Selain itu isapan bayi pada saat menyusui turut berperan dalam proses penyembuhan/pemulihan organ-organ reproduksi wanita. Semakin sering ibu menyusui, semakin cepat proses pemulihannya.

Istirahat yang cukup, nutrisi yang memadai dan ketenangan bathin Anda merupakan hal-hal yang sangat penting pada masa-masa ini.

Pada masa nifas juga sering terdapat beberapa masalah, seperti perdarahan, infeksi, eklampsi dan gangguan-gangguan menyusui. Insya Allah akan saya tulis pada kesempatan mendatang.

Read More......

Rabu, 21 Oktober 2009


Tanda Bahaya Kala I dan Manajemennya

A. Kala I

Persalinan adalah proses dimana bayi. Plasenta dan selaput ketuban keluar dari rahim ibu. Bersalin dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan cukup bulan tanpa disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai bila terdapat :

Penipisan dan pembukaan serviks

Kontraksi uterus yang mengakibatkan perubahan pada serviks

Keluar lendir darah.

Persalinan ini terdiri dari kala I, II, III dan IV.

Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap (10 cm) kala ini terjadi dari 2 fase yaitu :

1) Fase laten

- Dimulai sejak awal kontraksi yang menyebabkan penipisan dan pembukaan serviks secara bertahap.

- Pembukaan serviks kurang dari 4 cm.

- Berlangsung selama + 8 jam dan sangat lambat.

2) Fase aktif

Dibagi dalam 3 fase :

a. Fase akselerasi : dalam waktu 2 jam pembukaan yang kurang dari 4 cm tadi berubah menjadi 4 cm.

b. Fase dilatasi maksimal : dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat dari 4 cm menjadi 9 cm.

c. Fase deselarasi : pembukaan lambat karena dalam 2 jam pembukaan dari 9 cm menjadi lengkap.

Pada fase aktif frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya meningkat (kontraksi adekuat atau memadai jika terjadi 3x atau lebih per 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih serta terjadi penurunan terbawah janin).

B. Tanda bahaya kala I dan manajemennya

Tabel 2.1. Indikasi-indikasi untuk tindakan dan / atau rujukan segera

selama kala I persalinan.

Temuan-temuan anamnesis dan/atau pemeriksaan


Rencana untuk asuhan atau perawatan
Riwayat bedah sesar 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang mempunyai kemampuan untuk melakukan bedah sesar.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan. Berilah dukungan dan semangat.
Perdarahan pervaginam selain dari lendir bercampur darah (show) Jangan melakukan pemeriksaan dalam

1. Baringkan ibu ke sisi kiri

2. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan ringer loktat atau cairan garam fisiologis (NS)

3. Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan bedah sesar.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan.
Kurang dari 37 minggu (persalinan kurang bulan) 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.
Ketuban pecah disertai dengan keluarnya mekonium kental 1. Baringkan ibu ke sisi kiri

2. Dengarkan DJJ

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan untuk melakukan bedah sesar.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan bawa partus set, kateter penghisap lendir delle dan handuk/kain untuk mengeringkan dan menyelimuti bayi kalau ibu melahirkan di jalan.
Ketuban pecah bercampur dengan sedikit mekonium disertai tanda-tanda gawat janin 1. Dengarkan DJJ, jika ada tanda-tanda gawat janin laksanakan asuhan yang sesuai (lihat di bawah)
Ketuban telah pecah (lebih dari 24 jam) atau ketuban pecah pada kehamilan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari 37 minggu) 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan melakukan asuhan kegawat daruratan obstetric.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.
Tanda-tanda atau gejala-gejala infeksi :

- Temperatur tubuh

- Menggigil

- Nyeri abdomen

- Cairan ketuban yang berbau
1. Baringkan ibu miring kekiri

2. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan ringer loktat atau cairan garam fisiologis (NS) dengan tetesan 125 ml/jam.

3. Segera rujuk ke fasilitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan bedah sesar.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.
Tekanan darah lebih dari 160/ 110 dan/atau terdapat protein dalam urine (preeklamsia berat) 1. Baringkan ibu miring kekiri

2. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan ringer loktat atau cairan garam fisiologis (NS)

3. Jika mungkin berikan dosis awal 4 g MgSO4 20% IV selama 20 menit.

4. Suntikan 10 g MgSO4 50% 15 g IM pada bokong kiri dan kanan.

5. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kapabilitas asuhan kegawat daruratan obstetric dan BBL.

6. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.
Tinggi fundus 40 cm atau lebih (makrosomia, polihidramniofis, kehamilan ganda 1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan untuk melakukan bedah sesar.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan semangat dan dukungan.

Alasan :

Jika diagnosisnya adalah polihidramnion, mungkin ada masalah-masalah dengan janinnya. Dengan adanya makrosomia risiko distosia bahu dan perdarahan pasca persalinan atau lebih besar.
DJJ kurang dari 100 atau lebih dari 180 kali/menit pada 2 x penilaian dengan jarak 5 menit (gawat janin) 1. Baringkan ibu miring ke kiri, dan anjurkan untuk bernapas secara teratur.

2. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan renger laktat atau cairan garam fisiologis (NS) dengan tetesan 125 ml/jam.

3. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetri dan BBL.

4. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan dan semangat.
Primipara dalam persalinan fase aktif dengan palpasi kepala janin masih 5/5 1. Baringkan ibu miring ke kiri

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan pembedahan bedah sesar

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan dan semangat.
Presentasi bukan belakang kepala (sungsang, letak lintang, dll) 1. Baringkan ibu miring ke kiri.

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetri dan BBL.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan dan semangat.
Presentasi ganda (majemuk) (adanya bagian janin, seperti misalnya lengan atau tangan, bersamaan dengan presentasi belakang kepala) 1. Baringkan ibu dengan posisi lutut menempel ke dada atau miring ke kiri.

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetri dan BBL.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan dan semangat.
Tali pusat menumbung (jika tali pusat masih berdenyut) 1. Gunakan sarung tangan disinfeksi tingkat, letakan satu tangan divagina dan jauhkan kepala janin dari tali pusat janin. Gunakan tangan yang lain pada abdomen untuk membantu menggeser bayi dan menolong bagian terbawah bayi tidak menekan tali pusatnya. (keluarga mungkin dapat membantu).

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetric dan BBL.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan semangat serta dukungan

ATAU

1. Minta ibu untuk melakukan posisi bersujud dimana posisi bokong tinggi melebih kepala ibu, hingga tiba ke tempat rujukan.

2. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL.

3. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan semangat serta dukungan.
Tanda-tanda gejala syok :

* Nadi cepat, lemah (lebih dari 110 kali/menit)
* Tekanan darahnya rendah (sistolik kurang dari 90 mm Hg
* Pucat
* Berkeringat atau kulit lembab, dingin.
* Napas cepat (lebih dari 30 x/menit)
* Cemas, bingung atau tidak sadar
* Produksi urin sedikit (kurang dari 30 ml/jam)

1. Baringkan ibu miring ke kiri

2. Jika mungkin naikkan kedua kaki ibu untuk meningkatkan aliran darah ke jantung.

3. Pasang infus menggunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18) dan berikan RL atau cairan garam fisiologis (NS), infuskan 1 liter dalam waktu 15 – 20 menit, jika mungkin infuskan 2 liter dalam waktu 1 jam pertama, kemudian turunkan tetesan menjadi 125 m/jam.

4. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawat daruratan obstetri dan BBL.

5. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan dan semangat.
Tanda-tanda gejala persalinan dengan fase laten yang memanjang.

* Pembukaan serviks kurang dari 4 cm setelah 8 jam.
* Kontraksi teratur lebih dari 2 dalam 10 menit)

1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kapasitas kegawatdaruratan obstetri dan BBL.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan dukungan serta semangat.
Tanda dan gejala belum inpartu

* Kurang dari 2 kontraksi dalam 10 menit, berlangsung kurang dari 20 detik
* Tidak ada perubahan serviks dalam waktu 1 – 2 jam.

1. Anjurkan ibu untuk minum dan makan.

2. Anjurkan ibu untuk bergerak bebas dan leluasa.

3. Jika kontraksi berhenti dan/atau tidak ada perubahan serviks, evaluasi djj, jika tidak ada tanda-tanda kegawatan pada ibu dan janin. Persilahkan ibu pulang dengan nasehat untuk :

* Menjaga cukup makan dan minum
* Datang untuk mendapatkan asuhan jika terjadi peningkatan frekuensi dan lama kontraksi.

Tanda dan gejala partus lama

* Pembukaan serviks mengarah kesebelah kanan garis waspada (partograp)
* Pembukaan serviks kurang dari 1 cm perjam
* Kurang dari 2 kontraksi dalam waktu 10 menit, masing-masing berlangsung kurang dari 40 detik.

1. Segera rujuk ibu ke fasilitas yang memiliki kemampuan penatalaksanaan kegawatdaruratan obstetric dan BBL.

2. Dampingi ibu ke tempat rujukan dan berikan semangat serta dukungan.

2.2. Pendokumentasian Kala I

2.2.1. Hal-hal yang perlu di dokumentasikan

Pendokumentasian dapat dilakukan dengan menggunakan hasil temuan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik.

A. Anamnesis

1. Nama, umur dan alamat

2. Gravida dan para

3. HPHT

4. Tapsiran persalinan

5. Alergi obat-obatan

6. Riwayat kehamilan, sekarang dan sebelumnya

7. Riwayat medis lainnya.

8. Masalah medis saat ini, dll.

B. Pemeriksaan fisik

1. Pemeriksaan abdomen

- Menentukan TFU

- Memantau kontraksi uterus

- Memantau DJJ

- Memantau presentasi

- Memantau penurunan bagian terbawah janin

2. Pemeriksaan dalam

- Menilai cairan vagina

- Memeriksa genetalia externa

- Menilai penurunan janin

- Menilai penyusupan tulang kepala

- Menilai kepala janin apakah sesuai dengan diameter jalan lahir

- Jangan melakukan pemeriksaan dalam jika ada perdarahan pervaginam.

2.2.2. Format pendokumentasian kala I

Digunakan SOAP untuk mendokumentasikannya.

S : Subjektif

Menggambarkan hasil pendokumentasian anamnesis.

O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik klien, hasil dari pemeriksaan laboratorium dan tes diagnostic lain yang dirumuskan dalam data focus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I varney.

A : Assesment

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi data objektif dalam identifikasi yang meliputi :

1. Diagnosa atau masalah

2. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial

3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter, konsultasi, kolaborasi dan atau rujukan sebagai langkah II, III dan IV varney.

P : Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan pelaksanaan tindakan dan evaluasi berdasarkan assessment sebagai langkah V, VI dan VII varney.

Read More......

pemandangan

pemandangan
HIJAUKAN TANAH INI 01/24/2008

puisi

 

HIJAUKAN TANAH INI

Ketika pohon-pohon nan hijau bertumbangan
udara mulai memanas nan menyengat
Air dan lautan mulai keruh menghitam
Penghuni dalam lautan meratap sekarat tak berdaya
Tanah mulai meradang gersang dan berasap tebal
Binatang-binatang punah korban pembantaian brutal manusia
Dan terakhir manusia-manusia musnah korban pembantaian keserakahan
Bayangkan…, begitu seram masa depan tanah ini.

Aneh…, justru manusia-manusia saling menuding dan saling berkata benar
Nyatanya tanah ini merintih, merana, dan berdarah
Adakah suatu hukum yang adil ditanah ini ?
Atau suatu hukum sedang sembunyi ketakutan ?
Gara-gara kelompok manusia serakah yang kejam
Berakibat pembantaian masal hewan-hewan, pepohonan, dan manusia sendiri
Jika terlihat kelompok manusia sedang membantai keji hutan hijau
Tembak sajalah!

Hijaukan tanah ini !
Demi manusia-manusia , demi hewan-hewan, demi penghuni dalam lautan
demi pepohonan nan rindang, demi masa depan anak-anak bangsa

By Nenen Gunadi
Owen Sound, Juli,10-07

 


Comments

Tue, 28 Oct 2008 16:19:08

yuk hijaukan tanah ini
dan jangan biarkan poho2 tumbang..

 

Wed, 12 Nov 2008 08:20:17

 

Sky(*_*)

Wed, 18 Feb 2009 00:42:50

pesan yang memotivasi, its Good your poetry <_>

 



Leave a Reply

Name (required)
Email (not published)
Website


 

bunga

bunga